Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Profil Farmakokinetika: Interaksi Obat Antara Obat Generik Captopril 25 mg Dan Cefixime 200 mg Dengan Metode Disolusi Husna, Hafizatul; Andriani, Dwi Ika; Fitriyadi; Aryzki, Saftia
Sains Medisina Vol 3 No 6 (2025): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/snsmed.v3i6.778

Abstract

Pemberian obat secara oral merupakan rute yang paling umum digunakan karena kemudahannya. Namun demikian, keterbatasan bioavailabilitas sering kali menjadi kendala, terutama disebabkan oleh kelarutan dan permeabilitas obat yang rendah. Captopril, suatu obat antihipertensi yang efektif, memiliki bioavailabilitas oral sebesar 60–75%, sedangkan cefixime, antibiotik generasi ketiga, menunjukkan bioavailabilitas yang lebih rendah, yaitu sekitar 30–50%, dengan kelarutan dalam air yang rendah. Interaksi antar obat berpotensi memengaruhi efikasi maupun keamanan terapi, sehingga penting untuk dievaluasi. Profil disolusi in vitro dapat memberikan gambaran awal mengenai potensi bioavailabilitas serta menjadi acuan dalam memprediksi performa farmakokinetik suatu sediaan dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi serta membandingkan profil disolusi sediaan generik captopril 25 mg dan cefixime 200 mg, baik secara terpisah maupun dalam bentuk kombinasi, guna mengidentifikasi potensi interaksi yang dapat memengaruhi bioavailabilitasnya. Penelitian dilakukan secara eksperimental in vitro di laboratorium. Hasil menunjukkan bahwa disolusi captopril tunggal memperlihatkan pola yang fluktuatif dengan peningkatan konsentrasi seiring waktu, sedangkan cefixime menunjukkan profil disolusi yang relatif stabil. Kombinasi kedua obat menyebabkan penurunan terhadap laju disolusi captopril, sementara disolusi cefixime tidak mengalami perubahan signifikan. Disimpulkan bahwa kombinasi captopril dan cefixime berpotensi menimbulkan interaksi fisikokimia yang dapat menghambat disolusi captopril. Temuan ini penting untuk dipertimbangkan dalam praktik klinik guna mencegah penurunan efektivitas terapi captopril akibat penggunaan bersamaan dengan cefixime.
Identifikasi Kandungan Natrium Benzoat pada Roti Berselai dengan Kualitatif Pereaksi Warna dan Kuantitatif Spektrofotometer UV Alawiyah, Tuti; Wardhani, Dhea; Nigsih, Gusria Surya; Andriani, Dwi Ika; Amanda, Era Dea; Anugrahni, Chindy Monica; Fitriyadi, Fitriyadi
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsumen memiliki hak untuk mengetahui bahan-bahan yang terkandung dalam makanan yang mereka konsumsi, termasuk bahan pengawet seperti natrium benzoat. Penelitian mengenai identifikasi natrium benzoat dalam roti berselai tidak hanya berdampak pada keamanan konsumen, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan pedoman regulasi yang lebih baik dan praktik industri makanan yang lebih aman.Metode penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium untuk mengidentifikasi kualitatif dan kuantitatif kandungan Natrium Benzoat pada sampel roti berselesai yang tidak bermerek. Hasil pengujian kualitatif dengan pereaksi FeCl3 5% menunjukkan hasil positif dengan perubahan warna menjadi kuning kecoklatan, sedangkan pengujian dengan pereaksi NaOH 10% menunjukkan hasil negatif. Analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan bahwa kadar natrium benzoat dalam sampel adalah 22.130 ppb, yang masih berada di bawah batas maksimum yang diizinkan oleh peraturan kesehatan Indonesia, yaitu 1 g/kg menurut Permenkes RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988 dan 400 mg/kg menurut Permenkes RI Nomor 33 Tahun 2012. Roti berselai tidak bermerk yang beredar di Banjarmasin Utara aman untuk dikonsumsi.
Perbandingan Keefektifan Reagen Untuk Menentukan Kadar Flavonoid Total pada Kulit Biji Kacang Hijau (Vigna radiate L.) Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis Andriani, Dwi Ika; Hidayah, Nur; Alawiyah, Tuti
RIGGS: Journal of Artificial Intelligence and Digital Business Vol. 4 No. 4 (2026): November - January
Publisher : Prodi Bisnis Digital Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/riggs.v4i4.3740

Abstract

Kulit biji kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan limbah pertanian yang belum banyak dimanfaatkan, padahal diketahui mengandung senyawa flavonoid dengan potensi kuat sebagai antioksidan. Untuk mendukung pengembangan pemanfaatannya sebagai sumber bahan alam, penetapan kadar flavonoid total menjadi langkah penting. Reagen aluminium klorida (AlCl₃) secara luas digunakan dalam analisis flavonoid karena kemampuannya membentuk kompleks stabil dengan senyawa flavonoid. Namun, alternatif reagen seperti aluminium nitrat (Al(NO₃)₃) masih jarang diteliti sehingga perlu dilakukan evaluasi efektivitasnya. Penelitian ini bertujuan membandingkan efektivitas reagen AlCl₃ dan Al(NO₃)₃ dalam menentukan kadar flavonoid total pada ekstrak kulit biji kacang hijau menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Ekstraksi sampel dilakukan melalui metode maserasi menggunakan etanol 96%. Penetapan kadar flavonoid total memanfaatkan standar kuersetin serta pembentukan kompleks warna dengan reagen AlCl₃ dan Al(NO₃)₃ yang dikombinasikan dengan natrium asetat. Absorbansi kemudian diukur pada panjang gelombang maksimum yang sesuai untuk masing-masing reagen. Metode analisis selanjutnya divalidasi melalui uji linearitas, akurasi, presisi, serta penentuan LOD dan LOQ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AlCl₃ menghasilkan absorbansi dan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan Al(NO₃)₃, sehingga memberikan hasil pengukuran yang lebih akurat dan representatif. Uji validasi juga menunjukkan bahwa metode memiliki linearitas dan presisi yang baik untuk kedua reagen. Dengan demikian, AlCl₃ dinyatakan lebih efektif dalam penentuan kadar flavonoid total pada kulit biji kacang hijau. Temuan ini menguatkan potensi pemanfaatan limbah kulit biji kacang hijau sebagai sumber bahan baku alami bernilai guna.