Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS KUALITAS LAYANAN LIVIN’ BY MANDIRI MENGGUNAKAN ELETRONIC SERVICE QUALITY DAN KANO (Studi Kasus : PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, KCP Pekanbaru Panam) Sari, Tri Novita; Ahmad, Nofan Hadi; Muti, Asri Amalia
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA Technoscientia Vol 16 No 2 Maret 2024
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Universitas AKPRIND Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34151/technoscientia.v16i2.4621

Abstract

The increasingly rapid competition for digital services in industry 4.0 is no exception in the banking world, encouraging every bank to continue to innovate in its digital services. PT Bank Mandiri as one of the largest banks in Indonesia strives to continue to innovate in its digital services, one of which is Livin' by Mandiri which is useful for making transactions easier for customers anytime and anywhere. However, there are still customer complaints regarding the use of Livin' by Mandiri, including customers at PT Bank Mandiri KCP Pekanbaru Panam demanding quality improvements. Quality analysis of Livin' by Mandiri services using Electronic Service Quality (E-ServQual) and Kano is expected to help in improving the quality of digital services owned by Bank Mandiri. A total of 75 customers as respondents with 28 attributes/questions related to the Livin' by Mandiri, the concluded are "The login feature application with user ID and password before being used by customers for all transactions" is the main service that must be maintained, while the "Cardless Cash Withdrawal Feature Application" is a service that must be prioritized for repairs first.
Standard Operation Procedure for The Laundry Industry by Considering Thaharah from Uncleanness Muti, Asri Amalia; Yuniawati, Ratna Diah; Mustaqim, Mustaqim
Jurnal IPTEK Vol 28, No 1 (2024)
Publisher : LPPM Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.iptek.2024.v28i1.5052

Abstract

In general, the clothing sorting stage is to only separate clothes based on type, color, material and function. Unclean and hadas are not included in the sorting priority. Guaranteeing the quality of products or services is also very clearly stated in article 7 point d of Law no. 8 of 1999 concerning the obligations of business actors to guarantee the quality of goods and/or services produced. In order to prevent fraud by laundry business actors who do not comply with the quality, level, composition, especially the processing process, style or mode as stated on the label or description of goods and/or services, it is necessary to formulate SOPs as a guideline for running a business. The aim of this research is the need for industrial laundry SOPs that consider thaharah, in order to provide confidence and guarantee the quality of service results and raise awareness of consumer protection so that honesty and responsibility can grow. This research has a qualitative approach and validates the SOP document. From the preparation of the SOP, it was recorded that there were 30 activities with a total time of approximately 23,400 seconds or 6.5 hours, the time required was longer than before. Apart from that, there are changes in the sorting process, namely the unclean classification in the first inspection and the color classification in the second classification. The validation result is that the SOP that has been created is in accordance with the thaharah principle. Furthermore, this research can measure work productivity with the aim of increasing efficiency and effectiveness in work processes and time.
Analisis Perancangan Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Minimum Jarak Perpindahan Material di UMKM Tahu Ciracas Sari, Tri Novita; Ahmad, Nofan Hadi; Muti, Asri Amalia; Fil'aini, Raizummi
Jurnal PASTI (Penelitian dan Aplikasi Sistem dan Teknik Industri) Vol 18, No 3 (2024): Jurnal PASTI
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/pasti.2024.v18i3.008

Abstract

Perancangan tata letak fasilitas merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kinerja dan kelangsungan proses produksi. Perancangan ini meliputi pengaturan mesin dan/atau pengaturan departemen/stasiun kerja dalam sebuah perusahaan. Perancangan yang baik dapat mengoptimalkan produktivitas serta meningkatkan kualitas produksi. Hal tersebut dapat dilihat salah satunya dari jarak minimum perpindahan material antar departemen. Jarak perpindahan material dapat ditentukan dengan metode konvensional, algoritma konstruksi, algoritma perbaikan dan algoritma hybrid. Metode konvensional meliputi metode SLP, metode konstruksi meliputi metode ALDEP dan metode algoritma hybrid meliputi metode BLOCPLAN. Belum adanya perancangan tata letak yang optimum di UMKM Tahu Ciracas, menyebabkan penumpukan, penghambatan proses produksi dan biaya material handling yang mahal, sehingga sebanyak sepuluh departemen akan dibuat perancangan tata letaknya. Pada tata letak awal memiliki total jarak perpindahan material antar departemen sebesar 242,6 m/hari setelah dilakukan penelitian diperoleh jarak perpindahan material yang baru dengan metode SLP sebesar 122.6 m/hari, metode ALDEP sebesar 150.4 m/hari dan metode BLOCPLAN sebesar105 m/hari. Metode BLOCPLAN dapat menghemat jarak perpindahan sebesar 57% sehingga menghemat biaya material handling
SIX SIGMA DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KERIPIK PISANG DI PASURUAN Muti, Asri Amalia; Ahmad, Nofan Hadi; Sari, Tri Novita
JURNAL ILMIAH TEKNOLOGI INDSUTRI (SAINTI) Vol 20, No 1 (2023): VOL 20 NO 1 JUNI 2023
Publisher : Politeknik ATI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52759/sainti.v20i1.204

