Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau Terhadap Produksi Asi Ibu Menyusui Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Pejamben Wilayah Kerja Puskesmas Carita Kabupaten Pandeglang Tahun 2024 Marbun, Henny Theresia; Anwar, Ade; Mardianti, Lina; Amelia, Rosni
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 16 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v16i1.2225

Abstract

Latar belakang : Air Susu Ibu (ASI) merupakansumber nutrisi yang paling ideal dan makanan terbaikbagi bayi. ASI sebaiknya diberikan kepada bayisetidaknya hingga usia 6 bulan dan dapat diteruskanhingga usia 2 tahun. ASI mengandung zat pelindung, dan pemberian ASI eksklusif berarti hanyamemberikan ASI tanpa tambahan cairan lain sepertisusu, air, jus jeruk, dan sebagainya. Sari KacangHijau adalah minuman yang mengandunglaktagogum, yaitu zat yang dapat meningkatkan dan memperlancar produksi ASI. Tujuan : untuk mengetahui perbedaan produksi ASI pada ibu menyusui bayi 0-6 bulan sebelum dan sesudah meminum Sari Kacang Hijau di Desa Pejamben Wilayah kerja Puskesmas Carita KabupatenPandeglang Tahun 2024. Metode : Penelitian ini adalah penelitian kuantitatifdengan metode eksperimen semu (quasi-experimental) menggunakan desain one group pretest-posttest. Hasil : Berdasarkan uji Wilcoxon didapati p-velue = 0,002 < 0,05. Ini menunjukan Ha diterima, terdapatPengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau TerhadapProduksi ASI Ibu Menyusui Bayi Usia 0-6 Bulan Di Desa Pejamben Wilayah kerja Puskesmas Carita Kabupaten Pandeglang Tahun 2024. Kesimpulan: pemberian Sari Kacang Hijau sangat kuat pengaruhnya untuk memproduksi ASI pada ibumenyusui bayi 0-6 bulan. Saran: menjadi salah satu pertimbangan bagiresponden untuk menjadikan sari kacang hijausebagai pilihan untuk menambah produksi ASI pada ibu menyusui. Kata kunci: Sari Kacang Hijau, Produksi ASI.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Pratek Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Nembol Wilayah Kerja Puskesmas Mandalawangi Tahun 2024 Zuniawati S, Lilis; Marbun, Henny Theresia; Anwar, Ade; Putri, Riska Mitalia
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 16 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v16i2.2230

Abstract

Payudara adalah sel-sel yang tumbuh dan berkembang tanpa terkendali sehingga dapat menyebar diantara jaringan atau organ terdekat payudara atau kebagian tubuh lainnya. Penyakit kanker payudara dapat menyebabkan kematian, yang ditandai dengan benjolan atau penebalan pada payudara. Kanker payudara terjadi ketika sel-sel tumbuh secara abnormal di kelenjar susu pada payudara wanita usia subur. Mengetahui faktor yang mempengaruhi praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur (WUS) di desa Nembol, wilayah kerja Puskesmas Mandalawangi Tahun 2024. Penelitian ini menggunakan metode analitik kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. Adapun variabel usia WUS, pendidikan WUS, dukungan keluarga dan tingkat pengetahuan WUS Berdasarkan uji Chi-Square test didapatkan hasil statistic pada variabel berdasarkan usia , terdapat 85,4% dengan kelompok usia resiko kecil (<35 tahun) dan 14,6% dengan usia resiko besar (35-49 tahun), berdasarkan tingkat pendidikan umumnya pada kategori pendidikan dasar (SD,SMP) 36,5%, pendidikan menengah (SMA) 36,5% dan tingkat pemdidikan pada jenjang perguruan tinggi sebesar 1%, berdasarkan dukungan keluarga, terdapat 97,4% tidak mendapatkan dukungan keluarga dan sisanya 2,6% mendapatkan dukungan keluarga, berdasarkan tingkat pengetahuan terhadap praktek pemeriksaan SADARI diperoleh data sekitar 69,3% tingkat pengetahuan kurang, 72,4% pengetahuan cukup, 8,3% pengetahuan baik. Didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dan pendidikan WUS dengan praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) P value (>0,05), pengetahuan dan dukungan keluarga terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan , dukungan keluarga dengan praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). P value (<0,05). Introduction: Breasts are cells that grow and develop uncontrollably so that they can spread between tissues or organs closest to the breast or to other parts of the body. Breast cancer can cause death, which is characterized by a lump or thickening in the breast. Breast cancer occurs when cells grow abnormally in the mammary glands in the breasts of women of childbearing age.Objective: To determine the factors that influence the practice of breast self-examination (SADARI) in women of childbearing age (WUS) in Nembol village, Mandalawangi Health Center working area in 2024. Method: This research uses quantitative analytical methods, with a cross sectional approach. The variables are WUS age, WUS education, WUS knowledge and family support. Results: Based on the Chi-Square test, statistical results were obtained on variables based on age, there were 85.4% with a low risk age group (<35 years) and 14.6% with a high risk age (35-49 years), based on general education level in the basic education category (SD, SMP) 36.5%, secondary education (SMA) 36.5% and education level at the tertiary level of 1%, based on family support, there were 97.4% who did not get family support and the remaining 2.6% received family support, based on the level of knowledge of SADARI examination practices, data was obtained about 69.3% of knowledge was lacking, 72.4% had sufficient knowledge, 8.3% had good knowledge. Conclusion: There was no significant relationship between the age and education of WUS with the practice of breast self-examination (SADARI) P value (>0.05), knowledge and family support there was a significant relationship between knowledge, family support with the practice of breast self-examination (SADARI). P value (<0.05).
Gambaran Karakteristik Kejadian Anemia Pada Kehamilan Di PKM Cikande Tahun 2019 Marbun, Henny Theresia; Sari, Dwinda
Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima Vol. 3 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.834 KB) | DOI: 10.60010/jikd.v3i1.40

