Abstract: Adulthood is marked by developmental tasks to begin roles and responsibilities as a productive individual, for example by pursuing higher education. In the development process, various feelings arise, such as feelings of confusion, anxiety and restlessness, which are known as quarter life crises. On the other hand, the level of subjective well-being can help individuals deal with crises. This study aims to identify the level and relationship between quarter life crisis and subjective well-being. Data analysis was carried out using a quantitative approach through correlational descriptive analysis. The sampling technique uses purposive sampling taken from the population with the sample criteria being active students aged 21-30 years. The sample obtained was 50 students. The results of this research show that there is a negative relationship between quarter life crisis and subjective well-being (r= 0.674; p<0.05). It can be concluded that the higher the level of quarter life crisis, the lower subjective well-being.Key Words: Quarter life crisis, subjective well-being, students.Abstrak: Masa dewasa ditandai dengan adanya tugas perkembangan untuk memulai peran dan tanggung jawab sebagai individu yang produktif, salah satunya dengan menempuh pendidikan tinggi. Dalam proses perkembangan ini muncul perasaan kebingungan, kecemasan, dan ketidakpastian yang dikenal sebagai quarter life crisis. Disisi lain, tingkat kesejahteraan subjektif dapat membantu individu dalam menghadapi krisis yang dialaminya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat dan hubungan antara quarter life crisis dan kesejahteraan mahasiswa pascasarjana. Analisis data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui analisis deskriptif korelasional. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang diambil dari populasi dengan kriteria sampel mahasiswa aktif yang berusia 21-30 tahun. Sampel yang diperoleh sebanyak 50 mahasiswa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negarif antara quarter life crisis dan kesejahteraan subjetif (r= 0.674; p< 0.05). Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat quarter life crisis maka akan semakin rendah kesejahteraan subjektifKata Kunci: Quarter Life Crisis, Kesejahteraan Subjektif, Mahasiswa.