Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN TGT Avariella, Mayang; Kashardi; Selvi Riwayati
Jurnal Math-UMB.EDU Vol. 10 No. 3 (2023): JULY
Publisher : Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/mathumbedu.v10i3.5097

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan dari kemampuan memahami konsep matematika peserta didik dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Game Tournament (TGT) serta model pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ialah penelitian eksperimen semu. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 27 Rejang Lebong. Sampel penelitian ini adalah kelas VII. 1 menjadi kelas eksprimen 1, kelas VII.2 menjadi eksperimen 2, serta kelas VII.3 sebagai kelas kontrol. Soal uraian terdiri dari 3 soal yaitu tes yang dipergunakan pada penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis uji anava satu jalur didapatkan Fhitung (7,160) Ftabel (3.10) dilihat dari uji tersebut Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemahaman konsep matematika siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe (NHT), model pembelajaran Kooperatif TGT, model pembelajaran konvensional. Berdasarkan temuan penelitian, kelas yang diajar dengan model kooperatif NHT mendapat skor 16,323 dari kemungkinan 16.000, sedangkan kelas yang diajar dengan model kooperatif TGT mendapat skor 15,77, dan kelas yang diajar dalam kendali mendapat skor 11,97. Dibandingkan dengan TGT dan model pendidikan konvensional, kurikulum NHT menawarkan siswa keberhasilan yang lebih besar dalam memahami konsep matematika. Kata Kunci : Capability Concept Training, Conventional, Numbered Head Together (NHT), Teams Game Tournament (TGT)
PEMANFAATAN MEDIA PAPAN PENARIKAN AKAR PANGKAT TIGA (PAPA ANGGA) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MATEMATIKA PADA SISWA SD N 89 KOTA BENGKULU Dea Mutiara; Kashardi
PROFICIO Vol. 5 No. 2 (2024): PROFICIO : Jurnal Abdimas FKIP UTP
Publisher : FKIP UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jpf.v5i2.2476

Abstract

Beberapa permasalahan yang sering terjadi pada pembelajaran matematika di sekolah dasar. Permasalahannya yaitu sebagian siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika dan hasil belajarnya masih rendah. Dan juga siswa lebih suka bermain daripada belajar matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media PAPA ANGGA terhadap kemampuan matematika pada siswa SD. Penarikan akar pangkat tiga biasanya menjadi materi yang cukup sulit untuk anak sekolah dasar. Hal ini terjadi karena guru hanya menggunakan metode faktorisasi prima dalam pembelajaran, tidak menggerakkan semangat siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut digunakan PAPA ANGGA karena dengan menggunakan PAPA ANGGA siswa dapat terlibat secara aktif dan dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Penelitian bertjuan bertujuan memotivasi dan membangkitkan minat siswa untuk menjalani proses belajar mengajar lebih fokus dan lebih rajin belajar sehingga kegiatan belajar dapat lebih efektif di SD N 89 Kota Bengkulu
PENDAMPINGAN BELAJAR MATEMATIKA SEKOLAH DASAR DI DESA KARYA PELITA KABUPATEN BENGKULU UTARA Setyo Utomo, Wahyu; Gunawan, Hafiz; Kashardi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (JIMAKUKERTA) Vol. 5 No. 2 (2025): JIMAKUKERTA
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu program kerja Kuliah Kerja Nyata Universitas Muhammadiyah Bengkulu Tahun 2024 adalah melakukan pendampingan belajar bagi siswa sekolah dasar. SDN 216 Bengkulu Utara adalah lokasi kegiatan tersebut. Melalui Kuliah Kerja Nyata, diharapkan mahasiswa dapat memperoleh pengalaman hidup sosial dan menerapkan pengetahuan akademik mereka. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika di Kuliah Kerja Nyata melakukan program kerja wajib, bimbingan belajar pada anak-anak tingkat Sekolah Dasar, untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam belajar, khususnya matematika. Dengan demikian, mereka dapat mengenalkan matematika pada tingkat Sekolah Dasar dengan cara yang tidak terlalu rumit. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah pendampingan belajar pada anak-anak, edukasi pada anak-anak tingkat Sekolah Dasar. Kegiatan ini dapat memberikan dampak positif pada bagaimana anak-anak di Desa Karya Pelita belajar memahami matematika. Menurut hasil penelitian, anak-anak di Sekolah Dasar telah menguasai materi yang telah mereka pelajari sebelumnya.
Konstelasi Budaya dalam Pembentukan Sistem Pendidikan: Studi Perbandingan Indonesia, Jepang, Finlandia, dan Singapura Adi Asmara; Kashardi; Asmi Astuti; Dharmawati Ambarita; M. Thoha; Atik Maryanti
Kartika: Jurnal Studi Keislaman Vol. 5 No. 3 (2025): Kartika: Jurnal Studi Keislaman (November)
Publisher : Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPT NU) PCNU Kabupaten Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59240/kjsk.v5i3.467

Abstract

Culture plays an important role in shaping thinking patterns, values, and educational practices across countries. This article aims to analyze the influence of culture on Indonesia's education system and compare it with several other countries, such as Japan, Finland, and Singapore. Through a literature-based approach, the study identifies that cultural differences result in variations in teaching methods, teacher-student relationships, disciplinary approaches, and educational objectives. In Indonesia, a collectivist culture and respect for authority tend to emphasize structured, teacher centered learning. In contrast, Finland highlights an egalitarian culture that supports independence and student-centered learning. Japan exhibits a culture of hard work and high discipline, while Singapore emphasizes strong competitiveness in line with its work-oriented culture. The findings indicate that culture significantly contributes to the characteristics of a country's education system. Understanding these cultural influences is essential for designing relevant and contextual educational innovations in Indonesia.