Ro’is, Rachmy Rosyida
Magister Kesehatan Keselamatan Kerja, Universitas Airlangga

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Iklim Keselamatan Kerja dan Program K3 di Proyek Pembangunan Gedung X Surabaya Ro’is, Rachmy Rosyida; Wahyudiono, Yustinus Denny Ardyanto; Bahar, Ria Rezki Ramadhani
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk449

Abstract

One of the factors that can influence workers' compliance with the Occupational Safety and Health program is the safety climate, namely workers' perceptions of managerial commitment related to work safety. Occupational safety climate includes 7 dimensions namely commitment and capability of safety management; empowering safety management; fairness of safety management; workers' commitment to work safety; worker safety priority and intolerance of hazard risks; learning, communication, and innovation; and confidence in the effectiveness of the safety system. So research is needed that aims to determine the conditions of the safety climate and occupational health and safety programs in the X building construction project in Surabaya. This descriptive study involved 30 finishing foremen selected by accidental sampling technique. Data was collected by filling out the NOSACQ-50 questionnaire to workers and interviewing HSE staff regarding the Occupational Health and Safety program at the X Building Construction Project in Surabaya. The results of the analysis showed that there were 4 dimensions that fall into the sufficient category and need improvement, 2 dimensions were in the good category and need a little improvement, and 1 dimension was in the less category and needs a big improvement. Efforts to improve can be made related to building worker participation, outreach related to safety, and program evaluation.Keywords: safety climate; management; occupational health and safety ABSTRAK Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan pekerja terhadap program Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah iklim keselamatan, yaitu persepsi pekerja terhadap komitmen manajerial terkait keselamatan kerja. Iklim keselamatan kerja mencakup 7 dimensi yakni komitmen dan kemampuan manajemen keselamatan; pemberdayaan manajemen keselamatan; keadilan manajemen keselamatan; komitmen pekerja tehadap keselamatan kerja; prioritas keselamatan pekerja dan tidak ditoleranisnya risiko bahaya; pembelajaran, komunikasi, dan inovasi; serta kepercayaan terhadap keefektifan sistem keselamatan kerja. Maka diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kondisi iklim keselamatan dan program kesehatan dan keselamatan kerja di proyek pembangunan gedung X di Surabaya. Studi deskriptif ini melibatkan 30 pekerja mandor finishing yang dipilih dengan teknik accidental sampling. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner NOSACQ-50 kepada pekerja dan wawancara kepada staff HSE terkait program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Proyek Pembangunan Gedung X di Surabaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 4 dimensi yang masuk ke dalam kategori cukup dan butuh peningkatan, 2 dimensi kategori baik dan butuh sedikit peningkatan, serta 1 dimensi kategori kurang dan butuh peningkatan yang besar. Upaya peningkatan dapat dilakukan terkait dengan membangun partisipasi pekerja, sosialisasi terkait keselamatan, dan evaluasi program.Kata kunci:  iklim keselamatan; manajemen; keselamatan dan kesehatan kerja
Pengaruh Unsafe Action terhadap Behavior Based Safety pada Pekerja Proyek Konstruksi di Surabaya Aini, Nur; Ardyanto W., Y. Denny; Ro'is, Rachmy Rosyida; Husaini, Ahmad
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk448

Abstract

Rapid developments in the construction industry make top management of a project pay more attention to workers who are active in the project, especially those related to safety aspects. The problem of work accidents that occur in Indonesia every year is still relatively high. In general, there are two things that cause work accidents, namely unsafe actions and unsafe conditions. Behavior-based safety is one way that can be used to intervene unsafe actions into safe actions in order to get zero injury. This research was conducted with the aim to determine the effect of unsafe action factors on behavior-based safety in construction project workers in Surabaya. This study used a cross-sectional design, involving 30 workers. Data was collected through filling out questionnaires, then analyzed using multiple linear regression tests. The results showed that unsafe action, unsafe action motivation, perceptions of obstacles, regulations and policies, supervision, availability of personal protective equipment and hazard communication simultaneously affect behavior-based safety.Keywords: unsafe action; behavior-based safety; construction workers ABSTRAK Perkembangan pesat industri konstruksi membuat top management pada suatu proyek harus lebih memperhatikan pekerja yang beraktivitas di proyek tersebut, terutama yang berkaitan dengan aspek keselamatan. Permasalahan kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya relatif masih tinggi. Secara umum terdapat dua hal yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja yaitu unsafe action dan unsafe condition. Behaviour-based safety adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengintervensi unsafe action menjadi safe action dalam rangka memperoleh zero injury. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh faktor unsafe action terhadap behaviour-based safety pada pekerja proyek konstruksi di Surabaya. Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional, yang melibatkan 30 pekerja. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, selanjutnya dianalisis menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsafe action, motivasi unsafe action, persepsi terhadap hambatan, peraturan dan kebijakan, pengawasan, ketersediaan alat pelindung diri dan komunikasi bahaya, secara simultan berpengaruh terhadap behavior-based safety.Kata kunci: unsafe action; behavior-based safety; pekerja konstruksi