Adhisty, Weny Anggraini
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Work Engagement di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Majene Yanti, Pipin Krisna; Mursid, Aco; Maryati, Maryati; Husaeni, Hermin; Muzdalia, Ika; Adhisty, Weny Anggraini; r, Muhammad Amin; Evidamayanti, Evidamayanti
Journal Nursing Care Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Gorontalo Vol 10, No 2 (2024): JOURNAL NURSING CARE
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jnc.v10i2.1147

Abstract

 ABSTRACT Background: Work Engagement is an attitude or condition of a person who has a positive attitude regarding his behavior at work which is indicated by increased performance at a higher level and commitment to the organization or work. Work Engagement is characterized by vigor, dedication, and absorption in work.Purpose: The aim of this research is to determine the relationship between nurse characteristics and work engagement. Methods: This type of research is quantitative research with a cross-sectional approach. The number of samples in this study was 168 respondents who were determined based on the Slovin formula and selected using the Stratified Random Sampling technique. Results: The research results based on the chi-square test show that there is no significant relationship between nurse characteristics and work engagement in working in hospitals. However, there was a significant relationship between nurse characteristics and employment status and work engagement (p=0.008), especially vigor (p=0.001) and Working Time with absorption (p=0.039). Conclusion: The conclusion of this study shows that nurses still need to maintain and maintain the quality of their service to their work because someone can feel attached to their work if they enjoy their work, are confident in their work and are committed to their work. ABSTRAKLatar Belakang : Keterikatan Kerja merupakan suatu sikap atau kondisi seseorang yang memiliki sikap positif terhadap perilakunya di tempat kerja yang ditunjukkan dengan peningkatan kinerja pada level yang lebih tinggi dan komitmen terhadap organisasi atau pekerjaan. Keterikatan Kerja ditandai dengan semangat, dedikasi, dan konsentrasi dalam bekerja.Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perawat dengan keterikatan kerja.Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 168 responden yang ditentukan berdasarkan rumus Slovin dan dipilih menggunakan teknik Stratified Random Sampling.Hasil : Hasil penelitian berdasarkan uji chi-square menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik perawat dengan work engagement pada perawat yang bekerja di rumah sakit. Namun, terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik perawat dengan status kepegawaian dan work engagement (p=0,008), terutama vigor (p=0,001) dan Lama Kerja dengan absorption (p=0,039).Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa perawat tetap perlu menjaga dan mempertahankan mutu pelayanannya terhadap pekerjaannya karena seseorang dapat merasa terikat dengan pekerjaannya jika ia menyenangi pekerjaannya, yakin dengan pekerjaannya dan berkomitmen terhadap pekerjaannya.
Pengaruh pendidikan kesehatan berbasis audiovisual tentang pencegahan dini stunting terhadap tingkat pengetahuan remaja putri: The effect of audiovisual-based health education on early prevention of stunting on the knowledge level of female adolescence Adhisty, Weny Anggraini; Immawanti; Dominggus, Setiawati
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 11 No. 1 (2025): JiKep | Februari 2025
Publisher : UPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v11i1.2370

Abstract

Kurangnya pengetahuan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya stunting oleh karena itu perlu dilakukan pendidikan kesehatan sejak usia dini seperti pada remaja putri. Untuk meningkatkan pengetahuan tersebut dapat dilakukan pendidikan kesehatan berbasis audiovisual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan berbasis audiovisual tentang pencegahan dini stunting terhadap tingkat pengetahuan remaja putri. Desai penelitian menggunakan Quasi eksperimen dengan rancangan pre and post without control. Populasi dalam penelitian ini yaitu remaja putri sebanyak 64 orang dengan jumlah sampel 55 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Analisis yang digunakan yaitu uji Wilcoxon. Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan berbasis audiovisual memiliki pengaruh dalam meningkatkan pengetahuan remaja putri dimana terjadi peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan berbasis audiovisual. Pendidikan berbasis audiovisual terbukti memberikan dampak positif yang besar terhadap pemahaman remaja putri. Diåperlukan implementasi program secara rutin di sekolah dan penyediaan fasilitas yang memadai.
HEALTH LITERACY LEVEL IBU HAMIL USIA REMAJA DAN DEWASA AWAL DI KABUPATEN MAJENE Adhisty, Weny Anggraini; Damayanti, Risna; Marisa, Elsa; Ishak, Ishak; Andini, Sri; Juita, Juita
Jurnal Delima Harapan Vol 12 No 1 (2025): Maret
Publisher : AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31935/delima.v12i1.284

