Latar belakang penelitian ini adanya keberagaman karakteristik siswa, termasuk minat dan tingkat kesiapan belajar, yang menuntut pendekatan pembelajaran yang mampu mengakomodasi perbedaan tersebut agar siswa dapat belajar secara optimal. Pembelajaran berdiferensiasi dianggap sebagai solusi potensial karena fleksibilitasnya dalam menyesuaikan materi, prosedur, dan produk pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan unik siswa. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif deskriptif. Observasi, wawancara dengan Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Guru Pendidikan Agama Islam, dan siswa kelas 11 adalah semua metode yang digunakan untuk mengumpulkan data. Proses pengumpulan, reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan adalah bagian dari model Milles dan Huberman untuk analisis data. Sumber, teknik, dan waktu ditriangulasi untuk menguji validitas data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi berkonsentrasi pada penyesuaian konten, proses, dan produk pembelajaran dengan kemampuan siswa. Diferensiasi konten diwujudkan melalui variasi materi, diferensiasi proses melalui beragam metode pembelajaran, dan diferensiasi produk melalui kebebasan siswa memilih bentuk tugas akhir. Dampak positif dari implementasi ini meliputi dukungan kebijakan sekolah, ketersediaan sumber daya, komitmen guru, pemahaman siswa, dan dukungan orang tua. Namun, terdapat pula dampak negatif seperti kurikulum yang padat, keterbatasan waktu, jumlah siswa yang besar, dan kurangnya pelatihan guru. Penelitian ini memberikan pemahaman komprehensif tentang bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bengkulu Selatan.