Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

DETERMINAN PENOLAKAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASETAT (IVA TEST) PADA PASANGAN USIA SUBUR DI DESA KABIRAAN KECAMATAN ULUMANDA KABUPATEN MAJENE TAHUN 2023: Determinan of Refusal to Acetace Visual Inspection Examination (IVA Test) in Couple of Fertilizing Age in Kabiraaan Village Ulumanda District, Majene District, 2023 Immawanti; Latif, Abdul; Pattola; Pallu, Hamsia
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 10 No. 2 (2024): JIKep | Juni 2024
Publisher : UPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v10i2.2117

Abstract

Pendahuluan : Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus (HPV) dan menyerang organ reproduksi perempuan. Kanker serviks dapat dideteksi dini melalui pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA test). Pemeriksaan IVA dapat dilakukan secara mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama pada hasil pemeriksaan. Pemeriksaan IVA dilakukan pada pasangan Usia Subur (PUS) yang berusia mulai 15 – 49 tahun, khususnya pada perempuan yang aktif secara seksual. Observasi awal yang dilakukan bahwa sebagian besar perempuan menolak melakukan pemeriksaan IVA. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui determinan penolakan pemeriksaan IVA pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Kabiraan Kecamatan Ulumanda. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitaif dengan desain deskriptif analitik. Sampel dalam penelitian ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS) dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling, jumlah sampel yang digunakan sebanyak 178. Hasil:  Penelitian ini didapatkan determinan penolakan PUS melakukan pemeriksaan IVA antara lain karena Pengetahuan, Sikap, Dukungan Suami dan Keluarga, Dukungan Petugas Kesehatan, Akses Informasi dan Akses ke tempat pelayanan Kesehatan.
Pengaruh pendidikan kesehatan berbasis audiovisual tentang pencegahan dini stunting terhadap tingkat pengetahuan remaja putri: The effect of audiovisual-based health education on early prevention of stunting on the knowledge level of female adolescence Adhisty, Weny Anggraini; Immawanti; Dominggus, Setiawati
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 11 No. 1 (2025): JiKep | Februari 2025
Publisher : UPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v11i1.2370

Abstract

Kurangnya pengetahuan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya stunting oleh karena itu perlu dilakukan pendidikan kesehatan sejak usia dini seperti pada remaja putri. Untuk meningkatkan pengetahuan tersebut dapat dilakukan pendidikan kesehatan berbasis audiovisual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan berbasis audiovisual tentang pencegahan dini stunting terhadap tingkat pengetahuan remaja putri. Desai penelitian menggunakan Quasi eksperimen dengan rancangan pre and post without control. Populasi dalam penelitian ini yaitu remaja putri sebanyak 64 orang dengan jumlah sampel 55 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Analisis yang digunakan yaitu uji Wilcoxon. Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan berbasis audiovisual memiliki pengaruh dalam meningkatkan pengetahuan remaja putri dimana terjadi peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan berbasis audiovisual. Pendidikan berbasis audiovisual terbukti memberikan dampak positif yang besar terhadap pemahaman remaja putri. Diåperlukan implementasi program secara rutin di sekolah dan penyediaan fasilitas yang memadai.
Pemeriksaan Kesehatan dan Intervensi Stunting Pada Balita di Dusun Paredeang Desa Kurma Kecamatan Mapilli Kab. Polewali Mandar Immawanti; Munir, Wahida; Mandariati
STIKes BBM Mengabdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): STIKES BBM Mengabdi
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Bangsa Majene

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56467/bbm.v3i1.461

Abstract

Stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi kronis, telah menjadi perhatian global dalam bidang kesehatan dan pembangunan. Dampak jangka panjang stunting tidak hanya terlihat dalam pertumbuhan fisik yang terhambat, tetapi juga dalam dampak kognitif dan sosial yang berkelanjutan. Intervensi stunting dengan pemberian telor adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi masalah stunting pada anak-anak. Dengan memberikan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang, anak-anak dapat tumbuh sehat dan cerdas. Tujuan dari program ini adalah memberikan kontribusi dalam mengurangi angka stunting melalui pemberian paket telur sebagai sumber nutrisi kunci. Identifikasi jumlah peserta yang hadir mengikuti kegiatan ini sebanyak 20 orang anak balita dengan rentang usia 13 – 59 bulan yang bertempat tinggal di dusun Paredeang Desa Kurma Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar. Peserta yang hadir merupakan anak balita yang teridentifikasi mengalami stunting. Keseluruhan peserta dilakukan pemeriksaan kesehatan dan telah diberikan intervensi stunting melalui pemberian paket telor. Hasil yang diperoleh terjadi peningkatan berat badan anak balita yang diberikan paket telur melalui evaluasi pada akhir bulan kegiatan. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi perubahan pola masyarakat untuk menggalakkan kebiasaan komsumsi telor setiap hari dan peningkatan asupan gizi sebagai salah satu upaya pencegahan stunting.
Enhacing Maternal Competence In Preventing Stunting Through Local Food-Based Complementary Feeding: A Quasi-Experimental Study In West Sulawesi, Indonesia Evawaty; Harli, Kurnia; Adhisty, Weny Anggraini; Fauziah; Nurwahita; Immawanti
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 11 No 2 (2025): August 2025
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v11i2.2024

