Lawolo, Aprianus
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

FENOMENA PENDETA TOXIC DI DALAM PELAYANAN GEREJA Lawolo, Aprianus; Santosa, Monica
Jurnal Teologi (Journal of Theology) Vol 13, No 01 (2024)
Publisher : Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/jt.v13i01.6165

Abstract

The background of the phenomenon of the characteristics of toxic pastors is the rise of pastors (servants of God) who abuse their priesthood to manipulate the congregation; even in more extreme cases, they dare to sexually abuse their own congregation. Even though they are people who are equipped with good knowledge and a spiritual life, Therefore, this study aims to describe and find out what the impact of the attitude of toxic pastors is and how efforts should be made so that pastors can control their own spiritual and physical lives. So, in this case, the researcher uses the literature study method, which shows that toxic pastors have a detrimental impact on the church and congregation. To overcome this, they must be ready to give up their lusts, maintain priestly holiness, and always have vigilance of faith. Keywords: God's Servant, Lust, Congregation, Role of God's Servant, ToxicAbstrakLatar belakang fenomena adanya karakteristik pendeta toxic adalah maraknya pendeta (hamba Tuhan) yang menyalahgunakan keimamatan mereka untk memanipulasi jemaat, bahkan pada kasus yang lebih ekstrem mereka berani melakukan pelecehan seksual terhadap jemaatnya sendiri. Padahal mereka adalah orang-orang yang dibekali dengan pengetahuan dan kehidupan spiritualitas yang baik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui apa dampak yang ditimbulkan oleh sikap pendeta toxic dan bagaimana seharusnya upaya agar para pendeta dapat mengontrol kehidupan rohani dan jasmani mereka sendiri. Maka, dalam hal ini peneliti menggunakan metode studi literatur yang menunjukkan hasil bahwa para pendeta toxic memiliki dampak yang merugikan bagi gereja dan jemaat, untuk mengatasi hal tersebut mereka harus dengan sikap siap harus menyampih hawa nafsu mereka, menjaga kekudusan keimamatan, dan selalu memiliki kewaspadaan iman.
Memahami Konsep Dua Kodrat Yesus: Sebuah Tinjauan Teologis Menurut Injil Yohanes 1 Lawolo, Aprianus
DIDASKO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 1 (2022): Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (April 2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Diaspora Wamena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.271 KB) | DOI: 10.52879/didasko.v2i1.42

Abstract

This study tries to answer the theological concept of the two unmixed natures of Jesus based on the Gospel of John 1. Where the two natures in the person of Jesus become one of the most important doctrines in Christianity. Through His incarnation of the virgin Mary, Jesus Christ obtained His humanity through His eternally possessed divinity. However, there have been various accounts of the second, such as the nature of Jesus. Arianism believes that the divinity of Jesus was imperfect. Apart from Arianism, adoptionism is an understanding that believes that Jesus was only a creation of God who was "raised" to be the Son of God and then he was given power. Thus, if Jesus was not fully God and not fully human, how did he provide man for God's salvation and unification (theosis)? To answer this, the writer uses the method of studying literature or literature by interacting with other texts such as the Bible and the writings of the Church Fathers. The results of the author's research conclude that Jesus still has a divine nature and a human nature, and that the two natures above Jesus are not mixed, cannot be separated, and do not change. In the end, these two natures guide humans to unite with God (theosis).AbstrakPenelitian ini mencoba untuk menjawab tentang Konsep Teologis dua Kodrat Yesus yang tidak saling bercampur aduk berdasarkan Injil Yohanes 1. Dimana kedua kodrat yang ada di dalam pribadi Yesus menjadi salah satu doktrin dalam Kekristenan yang sangat penting. Yesus Kristus mendapatkan kemanusiaan-Nya melalui inkarnasi-Nya dari perawan Maria, sedangkan keilahian-Nya sudah sejak kekal Ia miliki. Akan tetapi, muncul berbagai pertentangan tentang kedua kodrat Yesus seperti Arianisme yang percaya bahwa keilahian Yesus tidak sempurna. Selain Arianisme, Adopsionisme adalah paham yang mempercayai bahwa Yesus hanyalah ciptaan Allah yang “diangkat” menjadi Putra Allah lalu Ia diberikan kuasa. Dengan begitu, jika Yesus tidak sepenuhnya Allah dan tidak sepenuhnya manusia bagaimana Yesus membawa manusia kepada keselamatan dan penyatuan akan Allah (theosis)? Untuk menjawab hal tersebut penulis menggunakan metode studi literatur atau pustaka dengan berintraksi pada teks teks lain seperti Alkitab, dan tulisan dari Bapa-bapa Gereja. Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis menyimpulkan bahwa Yesus tetaplah memiliki kodrat ilahi dan kodrat manusia dimana kedua kodrat tersebut satu di dalam pribadi Yesus namun tidak bercampur aduk, tidak dapat dipisahkan, tidak terbagi, dan tidak berubah hingga pada akhirnya kedua kodrat Yesus inilah yang menuntun manusia kepada penyatuan akan Allah (theosis).
MENILIK FUNGSI HUMOR DI DALAM KELUARGA KRISTEN SEBAGAI WADAH UNTUK MENUMBUHKAN NILAI KEAKRABAN KELUARGA KRISTEN Lawolo, Aprianus
Inculco Journal of Christian Education Vol 4, No 3 (2024): Vol 4, No. 3 (2024): September 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59404/ijce.v4i3.224