Abstract

Latarbelakang : Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama pada negara berkembang dengan tingkat kesakitan tinggi pada ibu hamil. Ibu hamil dengan anemia di Indonesia adalah 70% artinya dari 10 orang ibu hamil ada 7 orang yang menderita anemia dalam kehamilan. Menurut data Riset Kesehatan Dasar pada Tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37% mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebanyak 24,5%. (Kemenkes RI, 2014). Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran karakteristik kejadian Anemia pada kehamilan di PKM Cikande tahun 2019 periode Januari sampai dengan Desember 2019”. Metode : Jenis penelitian ini bersifat metode deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional. Penelitian cross sectional merupakan salah satu design penelitian atau sebagai metodelogi penelitian sosial dengan melibatkan lebih dari satu kasus dalam sekali olah dan juga melibatkan beberapa variabel untuk melihat pola hubungannya. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan saat penelitian. Hasil penelitian : Data yang diperoleh pada kejadian anemia dalam kehamilan dengan hasil paling tinggi yaitu umur 20-35 tahun sebanyak 56 orang ibu hamil (62,2%) dan pada umur ?35 tahun sebanyak 30 orang ibu hamil (33,3%) yang mengalami anemia dalam kehamilan. Karakteristik kejadian anemia pada kehamilan terhadap distribusi frekuensi variabel paritas ditemukan 2-4x melahirkan sebanyak 58 orang ibu hamil (64,4%) mengalami anemia dalam kehamilan. Sedangkan pada paritas 1x melahirkan sebanyak 25 orang ibu hamil (27,8%) yang mengalami anemia dalam kehamilan. Karakteristik kejadian anemia pada kehamilan terhadap distribusi frekuensi variabel pekerjaan ditemukan pekerjaan IRT (ibu rumah tangga) sebanyak 77orang ibu hamil (85,5%) mengalami anemia dalam kehamilan. Sedangkan pada pekerjaan karyawan/buruh sebanyak 13 orang ibu hamil (14,5%) yang mengalami anemia dalam kehamilan. Karakteristik kejadian anemia pada kehamilan terhadap distribusi frekuensi variabel lila ditemukan lila ? 23,5 cm sebanyak 83 orang ibu hamil (92,2%) mengalami anemia dalam kehamilan. Sedangkan pada lila ? 23,5 cm sebanyak 7 orang ibu hamil (7.8%) yang mengalami anemia dalam kehamilan. karakteristik kejadian anemia pada kehamilan terhadap distribusi frekuensi variabel usia kehamilan ditemukan usia kehamilan 13 minggu – 28 minggu (trimester II) sebanyak 61 orang ibu hamil (67,8%) mengalami anemia dalam kehamilan. Sedangkan pada usia kehamilan 29 minggu – 40 minggu sebanyak 20 orang ibu hamil (22,2%) yang mengalami anemia dalam kehamilan. Kesimpulan dan Saran : Pada ibu hamil diharapkan memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan minimal 4 kali selama kehamilan. Dan lebih baik lagi pemeriksaan kehamilan setiap bulan selama kehamilan. Dan bila ditemukan penyulit atau komplikasi dalam kehamilan bisa memeriksakan kehamilan setiap 2 minggu sekali yang bertujuan untuk mendeteksi secara dini penyulit dan komplikasi terhadap kehamilan ibu. Pada tenaga kesehatan diharapkan agar memberikan pelayanan kebidanan pada antenatal care dengan ANC Terpadu yaitu dengan 10 T. Pada fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan khususnya kesehatan ibu dan anak melalui diadakan kelas ibu hamil secara rutin, pemberian makan tambahan bagi ibu hamil yang terdeteksi KEK dan anemia dalam kehamilan, pemeriksaan laboratorium sederhana (hemoglobin, golongan darah, darah lengkap, urine protein, glukosa protein)
Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kontrasepsi Pil di UPT. Puskesmas Angsana Kabupaten Pandeglang Tahun 2019 Sari, Dwinda; Marbun, Henny Theresia
Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima Vol. 4 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.978 KB) | DOI: 10.60010/jikd.v4i1.55

