Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENYULUHAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR TEMPE-TAHU USAHA KECIL MENENGAH (UKM) SEMANAN, KECAMATAN KALIDERES, KOTA JAKARTA BARAT Sarah Aphirta; Widyo Astono; Wisely Yahya; Dwi Astuti, Ariani; Tazkiaturrizki; Wardianto, Feri
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMIN) Vol 5 No 2 (2023): JURNAL ABDI MASYARAKAT INDONESIA (JAMIN)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jamin.v5i2.17550

Abstract

Di Indonesia, khususnya Kawasan Semanan, tahu dan tempe diproduksi oleh industri rumah tangga dengan menggunakan teknologi tradisional. Namun, industri pengolahan kedelai ini dinilai tidak efisien, tidak hanya ada pengurangan produktivitas, tetapi proses yang digunakan dianggap tidak ramah lingkungan. Tujuan dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah untuk memberikan wawasan kepada khalayak sasaran terkait dengan pengelolaan air limbah tahu-tempe yang terpadu. Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari 3 (tiga) tahapan. Tahap pertama (1) yaitu persiapan, meliputi survey lokasi, koordinasi dengan pihak mitra, dan pemetaan wilayah produksi tempe-tahu. Tahap kedua (2) yaitu pelaksanaan, meliputi kegiatan penyuluhan, pengisian kuesioner, dan diskusi internaktif. Tahap ketiga (3) yaitu evaluasi, terakit hasil penyuluhan, analisis data kuesioner, dan rencana tindak lanjut. Rata-rata jumlah produksi tahu/tempe dalam sehari mencapai 10-50 kg di Kelurahan Semanan, begitu juga halnya dengan penggunaan bahan baku kedelai rata-rata berkisar antara 10-50 kg/hari. Sebanyak 53% masyarakat belum mengetahui potensi limbah cair tempe/tahu menjadi alternatif energi untuk memasak, namun antusiasme yang sangat tinggi ditunjukkan dengan analisis kuesioner dengan angka 100% masyarakat bersedia untuk menjadi volunter sebagai kontribusi pengadaan teknologi pengolah limbah yang dapat menghasilkan sumber energi alternatif. Program ini telah ditindaklanjuti dalam bentuk penelitian skema Penelitian Unggulan Fakultas, dan tindak lanjut ini perlu dikembangkan secara terintegrasi.
Kajian Pengelolaan Limbah Padat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Rumah Tangga di Jakarta Barat Wardianto, Feri; Wijayanti, Asih; Purwaningrum, Pramiati
INFOMATEK Vol 25 No 2 (2023): Volume 25 No. 2 Desember 2023
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/infomatek.v25i2.9767

Abstract

Berdasarkan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Kota Administrasi Jakarta Barat memiliki jumlah timbulan limbah padat B3 rumah tangga eksisting mencapai 4334,85 kg/tahun pada tahun 2021. Jakarta Barat memiliki 3 TPS 3R yang berada di KecamatanĀ  Kalideres, Kecamatan Cengkareng, dan Kecamatan Palmerah, serta Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta membangun 2 TPS limbah B3 skala kecamatan yang berada di KecamatanĀ  Kalideres, dan Kecamatan Kebon Jeruk. 1 TPS limbah B3 skala kota yang berada di Kecamatan Cengkareng, akan tetapi masih sedikitnya pengelolaan limbah padat B3 rumah tangga dan kurangnya literasi masyarakat di Kota Jakarta Barat akan bahaya dari limbah padat B3 rumah tangga. Hal ini berpotensi menimbulkan efek negatif yaitu pencemaran lingkungan dan penyakit terhadap mahkluk hidup yang ada di sekitar TPS 3R dan TPS limbah B3. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengkaji pengelolaan limbah padat B3 rumah tangga di Jakarta Barat. Metode sampling untuk menghitung timbulan dan komposisi sampah berdasarkan SNI 19-3964-1994. Hasil sampling menunujukkan total timbulan limbah padat B3 di 3 TPS 3R sebesar 41,25 kg dan total timbulan E-waste sebesar 38,28 kg. Persentase rata-rata kandungan komposisi limbah padat B3 dalam sampah rumah tangga sebanyak 0,98% dan E-waste sebanyak 0,84%. Pada kondisi eksisting alur pengelolaan limbah padat B3 dimulai dari sumber sampai pengolahan limbah padat B3 limbah padat B3 yang diolah oleh pihak ke 3 sebanyak 9120,27 kg/tahun. Dalam merencanakan pengelolaan limbah padat B3 terdapat 2 skenario, dengan skenario terpilih adalah skenario 2 dikarenakan pada skenario ini kebutuhan alat angkut limbah padat B3 lebih sedikit dibandingkan skenario 1 sebanyak 32 unit untuk gerobak motor dan memiliki kemiripan dari kondisi eksistingĀ  pengelolaan limbah padat B3 saat ini.