Abstract

Penelitian mengenai humor sudah banyak dilakukan, dan hasilnya humor menunjukkan peranan yang penting bagi kehidupan manusia khususnya di dalam membentuk hubungan yang dekat antara sesama keluarga. Akan tetapi, pemahaman yang baik tentang humor masih di salah pahami oleh sebagai orang. Salah satunya adalah teolog besar St. John Chrysostom di dalam risalahnya ia mengatakan bahwa humor tidak menunjukkan ciri khas teladan pengikut Kristus. Untuk menjawab permasalahan di atas penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa humor bukan bagian yang terpisah dari aspek kehidupan manusia, humor dapat membantu seseorang khususnya sebuah keluarga Kristen di dalam menumbuhkan nilai saling menyayangi, yang pada akhirnya juga akan menciptakan sikap saling terbuka satu sama lain antara anggota keluarga.
Nilai-nilai Karakter Hamba Tuhan Berdasarkan Surat Titus 1:5,8 Lawolo, Aprianus; Aruan, Tiopan
CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika Vol. 5 No. 1 (2024): Mei 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injil Bhakti Caraka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46348/car.v5i1.263

Abstract

In this increasingly advanced world, the role of pastors is crucial. They must be extra striving to shepherd their congregation. However, today there are more or less servants of God who actually live in sin. One of them is in the sin of sexual harassment. This will cause the congregation to find it very difficult to trust the current pastor. And this will actually affect the growth of their faith. To answer the above problems, the author uses a qualitative descriptive method with a literature study approach. The results of the study show that the pastor can carry out his duties well and with integrity by maintaining a wise, fair character, and also maintaining the holiness of his own life.
Perspektif Etika Kristen Terhadap Perceraian Dan Gagasan Untuk Mencegah Perceraian Lawolo, Aprianus; Hatlan, Ruby
EULOGIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 4, No 1 (2024): Mei 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Blessing Indonesia Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62738/ej.v4i1.71