Abstract

Small companies that do not pay attention to product quality will experience marketing problems such as decreased product sales. Therefore, quality control is required for each product. Banana chips, for example, are considered very difficult to manufacture and often experience product defects. The cause of product failure is a weakness of a business today. The cause of this failure is unknown until now. Banana stick production based on data from August to September 2020 shows the number of defective products is approximately 28,875 kg of the total production, which is 323 kg. Therefore this research is intended to determine the factors that affect production defects in banana sticks. While the benefit of this research is to be able to control the factors that affect defects in banana sticks and can later increase profits and work productivity. The Six Sigma method is one of the tools commonly used in product quality control, where the concept of this method is to set quality standards of up to 3.4 rejects per million possibilities. Based on the results of banana chip defect data, it was found that the type of defect was sluggish with a percentage of 61% and the type of defect was burnt with a percentage of 39%. Factors that affect the two defects include human factors, materials, machines. The suggestion from this research is that of the three most influencing factors are humans, materials and machines. Companies need to plan improvements in stages so that in the future these products can achieve lean production.
Perancangan Tabung Biogas Sebagai Upaya Distribusi Untuk Skala Rumah Tangga Menggunakan QFD Muti, Asri Amalia; Faizzah, Mustika Ratnawati; Putri, Putri; Sari, Tri Novita; Ahmad, Nofan Hadi
JUMANTARA: Jurnal Manajemen dan Teknologi Rekayasa Vol 4, No 2 (2025): Juli
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/jumantara.v4i2.2986

Abstract

Penggunaan biogas sebagai sumber energi alternatif di Indonesia memiliki potensi besar dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan memanfaatkan limbah organik. Namun, penggunaan energi biogas sebagai energi alternatif memiliki banyak kendala terutama dalam aspek instalasi dan pendistribusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerimaan masyarakat terhadap desain tabung bejana tekan untuk pengemasan biogas skala rumah tangga serta memastikan kesesuaiannya, terutama pada bagian keamanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quality Function Deployment (QFD), yang diterapkan untuk menerjemahkan kebutuhan dan preferensi masyarakat menjadi spesifikasi teknis tabung yang diinginkan. Data primer dikumpulkan melalui survei dan wawancara kepada pengguna potensial, sementara analisis QFD digunakan untuk menyusun matriks House of Quality (HoQ) sebagai dasar dalam pengembangan desain yang sesuai. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai preferensi masyarakat terkait aspek desain tabung, seperti ukuran, keamanan, dan harga, serta menentukan spesifikasi teknis yang memenuhi standar keselamatan dan kenyamanan. Desain yang diusulkan diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan aksesibilitas penggunaan biogas di tingkat rumah tangga dan mendukung upaya pemerintah dalam pengembangan energi terbarukan.
REDESAIN TROLLEY KANBAN DENGAN ASPEK ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE ERGONOMIC FUNCTION DEPLOYMENT Muti, Asri Amalia; Yuniawati, Ratna Diah Yuniawati
Ekliptika : Jurnal Inovasi Teknologi Berkelanjutan Vol. 4 No. 1 (2023): Terbitan Juli 2023
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55757/ekliptika.v4i1.266