Abstract

Latar belakang: Health Literacy merupakan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan masyarakat sehingga perlu mengakses, memahami, mengevaluasi dan menerapkan informasi kesehatan dengan tujuan untuk membuat keputusan terkait pemeliharaan kesehatan. Selama kehamilan, health literacy ibu hamil merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan. Kehamilan di usia remaja dan dewasa awal merupakan salah satu contoh kondisi Health Literacy sangat penting, karena pada fase ini perilaku ibu hamil sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan ibu dan janin. Ibu hamil usia remaja dan dewasa awal yang tidak memiliki Health Literacy yang cukup cenderung memiliki kesenjangan terhadap kesiapan prenatal. Hal ini merupakan salah satu penyumbang Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran Health Literacy Level Ibu Hamil Usia Remaja dan Dewasa Awal di Kabupaten Majene. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jumlah populasi sebesar 748 Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Lembang, Puskesmas Pamboang, serta Puskesmas Sendana adapun Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling dan didapatkan 115 responden. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa sebesar 52 responden (45,2%) mengalami Health Literacy Level “bermasalah”. Mayoritas responden tersebut memiliki riwayat pendidikan SMA, tidak bekerja, status paritas Primipara dengan usia kehamilan trimester II. Hasil evaluasi menggunakan item pertanyaan didapatkan mayoritas responden mengalami keterbatasan dalam memahami informasi kesehatan dari media, kesulitan dalam menentukan suatu keputusan kesehatan, serta sulit dalam Menilai perilaku kesehatan sehari-hari yang berhubungan dengan kondisi kesehatan. Kesimpulan : Hasil analisa menunjukkan gambaran Health Literacy Level Ibu Hamil Usia Remaja dan Dewasa Awal di Kabupaten Majene mayoritas masih dalam kategori bermasalah.
Enhacing Maternal Competence In Preventing Stunting Through Local Food-Based Complementary Feeding: A Quasi-Experimental Study In West Sulawesi, Indonesia Evawaty; Harli, Kurnia; Adhisty, Weny Anggraini; Fauziah; Nurwahita; Immawanti
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 11 No 2 (2025): August 2025
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v11i2.2024

Abstract

Stunting remains a major public health concern in Indonesia, particularly among children under five. A key contributing factor is limited maternal competence, including insufficient knowledge of the appropriate age to introduce complementary feeding, poor understanding of dietary variety, and inconsistent feeding practices. This study aimed to evaluate the effectiveness of two educational interventions—cooking demonstrations and emotional demonstrations (emo-demo)—in improving maternal knowledge, attitudes, and practices regarding local food-based complementary feeding. A quasi-experimental study was conducted in Majene Regency, West Sulawesi, involving 184 mothers of children aged 6–24 months. Participants were randomly assigned to either the cooking demonstration group or the emo-demo group. Data were collected at baseline and during three follow-up time points. Maternal competence was assessed using validated indicators covering knowledge, attitude, and behavior. Data analysis employed repeated measures ANOVA, the Friedman test, and Generalized Estimating Equations (GEE). Both interventions significantly improved maternal competence. However, the cooking demonstration group consistently achieved higher mean scores in all post-intervention assessments (p < 0.001). Improved maternal behavior was positively associated with weight-for-age in children, although no significant associations were found with height-for-age or weight-for-height indicators. Contextual, interactive, and hands-on educational approaches such as cooking demonstrations proved more effective in enhancing maternal competence for stunting prevention. Integrating culturally relevant, food-based learning into community health programs offers a promising and sustainable strategy to improve child nutrition, especially in regions rich in local food resources. Moreover, these educational interventions may also be incorporated into health education curricula at various academic levels to strengthen future health professionals’ competencies in nutrition promotion and stunting prevention.