Abstract

Stunting remains a major public health concern in Indonesia, particularly among children under five. A key contributing factor is limited maternal competence, including insufficient knowledge of the appropriate age to introduce complementary feeding, poor understanding of dietary variety, and inconsistent feeding practices. This study aimed to evaluate the effectiveness of two educational interventions—cooking demonstrations and emotional demonstrations (emo-demo)—in improving maternal knowledge, attitudes, and practices regarding local food-based complementary feeding. A quasi-experimental study was conducted in Majene Regency, West Sulawesi, involving 184 mothers of children aged 6–24 months. Participants were randomly assigned to either the cooking demonstration group or the emo-demo group. Data were collected at baseline and during three follow-up time points. Maternal competence was assessed using validated indicators covering knowledge, attitude, and behavior. Data analysis employed repeated measures ANOVA, the Friedman test, and Generalized Estimating Equations (GEE). Both interventions significantly improved maternal competence. However, the cooking demonstration group consistently achieved higher mean scores in all post-intervention assessments (p < 0.001). Improved maternal behavior was positively associated with weight-for-age in children, although no significant associations were found with height-for-age or weight-for-height indicators. Contextual, interactive, and hands-on educational approaches such as cooking demonstrations proved more effective in enhancing maternal competence for stunting prevention. Integrating culturally relevant, food-based learning into community health programs offers a promising and sustainable strategy to improve child nutrition, especially in regions rich in local food resources. Moreover, these educational interventions may also be incorporated into health education curricula at various academic levels to strengthen future health professionals’ competencies in nutrition promotion and stunting prevention.
Pengaruh “Senam Ergonomik” Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia yang mengalami Hipertensi ichaAisyah, Aisyah; Immawanti; Pattola; Imran Yaman; St. Hawa
Journal Kiara : Nursing and Midwifery Vol. 2 No. 1 (2025): Journal Kiara : Nursing and Midwifery - Advancing Sustainability Future Nursing
Publisher : Journal Kiara : Nursing and Midwifery

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Salah satu upaya untuk mengatasi hipertensi dengan pengobatan non farmakologi, salah satunya dengan melakukan senam ergonomik. Senam Ergonomik adalah rangakain gerakan yang dapat mengembalikan posisi dan kelenturan system saraf dan aliran darah yang dikombinasi dengan teknik pernapasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam ergonomik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Lingkungan Tanangan. Jenis penelitian ini adalah penelitian Pra-Eksperimental dengan One Gruop Pre Test Design. Tehnik sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling dan di dapatkan 18 responden. Pemberian intervensi selama 25 menit sekali setiap hari selama 5 hari berturut-turut. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata tekanan darah sistolik sebelum melakukan senam ergonomik 154,94 mmHg dan sesudah melakukan senam ergonomik nilai rata-rata tekanan darah sistolik menjadi 125,22 mmHg. Ditemukan juga Tekanan darah responden sebelum senam ergonomik sebagian besar pada hipertensi ringan dan sedang dan setelah melakukan senam ergonomik tekanan darah responden berada pada tekanan normal dan normal tinggi dan tidak ada lagi hipertensi ringan dan sedang. Hasil uji statistik setelah menggunakan uji Wilcoxom Signed Rank menunjukkan nilai p=0,0001 sehingga dapat simpulkan ada pengaruh senam ergonomik terhadap penurunan tekanan darah lansia. Diharapkan pendampingan atau pelatihan dari tenaga kesehatan atau instruktur senam yang kompeten serta dukungan dari pemerintah setempat dan keluarga lansia dalam menyediakan fasilitas, sarana, dan motivasi bagi para lansia agar tetap aktif mengikuti kegiatan senam, salah satunya senam ergonomic