Abstract

Proses pemindahan material dari satu tempat ke tempat yang lain secara efektif serta efisien dalam pengelolaan material di suatu perusahaan sangat diperlukan. Pekerjaan yang dilakukan secara manual melibatkan kegiatan menarik, mendorong, Trolley Kanban yang digunakan di PT X masih kurang ergonomis, sehingga menyebabkan efek samping bagi pengguna Trolley Kanban tidak efektif. Dan efisien. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisa troli kanban yang ergonomis dengan menggunakan metode Ergonomic Function Deployment. Metode Ergonomic Function Deployment (EFD) memudahkan dalam proses perancangan, pembuatan keputusan yang direkam dalam bentuk matriks sehingga dapat dimodifikasi ulang dimasa yang akan datang, untuk mengetahui ergonomis dari suatu hasil rancangan. Hasil yang didapatkan dengan menggunakan metode EFD dapat mengidentifikasi permasalahan yang dilanjutkan perancangan ulang Trolley Kanban dengan perbaikan yaitu penambahan panjang troli menjadi 155 cm, lebar troli 70 cm, tinggi pegangan troli 100 cm, tinggi ruas atas troli 130 cm, tinggi ruas bawah 60 cm. Semua nilai didapatkan sudah ergonomis berdasarkan antropometri tubuh Indonesia.
Enhancing Kiln Reliability in Cement Industry Using RCM II and FMEA Faizzah, Mustika Ratnawati; Muti, Asri Amalia; HarisTanti, Sindy Nindia Maretha
International Journal of Innovation in Mechanical Engineering and Advanced Materials Vol 7, No 3 (2025): Article in Press
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/ijimeam.v7i3.35085

Abstract

This study applies to the Reliability-Centered Maintenance (RCM) II methodology to improve the reliability and cost efficiency of a kiln system in a cement manufacturing plant. Kiln failures are critical because they cause unplanned downtime, reduced productivity, and financial losses. Traditional corrective or time-based maintenance strategies often fail to address the stochastic nature of failures in such high-temperature rotary systems. To overcome this gap, the research integrates Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) with RCM II decision logic to identify and prioritize maintenance actions. The analysis focused on five critical kiln components—crusher cooler, firebrick lining, thrust roller, grate cooler, and main drive—using 12 months of operational data supported by expert interviews and technical manuals. Reliability indicators, including Mean Time to Failure (MTTF), Mean Time to Repair (MTTR), and Mean Time Between Failures (MTBF), were calculated, while Risk Priority Numbers (RPN) were assigned to rank failure modes. Results showed that the crusher cooler had the highest risk, whereas the main drive required the longest repair duration. Implementation of RCM II recommendations increased MTBF by 29–38% across components and reduced maintenance costs by more than 50%. These findings confirm that RCM II provides a practical, data-driven framework for enhancing system availability. The study contributes to maintenance engineering by demonstrating a structured approach that supports risk-informed and condition-based maintenance strategies in continuous-process industries.
Penerapan sistem pemantauan cerdas kelembapan dan derajat keasaman tanah untuk optimalisasi produksi padi berkelanjutan Muti, Asri Amalia; Ma'rifah, Puteri Nurul; Muaziyah, Siti Eneng Sururiyatul
Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M) Vol. 6 No. 4 (2025)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jp2m.v6i4.24275

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Gili Barat dilakukan untuk memperkenalkan sistem cerdas pemantauan kelembapan dan derajat keasaman tanah sebagai upaya peningkatan efisiensi dan produktivitas budidaya padi. Kegiatan ini mencakup sosialisasi dan demonstrasi penggunaan alat kepada kelompok tani, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petani terhadap teknologi pertanian berbasis data. Melalui kegiatan ini, petani memahami prinsip kerja alat serta manfaatnya dalam memantau kondisi tanah secara lebih akurat untuk mendukung pengelolaan air dan pupuk yang efisien. Selain itu, kegiatan ini juga memperkuat kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan petani dalam pengembangan pertanian berbasis teknologi di tingkat desa. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan petani terhadap pemahaman kualitas tanah, yang terbukti dari hasil pretest dan posttest dengan kenaikan rata-rata sebesar 30% dari 20 orang peserta yang sebelumnya memiliki tingkat pemahaman awal sekitar 50%. Peningkatan ini mencerminkan efektivitas metode sosialisasi dan demonstrasi yang diterapkan. Program ini diharapkan menjadi langkah awal menuju penerapan sistem pertanian cerdas yang berkelanjutan serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam aspek ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.