Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STUDI LABORATORIUM PENGARUH SISTEM BENTONITE PREHIDRASI TERHADAP MUD WEIGHT, VISKOSITAS, DAN PLASTIC VISCOSITY PADA TEMPERATUR 80°F, 250°F, DAN 300°F Pearlo, Kevin Lukas; Satiyawira, Bayu; Husla, Ridha
Petro : Jurnal Ilmiah Teknik Perminyakan Vol. 12 No. 1 (2023): MARET
Publisher : Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/petro.v12i1.16154

Abstract

Bentonite merupakan salah satu aditif yang paling sering digunakan. Secara alamiah dapat berfungsi untuk menaikan viskositas dan gel strength yang dapat dikontrol dengan thinner serta menurunkan fluid loss dari lumpur. Pada studi laboratorium ini, kita akan menganalisis dan mengevaluasi sistem bentonite prehidrasi dengan bahan dasar fresh water dan sea water, yang menggunakan bentonite sebagai padatan pembuat lumpur pemboran. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan dua sampel sistem bentonite prehidrasi. Sampel pertama dengan menggunakan fresh water dan sampel kedua dengan menggunakan sea water. Tapi, fokus dari prehidrasi ini adalah untuk melihat apakah bentonite juga dapat dipakai di lapangan offshore. Kedua sampel tersebut diprehidrasi selama 16 jam dan dilakukan pengujian terhadap tiga temperatur yaitu 80°F, 250°F, dan 300°F dengan menggunakan oven selama 1 jam. Hasil uji laboratorium pada sampel sea water menunjukan kenaikan setiap kenaikan suhu untuk mendapatkan lumpur pemboran yang baik. Mulai dari nilai mud weight sebesar 8,6 ppg – 9,6 ppg, viskositas sebesar 44 sec/qt – 50 sec/qt, dan PV sebesar 11 cp – 19 cp. Dari hasil data yang didapat menunjukan bahwa bentonite telah sukses diprehidrasi dengan sea water dan mendapatkan hasil yang baik sesuai spesifikasi.
PENGARUH PENAMBAHAN CANGKANG KERANG SEBAGAI ADITIF PENYEMENAN Samura, Lisa; Rosyidan, Cahaya; Prapansya, Onnie Ridaliani; Maulani, Mustamina; Pauhesti; Hidayat, Hifzhan Rizki; Pearlo, Kevin Lukas
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 10, Nomor 2, Juli 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v10i2.18971

Abstract

Keberhasilan proses pemboran sumur minyak tergantung pada kualitas dan campuran semen pemboran. Perencanaan komposisi pembuatan bubur semen yaitu air, bahan tambahan, atau campuran tambahan lainnya perlu dianalisa untuk menghasilkan sifat-sifat bubur semen yang diinginkan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui komposisi dan sifat fisik bubur semen dengan penambahan zat adiktif cangkang kerang pada tiga variasi suhu waktu pengentalan, kuat tekan, dan rheologi bubur semen. Metodologi penelitian, desain penelitian kuantitatif menguji pengaruh penambahan aditif terhadap berbagai sifat fisik bubur semen. Pelaksanaan sesuai dengan protokol penelitian yang telah disusun. Analisis dengan mengukur waktu penebalan, kuat tekan, dan reologi bubur semen menggunakan peralatan vicat, dengan memperhatikan kondisi tekanan dan suhu standar API 10A. Hasil penelitian, pengujian semen kelas G dengan aditif kerang pada kadar air 44% menunjukkan hasil penurunan kuat tekan dengan setiap penambahan konsentrasi aditif. Penambahan aditif clamshell pada kadar air 44% dengan tiga variasi temperatur yaitu 80°F, 140°F, dan 200°F waktu perendaman selama 24 jam dan 8 jam. Suhu memiliki pengaruh yang besar terhadap uji waktu pengentalan sampel semen dan waktu perendaman akan berpengaruh lebih besar terhadap penambahan aditif kerang. Hasil uji waktu pengentalan semen kelas G dengan penambahan aditif cangkang kerang pada substitusi cangkang kerang 0%, 15%, 20%, 25% dan 50%, menunjukkan bahwa semakin banyak substitusi cangkang kerang maka semakin cepat waktu pengeringan pada pembacaan vicat dan hasil yang sama Ditemukan juga pada uji kuat tekan ekosemen pada substitusi cangkang kerang 0%, 15%, 20%, 25% dan 50% menunjukkan penurunan nilai kuat tekan dengan semakin banyak substitusi shell ditambahkan.
SOSIALISASI FLUIDA PEMBORAN: PENGANTAR KOMPREHENSIF UNTUK LABORAN DAN GURU SMK MIGAS CIBINONG, JAWA BARAT Samura, Lisa; Burhannudinnur, Muhammad; Prakoso, Suryo; Rosyidan, Cahaya; Maulani, Mustamina; Satiyawira, Bayu; Djumantara, Maman; Pearlo, Kevin Lukas; Soekardy, Mentari Gracia; Hidayat, Hifdzan Rizki
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMIN) Vol 6 No 1 (2024): JURNAL ABDI MASYARAKAT INDONESIA (JAMIN)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jamin.v6i1.16630

Abstract

The world of oil cannot be separated from drilling operations in extracting hydrocarbons from below the earth's surface. Drilling mud or drilling fluid is essential to the drilling process. Cibinong Oil and Gas Vocational School is a vocational school that has two study programs, namely, Oil and Gas Drilling Engineering and Oil and Gas Production Engineering. The laboratory assistants at the Oil and Gas Vocational School have limitations in explaining in detail about drilling fluids. Therefore, activity is necessary to increase insight and knowledge of drilling fluids, especially in supporting practical activities. The method used in this activity is the dissemination of knowledge about drilling mud accompanied by the practice of making a simple drilling mud mixture. Making drilling mud is carried out by comparing KCl polymer mud and polyamine as a shale inhibitor. This comparison is seen from the results of the physical properties of the mud produced, namely mud weight, funnel viscosity, plastic viscosity, yield point, 10-second gel strength, 10-minute gel strength, filtration rate, mud cake, and pH (acidity level). With this introductory activity, knowledge about drilling fluids for laboratory assistants and chemistry teachers as participants in PkM activities has increased. This increase in knowledge can benefit students who will continue their education at the undergraduate level in earth sciences at universities.