Fenomena masalah kesehatan mental semakin meningkat setiap tahunnya di kalangan mahasiswa. Mahasiswa penerima beasiswa Tunas Unggul merasakan cemas karena harus menyesuaikan dengan metode pembelajaran dan tugas sebagai penerima beasiswa. Terlebih di kondisi pandemi covid-19 yang menyebabkan mahasiswa kurang bersosialisasi dengan guru dan temannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan kondisi kesehatan mental mahasiswa penerima Beasiswa Tunas Unggul. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling sebanyak 42 responden. Pengumpulan data menggunakan Self Reporting Questionnaire-29 secara online melalui google form. hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak berisiko terjadi gangguan mental emosional yaitu sebanyak 42 responden (68.86%), sedangkan sbagian kecil responden berisiko mengalami gangguan mental emosional sebanyak 19 responden (31.14%). Data tersebut menjadi perhatian bersama bahwa lebih dari seperempat siswa yang berisiko mengalami gangguan kesehatan mental dan perlu dianalisis lebih dalam untuk mengetahui masalah kesehatan mental mahasiswa. Sebagian kecil mahasiswa yang berisiko gangguan mental emosional disebabkan oleh perubahan metode pembelajaran, tekanan pembelajaran, beban dan tugas, serta latar belakang siswa. masalah kesehatan mental yang dialami oleh mahasiswa perlu ditindaklanjuti oleh pihak beasiswa dan pihak universitas untuk meningkatkan kualitas kesehatan mahasiswa. Rekomendasi penelitian ini adalah perlunya penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang menyebabkan gangguan kesehatan mental mahasiswa.