Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kelimpahan Sampah Laut dan Mikroplastik di Pantai Serang, Kabupaten Blitar, Jawa Timur Firdausi, Muhammad Azka Dzikri; Syananta, Citra; Maheswari, Maretha Dewi; Sudono, Chynta Veyra Aulia; Siburian, Andreas Steve Jonathan; Wahyudi, Angger Dwiky; Yona, Defri
JRST (Jurnal Riset Sains dan Teknologi) Volume 8 No. 2 September 2024: JRST
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/jrst.v8i2.21144

Abstract

Pantai Serang merupakan pantai pariwisata yang terletak di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Kegiatan pariwisata ini dapat memicu pencemaran sampah laut. Sampah laut yang mencemari pantai dikategorikan menjadi sampah plastik, kertas, kayu, kain, kaca, logam, karet, dan bahan berbahaya. Sampah plastik yang banyak ditemukan juga dapat terdegradasi menjadi mikroplastik yang dapat dijumpai dengan variasi bentuk, ukuran, dan warna yang beragam. Sampah laut dan mikroplastik dapat menimbulkan efek buruk terhadap lingkungan dan biota laut. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kelimpahan sampah laut dan mikroplastik di Pantai Serang, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Sampel sampah laut dan mikroplastik dikumpulkan dengan metode random sampling pada lima titik sampling yang berbeda menggunakan transek kuadrat. Sampel sampah laut dan mikroplastik dianalisis secara visual berdasarkan jenis dan ukurannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa di Pantai Serang, Kabupaten Blitar, Jawa Timur terdapat sampah laut dan mikroplastik dengan ukuran 1–5 mm atau large microplastic particles (LMP). Sampah laut yang ditemukan didominasi ukuran 5-10 cm. Sampah plastik mendominasi kelimpahan sampah laut di Pantai Serang (75.49%) disusul dengan kertas (18.87%), karet (3.31%), dan lainnya (<1%). Hal ini juga memicu banyaknya pencemaran mikroplastik. Mikroplastik dengan ukuran 1–5 mm yang terdapat pada Pantai Serang, Kabupaten Blitar didominasi jenis foam (57%) yang kemudian disusul dengan fragment (33%) dan film (10%). Kelimpahan sampah laut dan mikroplastik utamanya disebabkan oleh aktivitas antropogenik pariwisata dan perikanan tangkap.
Struktur Komunitas Invertebrata Asosiasi Sampah Laut Organik di Pesisir Kabupaten Malang, Jawa Timur Tiwi, Ayu Laksmi Tita Cindar; Aliviyanti, Dian; Syananta, Citra; Yona, Defri; Dewi, Citra Satrya Utama; Yamindago, Ade
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 23, No 1 (2025): January 2025
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.23.1.113-123

Abstract

Invertebrata laut umumnya ditemukan di wilayah perairan laut terutama area intertidal. Namun, seiring dengan kebutuhan akan makanan dan tempat berlindung, invertebrata laut juga dapat ditemukan di sampah laut organik di daerah pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis invertebrata yang berasosiasi dengan sampah laut organik dan struktur komunitasnya. Penelitian ini dilakukan di Pesisir Kabupaten Malang khususnya Pantai Sendang Biru dan Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap. Sampah organik laut dikumpulkan dari transek garis yang telah ditentukan dengan pengulangan waktu, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis komposisi jenis sampah dan invertebrata laut asosiasinya. Komposisi jenis tertinggi sampah organik laut yaitu daun sebesar 67,80% di Pantai Sendang Biru dan 48,29% di Pelabuhan Pondokdadap. Komposisi berat tertinggi sampah organik laut yaitu sabut kelapa sebesar 46,02% di Pantai Sendang Biru dan 68,08% di Pelabuhan Pondokdadap. Sebanyak empat genus invertebrata laut (Melampus, Littoraria, Ligia, dan Platorchestia) ditemukan berasoasi dengan sampah laut organik di Pantai Sendang Biru, sedangkan sebanyak enam genus (Melampus, Ellobium, Littoraria, Nerita, Ligia, dan Platorchestia) ditemukan berasosiasi dengan sampah laut organik di Pelabuhan Pondokdadap. Indeks keanekaragaman invertebrata yang ditemukan pada kedua wilayah bernilai sedang, komunitas dalam kondisi stabil, dan tidak terdapat spesies yang mendominasi. Analisis korelasi menunjukkan hubungan yang positif antara kepadatan jenis sampah organik laut dengan kelimpahan invertebrata laut. Penelitian ini menunjukkan pentingnya pengelolaan sampah organik di daerah pesisir untuk kelangsungan hidup invertebrata laut. 
Analisis Sampah Laut di Pantai Drop Off dan Batu Niti, Bali Menggunakan Plastic Abundance Index (PAI) Syananta, Citra; Firdausi, Muhammad Azka Dzikri; Maheswari, Maretha Dewi; Sari, Syarifah Hikmah Julinda; Halisah, Kharisma Ayu Zeina; Yona, Defri
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 23, No 2 (2025): March 2025
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.23.2.524-531

Abstract

Sampah laut merupakan residu yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang dapat terakumulasi di pesisir. Sampah laut, terutama kategori plastik memiliki sifat persisten yang sulit diurai di lingkungan, sehingga dapat membahayakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komposisi dan distribusi spasial sampah laut di pesisir Pantai Drop Off dan Pantai Batu Niti, Bali pada bulan Juni dan Agustus 2023. Pengambilan sampah laut dilakukan menggunakan transek 5 x 5 m, yang selanjutnya dianalisis berdasarkan jenis, ukuran, dan kelimpahannya. Sampah laut kategori plastik lebih lanjut dianalisis menggunakan Plastic Abundance Index (PAI). Berdasarkan kelimpahannya, sampah laut yang ditemukan di Pantai Batu Niti sedikit lebih rendah (1,1 ± 0,8 item/m²) dibandingkan di Pantai Drop Off (2,4 ± 1,3 item/m²). Sementara itu, berdasarkan ukurannya sampah laut yang ditemukan di Pantai Batu Niti lebih bervariasi, sedangkan di Pantai Drop Off sampah dengan ukuran 10 cm – 1 m ditemukan lebih mendominasi (49,81%) dibandingkan ukuran lainnya. Pada kedua pantai, jenis plastik ditemukan jauh lebih banyak dibandingkan jenis sampah lainnya, yaitu 87,9% di Pantai Batu Niti dan 67,6% di Pantai Drop Off. Hasil perhitungan Plastic Abudance Index (PAI) menunjukkan bahwa pencemaran plastik di Pantai Batu Niti (13 ± 7,9) dan Pantai Drop Off (17,5 ± 9,5) termasuk kategori sangat tinggi yang diduga karena aktivitas antropogenik berupa kegiatan wisatawan serta konektivitas perairan dengan wilayah permukiman terhadap kegiatan perikanan. Temuan ini menekankan perlunya strategi pengelolaan limbah yang lebih baik, terutama di kawasan wisata dan permukiman pesisir, untuk mengurangi pencemaran plastik.