Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Upaya Tokoh Agama dalam Mengatasi Kepercayaan Masyarakat Memuja Keramat Puyang Duyuak di Semidang Alas Kabupaten Seluma Dewanti, Yeti; Sastri
Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan
Publisher : STIT Al-Quraniyah Manna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.756 KB) | DOI: 10.69775/jpia.v3i1.87

Abstract

Manusia dalam kehidupannya tidak dapat terlepas dari persoalan agama dan persoalan yang terjadi terhadap budaya atau tradisi pada suatu ajaran agama. Kajian dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap fenomena-fenomena yang terjadi pada makam keramat Puyang Duyuh, dan menganalisa seberapa jauh fenomena tersebut telah masuk ke dalam masyarakat diDesa Gunung Mesir Kecamatan Semidang Alas Kabupaten Seluma. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian yaitu: Pandangan masyarakat mengenai keramat Puyang Duyuak adalah, Puyang Duyuak atau Puyang Penjago Sakti adalah orang yang semasa hidupnya merupakan orang yang alim, sakti, dan berpengaruh, tapak tilas Puyang Duyuak menjadi keramat karena tradisi masyarakat yang mempercayai keberkahan Puyang Duyuak secara turun temurun, serta tempat keramat Puyang Duyuak ini harus dijaga dan dirawat untuk mengenang asal usul keturunan, dan asal usul nama desa. Upaya tokoh agama mencegah adanya kegiatan negatif di keramat Puyang Duyuak, mengatasi kepercayaan masyarakat memuja keramat Puyang Duyuak di desa Gunung Mesir Kecamatan Semidang Alas Kabupaten Seluma, Setiap ada peringatan hari-hari besar Islam, para tokoh agama mendatangkan Ustad ke Desa Gunung Mesir diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan yang masuk kategori syirik. Pelaksanaannya ziarah keramat Puyang Duyuak di desa Gunung Mesir dilihat dari tatacara terdapat unsur yang mengandung syirik dan bertentangan dengan syariat Islam. Kata Kunci : Upaya Tokoh Agama, Kepercayaan Masyarakat, Puyang Duyuak.
Pembentukkan Akhlak Peserta Didik melalui Pendidikan Agama Islam Dewanti, Yeti; Akriani, Wiwit
Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan
Publisher : STIT Al-Quraniyah Manna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69775/jpia.v4i1.162

Abstract

Pendidikan Agama Islam memiliki peranan yang penting dalam pembentukan sikap dan kepribadian siswa, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Pendidikan Agama Islam menekankan kepada pembentukan kepribadian siswa yang islami, menanamkanpemahaman dan membimbing siswa aga memiliki kepribadian yang jujur, disiplin, barakhlakul karimah, serta bermanfaat bagi sesama. Secara umum, jika pemahaman siswa tentang Pendidikan Agama Islam tinggi, maka akhlak , sikap, dan perilakunya dapat menjadi baik, begitupun sebaliknya. Melalui pembelajaaran PAI siswa diajarkan aqidah sebagai dasar keagamaannya, diajarkan al-Quran dan hadis sebagai pedoman hidupnya, diajarkan fiqih sebagai rambu-rambu hukum dalam beribadah, mengajarkan sejarah Islam sebagai sebuah keteladan hidup, dan mengajarkan akhlak sebagai pedoman prilaku manusia apakah dalam kategori baik ataupun buruk. Oleh sebab itu, tujuan utama dari Pembelajaran PAI adalah pembentukan kepribadian pada diri siswa yang tercermin dalam tingkah laku dan pola pikirnya dalam kehidupan sehari-hari.Disamping itu, keberhasilan pembelajaran PAI disekolah salah satunya juga ditentukan oleh penerapan metode pembelajaran yang tepat.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LIFE SKILL BAGI SANTRI PONDOK PESANTREN AL –QURANIYAH MANNA BENGKULU SELATAN Dewanti, Yeti
Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan
Publisher : STIT Al-Quraniyah Manna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69775/jpia.v5i1.244