Abstract

Dalam pemilihan jenis kontrasepsi, salah satunya adalah tingkat pengetahuan dari calon akseptor KB. Pengetahuan ibu yang tinggi akan memengaruhi dalam pemilihan alat kontrasepsi. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin jeli orang tersebut dalam menentukan alat kontrasepsi. Metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian sebanyak 86 WUS dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang telah memenuhi kriteria ekskulsi dan inklusi. Analisis dilakukan menggunakan bentuk persentase berdasarkan frekuensi dari setiap kategori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan WUS tentang kontrasepsi pil cukup 43 orang (50%), pengetahuan pengertian cukup 33 orang (38,37%), Keuntungan kurang 39 orang (45,35%), kerugian kurang 50 orang (58,14%), waktu memulai menggunakan cukup 43 orang (50%) dan cara minum cukup 35 orang (40,69%). Kesimpulan; pengetahuan yang cukup mengenai pengertian, waktu memulai minum dan cara minum kontrasepsi pil dan pengetahuan yang kurang mengenai keuntungan dan kerugian kontrasepsi pil.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Merah terhadap Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester 1 di Puskesmas Kecamatan Curug Tahun 2022 Cahya Skania, Pratiwi; Marbun, Henny Theresia
Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60010/jikd.v5i1.72

Abstract

This study aims to determine the effect of red ginger extract on emesis gravidarum in first trimester pregnant women at the Curug District Health Center in 2022. This research was a quasi-experimental research design with pretest posttest with control group. The number of samples in this study was 30 respondents who were divided into an experimental group of 15 pregnant women and a control group of 15 pregnant women. All study subjects were assessed for the frequency of emesis gravidarum using the Rhodes Index score sheet. Data were analyzed by Paired t-test and Independent t-test. There was a decrease in the frequency of emesis gravidarum with an average value of 9.53 in the experimental group and a decrease in the frequency of emesis gravidarum with an average value of 5.27 in the control group. There is a difference in the decrease in the frequency of emesis gravidarum in the calculation of the difference in the experimental and control groups (p value = 0.026 < 0.05). The result Shows that there is an effect of giving red ginger extract on emesis gravidarum in pregnant women in the 1st trimester. Ginger can be recommended as an intervention in midwifery care for pregnant women with emesis gravidarum.   Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak jahe jahe merah terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1 di Puskesmas Kecamatan Curug Tahun 2022. Penelitian ini adalah Quasi eksperimen dengan desain penelitian pretest posttest dengan kelompok kontrol. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 30 responden  yang dibagi menjadi kelompok eksperimen sebanyak 15 ibu hamil dan kelompok control sebanyak 15 ibu hamil. Seluruh subjek penelitian dinilai frekuensi emesis gravidarum menggunakan lembar score Indeks Rhodes. Data dianalisis dengan Paired t-test dan Independent t-test. Didapatkan penurunan frekuensi emesis gravidarum dengan nilai nilai rata-rata 9,53 pada kelompok eksperimen dan penurunan frekuensi emesis gravidarum dengan nilai rata rata 5,27 pada kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan penurunan frekuensi emesis gravidarum pada perhitungan nilai selisih pada kelompok eksperimen dan kontrol (p value =0,026 < 0,05). Ada pengaruh pemberian ekstrak jahe merah terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1. Jahe dapat direkomendasikan sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan terhadap ibu hamil dengan emesis gravidarum.
Perbandingan Status Ekonomi dan Status Pendidikan Orangtua terhadap Perkembangan Motorik Halus pada Balita Usia 24 Bulan Halimatusyadiah, Leni; Lustiani, Ika; Marbun, Henny Theresia
Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60010/jikd.v5i2.88

