Solang, Jeanlly Adri
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Studi Pengelolaan Kolaboratif Sebagai Model Pengelolaan Pariwisata Bahari Berbasis Masyarakat Di Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara Kondoj, Telly Hetty Isje; Takaendengan, Mita Erdiaty; J.H Gumolili3, Youdi; Solang, Jeanlly Adri
JEKPEND: Jurnal Ekonomi dan Pendidikan Vol 6, No 2 (2023): Juli
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jekpend.v6i2.41529

Abstract

Indonesia dikenal dengan segala keunikan budaya dan keindahan alamnya, yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda dengan segala kelebihan-kelebihannya. Sebagai pioner Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Indonesia dari 10 daerah lainnya, maka Likupang melakukan upaya pengembangan kepariwisataan dan telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Nasional ( RIPPARNAS) Tahun 2010 – 2025 dimana Provinsi Sulawesi Utara mendapatkan 3 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yaitu : KSPN Bunaken, KSPN Bitung-Lembeh dan KSPN Tomohon-Tondano dan Kabupaten Minahasa Utara dan KEK (Kawasan Ekonomi Kreatif) Pariwisata masuk didalamnya. Dari 10 Kawasan Destinasi Prioritas Indonesia salah satu di Sulawesi Utara tepatnya Kabupaten Minahasa Utara  dan Likupang menjadi pusat KEK . Melihat karakteristik wilayah Likupang secara umum adalah wilayah wilayah pesisir dan laut. Itu juga diperkuat Surat Gubernur Sulawesi Utara Nomor 407 Tahun 2018 Sebagai Kawsan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil  dengan Tipe Kawasan Taman Wisata Perairan Kabupaten Minahasa Utara. Likupang Timur menjadi pusat KEK yaitu Desa Wisata Pulisan  dan sekitarnya ada desa wisata Marinsow dan Kinunang.Berdasarkan data penelitian sebelumnya kunjungan wisatawan mancanegara di Kabupaten Minahasa Utara menunjukkan angka fantastis., dimana  tahun 2015 hanya sejumlah 9,126 ,wisatawan menjadi 93,964 wisatawan ( Winda.M.Mingkid, 2020).Sebagai pioner Tipe Kawasan Wisata Perairan di Kabupaten Minahasa Utara, bahwa kami belajar dalam upaya peningkatan secara komprehensif untuk mengelola potensi-potensi alam dan wilayah-wilayah perairan yang ada , lebih khusus untuk di Likupang Timur yang menjadi pusat KEK
Development Strategy for Palaes Village Mangrove Park Ecotourism as a Buffer Destination of the Likupang National Strategic Tourism Area Kondoj, Telly Hetty Isye; Solang, Jeanlly Adri; Gumolili, Youdy Joseph Hendrik; Sendow, Deby Christiani; Lendo, Fresi Beatrix; Sahentumuwo, Yuliana M.
SIGn Journal of Social Science Vol 6 No 1: Juni - November 2025
Publisher : CV. Social Politic Genius (SIGn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37276/sjss.v6i1.519

Abstract

Palaes Village possesses significant mangrove ecotourism potential as a buffer destination for the Likupang National Strategic Tourism Area; however, its performance remains low. This study aims to formulate a sustainable ecotourism development strategy by identifying potential opportunities, analyzing strategic factors (SWOT), and developing a priority digital marketing strategy. A descriptive qualitative method was employed. Data were collected via observation, in-depth interviews with purposive informants, and documentation, then validated using triangulation. Data were analyzed using the SWOT framework, which was further developed by the 4A1I and CBET frameworks. The findings reveal a fundamental paradox. The destination possesses significant Strengths in Attraction and Amenities, including the availability of homestays and MSME Kiosks. However, these are nullified by critical structural Weaknesses. These Weaknesses are identified as a severe deficit in Accessibility (poor roads), a complete failure in Ancillary Services (promotion), and institutional fragility (governance). The development strategy must be CBET-based, striking a balance among the conservation, economic, and social pillars. Two priority strategies are recommended: infrastructure advocacy to improve Accessibility and the adoption of Digital Marketing, rebranding the destination as ‘Educative Ecotourism’.