Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA SMA POMOSDA TANJUNGANOM NGANJUK Lukmanati; Bakti Yulisar; Yuli Minartiwi
CYBER-TECHN Vol. 13 No. 01 (2019): CYBER-Techn
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di dalam sebuah organisasi haruslah memiliki komunikasi interpersonal yang kondusif. Komunikasi interpersonal yang baik dan kondusif akan mempengaruhi kinerja pegawai didalamnya. Dari beberapa penelitian yang dilakukan para ahli menunjukkan bahwa salah satu yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah komunikasi interpersonal. Oleh karena itu, dalam sebuah organisasi harus mampu menciptakan komunikasi interpersonal yang baik dan kondusif. Peneliti mencoba meneliti tentang komunikasi interpersonal terhadap kinerja pegawai di SMA POMOSDA. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling sensus, yang mana seluruh populasi yang ada digunakan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu penyebaran kuesioner kepada seluruh responden yang berjumlah 52 orang. Untuk analisis data digunakan adalah analisis statistic regresi linier sederhana. Dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa komunikasi interpersonal berpengaruh posistif dan signifikan terhadap kinerja pegawai di SMA POMOSDA. Dengan nilai koefisien korelasi yang didapatka sebesar 0,460yang berarti mempunyai pengaruh yang kuat dan nilai koefisien determinasinya sebesar 0,401 atau 40,1%. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapat persamaannya adalah sebagai berikut: (Y= 15,504 + 0,360X+e) yang artinya a) Konstanta = 15,504 apabila Komunikasi Interpersonal sama dengan nol, maka kinerja pegawai sebesar 15,504. b) Koefisienregresi positif sebesar 0,360 ika komunikasi interpersonal meningkat sebesar 0,360 maka kinerja pegawai akan meningkat sebesar 0,360. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa T hitung > T tabel (3,623 > 2,010) dan nilai signifikansi < dari p value (0,00 < 0,05) yang artinya bahwa komunikasi interpersonal berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SMA POMOSDA TANJUNGANOM NGANJUK Muhtar Yahya R; Bambang Wahyu; Yuli Minartiwi
CYBER-TECHN Vol. 12 No. 01 (2018): CYBER-Techn
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Didalam sebuah organisasi haruslah memiliki iklim yang kondusif. Iklim organisasi yang baik dan kodusif akan mempengaruhi kinerja seseorng didalamnya. Dari beberapa penelitian yang dilakukan para ahli menunjukkan bahwa salah satu yang mempengaruhi kinerja adalah iklim organisasi. Oleh karena itu, dalam sebuah organisasi harus mampu menciptakan iklim organisasi yang baik dan kondusif. Peneliti mencoba meneliti tentang pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja guru di SMA POMOSDA. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling sensus, yang mana seluruh populasi yang ada digunakan dalam peneilitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menyebar kuesioner kepada seluruh responden yang berjumlah 38 orang. Untuk analisis data yang digunakan adalah analisis statistik regresi linier sederhana. Dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di SMA POMOSDA. Dengan nilai koefisien korelasi yang didapatkan sebesar 0,683 yang berarti mempunyai pengaruh yang kuat dan nilai koefisien determinasinya sebesar 0,467 atau 46,7%. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapat persamaannya adalah sebagai berikut: Y= 19,885+0,551X yang artinya a) Konstanta = 19,885 apabila Iklim Organisasi sama dengan nol, maka kinerja guru sebesar 19,885. b) Koefisien regersi positif sebesar 0,551 jika iklim organisasi meningkat sebesar 0,551 maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,551. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa T hitung > T tabel (5,515>2,030) dan nilai signifikansi < dari ρ value (0,00<0,05) yang artinya bahwa iklim organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.