Abstract

Delay in early childhood development is high in all countries, this condition is more common than other chronic conditions that cause major morbidity throughout life. This incident is evidenced by the incidence of child development delay problems in the world in 2015 around 12-16%, in Asia 50% and in Africa as much as 30%. The purpose of this study was to compare the economic status and educational status of parents on fine motor development in toddlers aged 24 months at Cipocok Jaya Health Center, Serang Banten, in 2022. This research method used an analytic survey with a cross sectional design. The sample in this study were toddlers aged 24 months as many as 42 respondents, the sampling technique was accidental sampling. Data analysis using chi square. The results showed that there was a significant relationship between education (0.002 <0.05), economic status (P-value <0.010) and fine motor development in toddlers aged 24 months (p-value <?). So it is hoped that this research will be able to provide education and information on fine motor development in toddlers. Keterlambatan perkembangan anak usia dini tinggi di semua negara, kondisi ini lebih sering terjadi dibandingkan kondisi kronis lainnya yang menyebabkan morbiditas utama sepanjang umur. Kejadian ini dibuktikan angka kejadian masalah keterlambatan perkembangan anak di Dunia pada tahun 2015 sekitar 12-16 %, di Asia 50% dan di Afrika sebanyak 30%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan Status Ekonomi Dan Status Pendidikan Orangtua Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada Balita Usia 24 Bulan di Puskesmas Cipocok Jaya Kota Serang Banten Tahun 2022. Metode penelitian ini menggunakan survey analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah balita usia 24 bulan sebanyak 42 responden, teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling. Analisis data menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukan Ada hubungan yang signifikan antara Pendidikan (0,002 < 0,05), Status ekonomi (P-Value < 0,010) dengan Perkembangan Motoric Halus Pada Balita Usia 24 Bulan dengan (Pvalue < ?). Sehingga diharapkan penelitian ini mampu memberikan edukasi dan informasi Perkembangan Motoric Halus Pada Balita.
Edukasi tentang Personal Hygiene pada Remaja Putri di SMAN 1 Pandeglang Ashari, Elva Febri; Marbun, Henny Theresia; Nengsih, Intan Ayu
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 2 No. 7 (2025): Mei
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/x0nfaz57

Abstract

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa remaja disebut juga masa mencari jati diri, remaja hendak mencari perhatian dan pada masa ini terjadi perubahan fisik, psikologi dan sosial. Pada remaja putri perubahan yang dialami adalah ditandai dengan remaja putri mengalami menstruasi, payudara membesar, munculnya rambut ditempat tertentu seperti dikemaluan dan ketiak. Pada masa menstruasi remaja putri masih memiliki pengetahuan yang minim terkait kebersihan diri, dan bagaimana menjaga area kewanitaan saat menstruasi. Masalah kesehatan organ reproduksi pada remaja perlu mendapat perhatian yang serius, karena masalah tersebut paling sering muncul pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Edukasi terkait personal hygiene sangat membantu bagi remaja putri agar kebersihan diri tetap terjaga. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui sosialisasi edukasi tentang personal hygiene untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri mengenai kebersihan diri/ personal hygine. Kegiatan ini dilakasanakan pada tanggal 15 Februari 2025 di SMAN 1 Pandeglang dan dihadiri oleh 40 remaja putri. Hasil adanya peningkatan pengetahuan tentang personal hygiene pada remaja putri di SMAN 1 Pandeglang. Diharapkan SMAN 1 Pandeglang bisa membuat program Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja sehingga para siswi bisa selalu mendapat informasi terkait kesehatan reproduksi sehingga bisa terhindar dari berbagai penyakit terutama penyakit gangguan reproduksi
Pengaruh Konsumsi Buah Pepaya Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Ringan di Wilayah Kerja Puskemas Ciomas Kabupaten Serang Tahun 2025 Fairuza, Filda; Halimatusyadiah , Leni; Marbun, Henny Theresia; Imas, Anisa Ratna Kania
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 17 No 2 (2025): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v17i2.2850

