Pantai selatan Jawa merupakan kawasan yang rentan terhadap tsunami karena berbatasan langsung dengan zona subduksi antara Lempeng Eurasia dan Lempeng Australia. Kejadian tsunami telah melanda beberapa wilayah di Indonesia dan menyebabkan kerugian yang cukup besar, baik korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur. Oleh karena itu, upaya mitigasi risiko bencana perlu diterapkan di wilayah-wilayah rawan bencana di Indonesia, salah satunya melalui pemetaan kerentanan tsunami dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kerentanan wilayah pesisir pariwisata di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi terhadap tsunami berdasarkan beberapa parameter, yaitu kemiringan lahan, elevasi daratan, penggunaan lahan, serta jarak dari garis pantai dan sungai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiringan lahan di wilayah penelitian berkisar antara 3-5%, yang termasuk dalam kategori rentan terhadap genangan tsunami, dengan elevasi kurang dari 10 meter. Penggunaan lahan di wilayah ini didominasi oleh kawasan hutan yang dikategorikan tidak rentan. Namun, terdapat sungai yang bermuara di laut, yang memungkinkan gelombang tsunami menjangkau lebih jauh ke daratan melalui aliran sungai. Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode Weighted Overlay Analysis, wilayah pesisir Desa Sumberagung diklasifikasikan ke dalam kategori kurang rentan(48.2%), rentan (28.6%), dan sangat rentan (11.0%). Meskipun wilayah dengan kategori sangat rentan memiliki luas yang lebih kecil, area ini merupakan kawasan yang padat penduduk dan menjadi penunjang destinasi wisata utama di Banyuwangi, yaitu Pulau Merah.Hasil penelitian ini mengindikasikan pentingnya mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap potensi kejadian Tsunami di wilayah resiko tinggi seperti di lokasi kajian. The southern coast of Java is highly susceptible to tsunamis due to its direct adjacency to the subduction zone between the Eurasian and the Australian Plates. Indonesia has faced multiple tsunami events, resulting in severe casualties and extensive damage to infrastructure. Therefore, it is imperative that effective disaster risk mitigation strategies are implemented in vulnerable regions in Indonesia, particularly through comprehensive tsunami vulnerability mapping using Geographic Information Systems (GIS). This study decisively evaluates the vulnerability of coastal tourism areas in Sumberagung Village, Pesanggaran District, Banyuwangi Regency, to tsunamis. The analysis is based on critical parameters, including land slope, elevation, land use, and distance from the coastline and rivers. The results show that the land slope in the study area ranges from 3-5%, categorizing it as vulnerable, with elevations under 10 meters. The predominant land use consists of forest areas, classified as not vulnerable, however, the existence of rivers flowing into the sea significantly increases the risk of tsunami-invading rivers. Employing the Weighted Overlay Analysis method, we classified the coastal areas of Sumberagung Village into three categories: less vulnerable (48.2%), vulnerable (28.6%), and very vulnerable (11.0%). Notably, despite the relatively small size of the very vulnerable category, it is densely populated and includes Pulau Merah, one of Banyuwangi’s premier tourist destinations. This analysis underscores the urgent need for informed planning and effective disaster preparedness in these high-risk areas.