Abstract

Lembaga pendidikan Islam adalah tempat di mana proses pendidikan dilakukan untuk meningkatkan sikap atau perilaku seseorang melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Karena institut pendidikan Islam memiliki kemampuan untuk menghasilkan santri yang memiliki pemahaman yang luas bukan hanya dalam bidang ilmu agama tetapi juga dalam bidang ilmu umum, yang sangat penting untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan yang diperlukan untuk menjadikan orang yang cerdas, kritis, dan ahli dalam teknologi. Pesantren, selain berfungsi sebagai institut pendidikan juga memiliki peran penting dalam mentrasper sosial dalam kehidupan masyarakat. oleh karana itu pesantren akan terus menjadi toga utama dalam memberikan pendidikan dan pembinaan yang konstruktif dan positif. Pesantren telah meningkatkan peran penting dalam pembentukan individu yang telah mencapai kematangan spiritual dan kecerdasan dalam konteks kemuliaan hidup Ini adalah kenyataan yang jelas dan tidak dapat disangkal. Oleh karena itu, Pesantren harus mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi (iptek) di era globalisasi saat ini. mereka harus lebih mampu mengembangkan kemampuan keagamaan, intelektual, life skill, dan hidup yang kuat untuk menjaga eksistensi mereka. Dengan mengikuti kemajuan teknologi di pondok pesantren, dapat ditunjukan bahwa tidak semua lulusan pondok pesantren hanya memiliki pilihan untuk menjadi kiayi atau ulama dan bekerja sebagai pekerjaan dalam bidang agama, santri harus diberikan keterampilan hidup, seperti pendidikan dan keahlian lainya sebelum mereka terjun ke masyarakat nyata.
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 6 BENGKULU SELATAN Saleh, Fensy Anandre; Dewanti, Yeti; Nurhayati, Tiara
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 3 (2025): Volume 8 No. 3 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i3.47620

Abstract

Latar belakang penelitian ini adanya keberagaman karakteristik siswa, termasuk minat dan tingkat kesiapan belajar, yang menuntut pendekatan pembelajaran yang mampu mengakomodasi perbedaan tersebut agar siswa dapat belajar secara optimal. Pembelajaran berdiferensiasi dianggap sebagai solusi potensial karena fleksibilitasnya dalam menyesuaikan materi, prosedur, dan produk pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan unik siswa. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif deskriptif. Observasi, wawancara dengan Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Guru Pendidikan Agama Islam, dan siswa kelas 11 adalah semua metode yang digunakan untuk mengumpulkan data. Proses pengumpulan, reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan adalah bagian dari model Milles dan Huberman untuk analisis data. Sumber, teknik, dan waktu ditriangulasi untuk menguji validitas data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi berkonsentrasi pada penyesuaian konten, proses, dan produk pembelajaran dengan kemampuan siswa. Diferensiasi konten diwujudkan melalui variasi materi, diferensiasi proses melalui beragam metode pembelajaran, dan diferensiasi produk melalui kebebasan siswa memilih bentuk tugas akhir. Dampak positif dari implementasi ini meliputi dukungan kebijakan sekolah, ketersediaan sumber daya, komitmen guru, pemahaman siswa, dan dukungan orang tua. Namun, terdapat pula dampak negatif seperti kurikulum yang padat, keterbatasan waktu, jumlah siswa yang besar, dan kurangnya pelatihan guru. Penelitian ini memberikan pemahaman komprehensif tentang bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bengkulu Selatan.
Makna Pendidik di Dalam Al-Qur'an Dewanti, Yeti; Astuti, Feky Fuji
Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan Vol. 11 No. 2 (2025): Jurnal Pendidikan Islam Al-Affan
Publisher : STIT Al-Quraniyah Manna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69775/jpia.v11i2.474

Abstract

Pendidik merupakan komponen terpenting dalam dunia pendidikan yang berperan sebagai figur teladan di lingkungannya, mengarahkan anak didiknya menuju masa depan yang lebih cerah. Sebagai ujung tombak dalam memberantas kebodohan dan kemaksiatan, pendidik harus memiliki karakteristik Qur’ani dengan pendekatan yang persuasif dan konstruktif. Meskipun Al-Qur’an menyebutkan setidaknya empat klasifikasi pendidik, pada dasarnya semuanya memiliki "kesamaan" dalam membina anak didik sesuai dengan objeknya masing-masing dan berujung pada penegakan kalimatullah. Mengenai keikhlasan pendidik dalam Al-Qur’an, mereka diharapkan tidak mengharapkan imbalan apa pun saat mentransfer ilmu kepada orang lain, yang perlu ditanamkan sejak dini. Namun, sebagai pendidik, mereka memiliki dua kewajiban bersamaan: menyampaikan ilmu dan mencerdaskan masyarakat, serta memenuhi kebutuhan hidupnya. Kedua kewajiban ini harus terpenuhi tanpa mengurangi keikhlasan yang dianjurkan dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu, pendidik menurut Al-Qur’an adalah penentu kebaikan generasi muda masa depan, karena di tangan pendidiklah generasi muda akan menjadi generasi yang tangguh dan siap melanjutkan estafet kepemimpinan masa depan yang lebih damai dan sejahtera sesuai dengan ajaran Al-Qur’an.