Abstract

Latar Belakang: Anemia merupakan salah satu komplikasi yang paling sering terjadi pada kehamilan dan dapat meningkatkan risiko persalinan prematur, berat badan lahir rendah, hingga kematian ibu dan bayi. Upaya penanggulangan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan pendekatan nutrisi berbasis pangan lokal, salah satunya buah pepaya (Carica papaya) yang mengandung zat besi, vitamin C, dan asam folat. Tujuan: dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi buah pepaya terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia dan untuk mengetahui kadar hemolobin ibu hamil sebelum dan sesudah pemberian buah papaya. Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pendekatan one group pretest-posttest. Sampel terdiri dari 25 ibu hamil trimester I sampai trimsetser III  dengan anemia ringan yang dipilih dengan teknik total sampling di wilayah kerja Puskesmas Ciomas pada tahun 2025. Intervensi berupa konsumsi buah pepaya sebelum mengkonsumsi buah pepaya ibu hamil diperiksa kadar hemoglobinya dan diberikan selama 14 hari dan data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Berdasarkan hasi uji stasitik ada 25 orang ibu hamil yang mengalami anemia ringan dengan rata-rata kadar haemoglobin 9,19 gr/% melalui test normalitas terdapat peningkatan kadar hemoglobin yang signifikan setelah intervensi, dengan nilai p = 0.000 (p < 0.05), yang menunjukkan bahwa konsumsi buah pepaya efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia. Dengan mengkonsumsi buah pepaya selama 14 hari berturut-turut banyaknya buah papaya 140 gram  perhari setelah makan  pagi, ada peningkatan kadar haemoglobin rata-rata 2,5 gr/%. Melalui Test uji Wilcoxon. Buah pepaya California mengandung vitamin C sehingga  baik untuk mengurangi anemia, maka ini layak untuk digunakan sebagai bahan penelitian, sangat berbeda jauh dengan pepaya lokal, yaitu sekitar 78 mg per 100 gram, sedangkan pepaya lokal hanya mengandung sekitar 72 mg per 100 gram.Kesimpulan: Konsumsi buah pepaya berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia. Pemberian buah pepaya dapat dipertimbangkan sebagai intervensi nutrisi alami dalam pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil.
Pengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau Terhadap Produksi Asi Ibu Menyusui Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Pejamben Wilayah Kerja Puskesmas Carita Kabupaten Pandeglang Tahun 2024 Marbun, Henny Theresia; Anwar, Ade; Mardianti, Lina; Amelia, Rosni
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 16 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v16i1.2225

Abstract

Latar belakang : Air Susu Ibu (ASI) merupakansumber nutrisi yang paling ideal dan makanan terbaikbagi bayi. ASI sebaiknya diberikan kepada bayisetidaknya hingga usia 6 bulan dan dapat diteruskanhingga usia 2 tahun. ASI mengandung zat pelindung, dan pemberian ASI eksklusif berarti hanyamemberikan ASI tanpa tambahan cairan lain sepertisusu, air, jus jeruk, dan sebagainya. Sari KacangHijau adalah minuman yang mengandunglaktagogum, yaitu zat yang dapat meningkatkan dan memperlancar produksi ASI. Tujuan : untuk mengetahui perbedaan produksi ASI pada ibu menyusui bayi 0-6 bulan sebelum dan sesudah meminum Sari Kacang Hijau di Desa Pejamben Wilayah kerja Puskesmas Carita KabupatenPandeglang Tahun 2024. Metode : Penelitian ini adalah penelitian kuantitatifdengan metode eksperimen semu (quasi-experimental) menggunakan desain one group pretest-posttest. Hasil : Berdasarkan uji Wilcoxon didapati p-velue = 0,002 < 0,05. Ini menunjukan Ha diterima, terdapatPengaruh Pemberian Sari Kacang Hijau TerhadapProduksi ASI Ibu Menyusui Bayi Usia 0-6 Bulan Di Desa Pejamben Wilayah kerja Puskesmas Carita Kabupaten Pandeglang Tahun 2024. Kesimpulan: pemberian Sari Kacang Hijau sangat kuat pengaruhnya untuk memproduksi ASI pada ibumenyusui bayi 0-6 bulan. Saran: menjadi salah satu pertimbangan bagiresponden untuk menjadikan sari kacang hijausebagai pilihan untuk menambah produksi ASI pada ibu menyusui. Kata kunci: Sari Kacang Hijau, Produksi ASI.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Pratek Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Nembol Wilayah Kerja Puskesmas Mandalawangi Tahun 2024 Zuniawati S, Lilis; Marbun, Henny Theresia; Anwar, Ade; Putri, Riska Mitalia
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 16 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v16i2.2230