Abstract

Abstract: Marriage is a divine mandate from God, He is the one who planned for it to happen. Allah gave humans the privilege of forming a family. However, marriage often becomes a way for people to simply channel their lust. As a result, divorce is inevitable. In fact, divorce often occurs due to cases of violence, and even infidelity. And ironically divorce also occurs in Christian families. Highlighting this, the author will look at it from the perspective of Christian ethics. Christian ethics is a science based on the Word of God, meaning that this ethics will explain the phenomenon of divorce that occurs among Christian families by looking at how the Bible actually provides an understanding of divorce cases. Therefore, the purpose of this study is to see how Christian ethics viewpoints respond to the phenomenon of divorce cases and offer ideas that can be applied by Christian couples before marriage or after marriage. The author uses a descriptive qualitative method with a literature study approach. The results of this study show that Christianity actually sees that divorce is not God's original idea, but arises because of the hard human heart and prioritizes one's own selfishness. marriage can remain well established when each partner has an attitude of prioritizing God's will, an attitude of humility, and also loving one another.Keywords: Divine Mandate; Divorce; God's Will; Humility; Love, Marriage;.  Abstrak: Abstrak Pernikahan adalah mandat ilahi dari Allah, Ialah yang merencanakan pernikahan itu dapat terwujud. Allah memberikan manusia keistimewaan untuk membentuk sebuah keluarga. Akan tetapi, pernikahan acapkali menjadi cara seseorang untuk sekadar menyalurkan nafsu mereka. Alhasil dampak dari tindakan tersebut adalah perceraian tidak terhindarkan. Bahkan perceraian kerap terjadi karena kasus kekerasan, dan bahkan perselingkuhan. Dan ironisnya perceraian juga terjadi di dalam kelurga Kristen. Menyoroti hal tersebut penulis akan melihatnya dari sudut pandang etika Kristen. Etika Kristen merupakan ilmu yang berasaskan pada Firman Tuhan artinya etika ini akan menjelaskan tentang fenomena perceraian yang terjadi di kalangan keluarga Kristen dengan melihat bagimana sebenarnya Alkitab memberikan pemahaman mengenai kasus perceraian. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah melihat bagimana sudut pandang etika Kristen di dalam menanggapi fenomena kasus percerain dan menawarkan gagasan yang bisa diterapkan oleh pasangan Kristen sebelum melangsungkan pernikahan atau setelah menikah. Penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebenarnya Kekristenan melihat bahwa perceraian bukanlah ide awal dari Tuhan, melainkan muncul karena hati manusia yang keras dan mengutamakan keegoisan sendiri. pernikahan dapat tetap terjalin dengan baik ketika setiap pasangan memiliki sikap mendahulukan kehendak Allah, sikap rendah hati, dan juga saling mengasihi satu sama lain.Kata kunci: Mandat Ilahi; Mengasihi; Kehendak Allah; Kerendahan hati; Pernikahan, Perceraian.
Peranan Perempuan di dalam Gereja Berdasarkan Kajian Lukas 8:1-3 Lawolo, Aprianus; Angelina, Claudia
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 6, No 1 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v6i1.201

Abstract

Kepemimpinan perempuan sejak dahulu tetap menjadi pembahasan yang tidak pernah selesai. Hal ini disebabkan karena masih adanya sistem patriaki di beberapa daerah dan juga institusi. Bahkan tidak heran juga gereja yang seharusnya menjadi tempat untuk menunjukkan bentuk kesetaraan tersebut malah terjebak dengan tradisi dan tafsiran yang keliru. Tujuan dari penelitian ini menawarkan sebuah gagasan bahwa kepemimpinan perempuan bukanlah hal yang berbahaya bahkan perempuan dapat memimpin semua orang bahkan di gereja sendiri. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan dapat memimpin diatas mimbar, karena mereka setara, sehingga mereka dapat memimpin semua orang. 
Kepribadian Nabi Habakuk dan Relevansinya Terhadap Generasi Zelenial: Sebuah Studi Teologis Terhadap Kitab Habakuk Lawolo, Aprianus
KHAMISYIM: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 2 (2025): APRIL
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Batu, Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71415/jkmy.v2i2.38

Abstract

This article examines the personality of the Prophet Habakkuk with the Zelenial Generation. The purpose of this research is to explore how the personality of the Prophet Habakkuk can be a spiritual principle for the Zelenial Generation in the midst of a changing world. Using the literature study method, the author will identify and analyze the attitude of the Prophet Habakkuk towards the situation of his day. The findings of this study show that the Prophet Habakkuk who lived in an era of justice crisis, crime, and moral crisis still had an attitude that was empathetic to the situation, consistent with actions, and also always relied on God. This character will have a positive impact on the Zelenial Generation if applied in the midst of a world that is also constantly changing. This research contributes especially to the field of education to be able to teach and apply the character of the Prophet Habakkuk to the Zelenial generation. Abstrak Artikel ini mengkaji kepribadian dari Nabi Habakuk dengan Generasi Zelenial. Tujuan penelitian ini adalah menggali bagaimana kepribadian dari Nabi Habakuk dapat menjadi prinsip spiritual bagi Generasi Zelenial di tengah perubahan dunia. Dengan menggunakan metode studi literatur penulis akan mengidentifikasi dan menganalisis sikap Nabi Habakuk terhadap situasi pada zamannya. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Nabi Habakuk yang hidup di era krisis keadilan, kejahatan, dan krisis moral tetap memiliki sikap yang empati terhadap situasi yang terjadi, konsisten terhadap tindakan, dan juga selalu mengandalkan Tuhan. Karakter ini akan berdampak positif terhadap Generasi Zelenial jika diterapkan di tengah dunia yang juga terus berubah. Penelitian ini memberikan kontribusi khususnya pada bidang pendidikan untuk dapat mengajarkan dan menerapkan karakter Nabi Habakuk terhadap generasi Zelenial.Kata kunci: Empati, Gen Z, Kepribadian, Konsisten, Nabi Habakuk.
Church planting Menurut Tim Morey dan Implementasinya Terhadap Gereja ONKP Jemaat Pinang Sebatang Timur Resort Riau Lawolo, Aprianus; Liem, Stephanus
Apostolos: Journal of Theology and Christian Education Vol. 5 No. 1 (2025): May
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/a.v5i1.428

Abstract

Gereja merupakan salah satu karya terbesar Allah di bumi. Melalui gereja Injil dapat diberitakan kepada semua bangsa. Namun, merintis gereja dewasa ini jauh dari teladan Yesus Kristus. Banyak gembala yang terjebak dalam sikap hanya ingin mencari ketenaran dan kuantitas jemaat. Mereka tidak mempedulikan kerohanian mereka. Gembala yang memiliki pemikiran untuk diperhatikan dan dipuji; kurangnya kesabaran gembala terhadap orang-orang yang mereka gembalakan; kebutuhan gembala untuk terlihat “sukses”, kecenderungan gembala untuk mengatur para pemimpin awam secara berlebihan agar mereka tidak melakukan kesalahan. Hal ini justru akan berdampak pada gereja yang dipimpin. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah menawarkan sebuah gagasan mengenai church planting menurut Tim Morrey. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini studi literatur. Sumber utama di dalam penelitian ini adalah memakai buku Tim Morey yang berjudul “Planting a church without losing your soul.” Kemudian penulis menggunakan sumber kedua seperti jurnal, buku, pemikiran dari bapa gereja untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang ada. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesehatan rohani seorang gembala harus menjadi kunci untuk merintis sebuah gereja. Kata kunci: Church planting, gembala, gereja, jemaat.
MEREKONTRUKSI ULANG MAKNA PANGGILAN: STUDI KOMPARATIF ANTARA FILM SILENCE DENGAN NABI YESAYA Lawolo, Aprianus
Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 6, No 2 (2024): Februari 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Hagiasmos Mission

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59830/voh.v6i2.101

Abstract

Mengemban panggilan sebagai hamba Tuhan merupakan suatu hal yang sangat bermakna dan baik. Akan tetapi, acap kali hambatan dan rintangan serta penderitaan menyebabkan hamba Tuhan menjadi gundah hati dan ragu akan panggilannya sendiri. Seperti Rodrigues (film Silence) yang pada akhirnya menyangkal imannya karena penderitaan yang tiada habisnya ketika penganiayaan yang dilakukan oleh Bangsa Jepang. Berbeda terbalik dengan Nabi Yesaya ia justru setia mengerjakan panggilannya sekalipun Bangsa Yahudi tetap tidak akan berbalik kepada Allah. Oleh karena itu, di dalam menjawab permasalahan di atas, maka penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Dan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa suatu panggilan akan berhasil ketika seseorang mempunyai motivasi yang luhur dan suci, serta sikap rendah hati di dalam melaksanakan panggilannya, dan tetap waspada dengan memakai pengendalian diri guna bertahan di dalam masalah dan pencobaan.