Abstract

Payudara adalah sel-sel yang tumbuh dan berkembang tanpa terkendali sehingga dapat menyebar diantara jaringan atau organ terdekat payudara atau kebagian tubuh lainnya. Penyakit kanker payudara dapat menyebabkan kematian, yang ditandai dengan benjolan atau penebalan pada payudara. Kanker payudara terjadi ketika sel-sel tumbuh secara abnormal di kelenjar susu pada payudara wanita usia subur. Mengetahui faktor yang mempengaruhi praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada wanita usia subur (WUS) di desa Nembol, wilayah kerja Puskesmas Mandalawangi Tahun 2024. Penelitian ini menggunakan metode analitik kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. Adapun variabel usia WUS, pendidikan WUS, dukungan keluarga dan tingkat pengetahuan WUS Berdasarkan uji Chi-Square test didapatkan hasil statistic pada variabel berdasarkan usia , terdapat 85,4% dengan kelompok usia resiko kecil (<35 tahun) dan 14,6% dengan usia resiko besar (35-49 tahun), berdasarkan tingkat pendidikan umumnya pada kategori pendidikan dasar (SD,SMP) 36,5%, pendidikan menengah (SMA) 36,5% dan tingkat pemdidikan pada jenjang perguruan tinggi sebesar 1%, berdasarkan dukungan keluarga, terdapat 97,4% tidak mendapatkan dukungan keluarga dan sisanya 2,6% mendapatkan dukungan keluarga, berdasarkan tingkat pengetahuan terhadap praktek pemeriksaan SADARI diperoleh data sekitar 69,3% tingkat pengetahuan kurang, 72,4% pengetahuan cukup, 8,3% pengetahuan baik. Didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dan pendidikan WUS dengan praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) P value (>0,05), pengetahuan dan dukungan keluarga terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan , dukungan keluarga dengan praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). P value (<0,05). Introduction: Breasts are cells that grow and develop uncontrollably so that they can spread between tissues or organs closest to the breast or to other parts of the body. Breast cancer can cause death, which is characterized by a lump or thickening in the breast. Breast cancer occurs when cells grow abnormally in the mammary glands in the breasts of women of childbearing age.Objective: To determine the factors that influence the practice of breast self-examination (SADARI) in women of childbearing age (WUS) in Nembol village, Mandalawangi Health Center working area in 2024. Method: This research uses quantitative analytical methods, with a cross sectional approach. The variables are WUS age, WUS education, WUS knowledge and family support. Results: Based on the Chi-Square test, statistical results were obtained on variables based on age, there were 85.4% with a low risk age group (<35 years) and 14.6% with a high risk age (35-49 years), based on general education level in the basic education category (SD, SMP) 36.5%, secondary education (SMA) 36.5% and education level at the tertiary level of 1%, based on family support, there were 97.4% who did not get family support and the remaining 2.6% received family support, based on the level of knowledge of SADARI examination practices, data was obtained about 69.3% of knowledge was lacking, 72.4% had sufficient knowledge, 8.3% had good knowledge. Conclusion: There was no significant relationship between the age and education of WUS with the practice of breast self-examination (SADARI) P value (>0.05), knowledge and family support there was a significant relationship between knowledge, family support with the practice of breast self-examination (SADARI). P value (<0.05).