ANALISA PENGEMBANGAN PRODUK SEPATU KULIT DENGAN METODE REKAYASA NILAI DALAM RANGKA PENGHEMATAN BIAYA (Studi Kasus pada Home Industri Kerajinan Kulit Figha Di Magetan) Eko Sulistiyono; Yuli Minartiwi; Nur Alamsyah Anwar
CYBER-TECHN Vol. 12 No. 02 (2018): CYBER-Techn
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan data yang di ambil dari SPBU Warujayemg 23 april 2013 , terjadi penurunan pasokan solar hingga 55% di setiap SPBU. Kelangkaan BBM solar yg mengakibatkan kenaikan ongkos jasa ekspedisi, memungkinkan terjadinya kenaikan harga bahan baku.Ditunjang pula bahwa pengembangan produk mempunyai waktu siklus yang semakin pendek. Agar perusahaan tetap dapat bertahan, maka harus selalu dibuat inovasi-inovasi produk yang diharapkan akan mampu meningkatkan volume penjualan. Penghematan biaya (Cost Reduction) dengan metode rekayasa nilai (Value Engineering) banyak digunakan oleh perusahaan. Dengan metode ini akan diperoleh fungsi yang diminta. Penurunan biaya produk dapat dijadikan salah satu strategi dalam kompetisi di dunia usaha dengan tidak mengurangi mutu dari produk tersebut. Penelitian yang dilakukan terhadap produk sepatu kulit di Home Industri Kerajinan Kulit Figha, Magetan bertujuan untuk mengurangi biaya produksi pembuatan sepatu dengan cara mengubah-ubah Loss untuk material. Produk sepatu terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas (Upper) dan bagian bawah (Bottom). Komponen-komponen pembentuk sepatu kulit adalah tetap. Hal ini dikarenakan kualitas dari produk sepatu ini sudah tidak diragukan lagi dan juga desain sudah ditentukan oleh pemilik usaha. Hasil akhir yang diperoleh dengan analisa biaya adalah sebelum rekayasa nilai sebesar Rp. 73,500.00 dan setelah rekayasa nilai sebesar Rp. 72204,50, sehingga dapat diperoleh penghematan biaya sebesar Rp. 1295,50 dan perhitungan nilai fungsi sebesar 1,02 yang berarti biaya yang dikeluarkan adalah layak. Produksi sepatu kulit dalam setahun sebesar 900 pasang sepatu. Jadi penghematan yang diperoleh dalam setahun adalah sebesar Rp. 1295,50x 900 pasang/tahun = Rp. 1.165.950/tahun
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CACAT AKAR TANJUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS PADA UPT MAKARTI POMOSDA Yuli Minartiwi; Khoirunnisa
CYBER-TECHN Vol. 17 No. 01 (2023): CYBER-Techn
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan kecacatan produk akar tanjung dengan Seven tools. Produksi Akar Tanjung saat ini masih memiliki produk cacat dari beberapa stasiun kerja. Data frekuensi jenis produk akar tanjung memiliki 2 jenis cacat yaitu serbuk hangus sebanyak 500 Kg (68%) dan serbuk basah sebanyak 230 Kg (32%). Penyebab cacat produk berasal dari kualitas proses produksi belum berjalan secara maksimal. Hasil perhitungan koefisien korelasi pada diagram scatter memiliki korelasi yang positif yaitu 0,310 karena r > 0. Pada diagram scatter menunjukkan pergerakan kearah kanan yang berate semakin banyak produksi maka semakin banyak pula jumlah kecacatan. Baik dari pengadaan bahan, maintenance mesin produksi maupun dari segi karyawannya. Dari jenis cacat serbuk hangus sebesar 68%, pada peta kendali jumlah cacat melebihi batas UCL yaitu 0,935.
Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Marasake Dengan Metode EOQ, POQ Dan Min-Max Agustin Sukarsono; Yesi Nurul Hotimah; Deny Kurniawati; Yuli Minartiwi
Jurnal Teknik dan Manajemen Industri Pomosda (JTMIP) Vol. 1 No. 02 (2023): Jurnal Teknik dan Manajemen Industri Pomosda (JTMIP)
Publisher : Program Studi Teknik Industri STT POMOSDA Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Bahan baku produk marasake pada periode tahun 2021 mengalami kelebihan kebutuhan (overstock) sehingga diperlukan analisis untuk mengetahui metode manakah yang paling optimal dan yang paling tepat untuk diterapkan dalam pengendalian persediaan bahan baku. Metode yang digunakan adalah metode EOQ, POQ dan Min-Max. Dari analisis pengendalian bahan baku total biaya persediaan pada metode EOQ bahan baku kacang hijau mencapai Rp 656.664, frekuensi pemesanan 3 kali, kuantitas 167,13 kg. Susu bubuk Rp 427.407, frekuensi pemesanan 4 kali, kuantitas 4,21 kg. Dextrose Rp 528.664, frekuensi pemesanan 3 kali, kuantitas 86,82 kg. Garam Rp 189.771, frekuensi pemesanan 6 kali, kuantitas 3,64 kg. Metode POQ bahan baku kacang hijau Rp 229.363, frekuensi pemesanan 1 kali, kuantitas 478,5 kg. Susu bubuk Rp 414.386, frekuensi pemesanan 3 kali, kuantitas 4,34 kg. Dextrose Rp 151.386, frekuensi pemesanan 1 kali, kuantitas 303,2. Garam Rp 180.831, frekuensi pemesanan 6 kali, kuantitas 3,82 kg. Metode Min-Max bahan baku kacang hijau Rp 2.242.305, frekuensi pemesanan 12 kali, kuantitas 36,6 kg. Susu bubuk Rp 2.242.305, frekuensi pemesanan 12 kali, kuantitas 1,25 kg. Dextrose Rp 2.597.426, frekuensi pemesanan 12 kali, kuantitas 19,1 kg. Garam Rp 1.799.562, frekuensi pemesanan 12 kali, kuantitas 1,9 kg. Metode EOQ memiliki tingkat resiko yang lebih kecil dari pada metode POQ, karena perusahaan tidak mengeluarkan biaya penyimpanan yang besar,sehingga penyusutan bahan baku lebih rendah.
Strategi Pengembangan Usaha Bibit Kelapa Sawit Menggunakan Metode Analisis SWOT Dan Bussines Model Canvas (BMC) (Studi Kasus Ikm Pembibitan Kelapa Sawit Desa Way-Hawang) Muhammad Alaidin; Deny Kurniawati; Yuli Minartiwi
Jurnal Teknik dan Manajemen Industri Pomosda (JTMIP) Vol. 2 No. 01 (2024): Jurnal Teknik dan Manajemen Industri Pomosda (JTMIP)
Publisher : Program Studi Teknik Industri STT POMOSDA Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IKM pembibitan kelapa sawit merupakan salah satu dari beberapa usaha bergerak di bidang pembibitan kelapa sawit di desa Way hawang, menjadikan usaha ini menjadi kompetitif dan penuh tantangan dalam pengembangan usaha. Karena itu, pembibitan kelapa sawit perlu membuat model bisnis yang tepat dan strategi baru yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing dalam pengembangan usaha. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis model bisnis pembibitan kelapa sawit dengan menggunakan Analisis SWOT dan Business Model Canvas. Metode penelitian ini berjenis kualitatif, yaitu dengan menggunakan Analisis SWOT dan Business Model Canvas (BMC). Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumensi. Responden penelitian ini terdiri dari pemilik usaha pembibitan kelapa sawit. Setelah dilakukan penelitian menunjukkan nilai EFAS di angka 0,73 dan IFAS 1,67 kuadran SWOT pembibitan kelapa sawit berada pada kuadran 1“Growth Oriented Strategy” yaitu mendukung strategi agresif yang hasilnya kemudian menjadi masukan untuk perbaikan model bisnis pada usaha pembibitan kelapa sawit. Berdasarkan implementasinya menunjukkan bahwa rekomendasi perbaikan pada sembilan elemen model bisnis dan strategi SO, WO, ST, WT yang dihasilkan dapat menjadi solusi strategi pengembangan usaha bibit kelapa sawit.
Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk Marasake Dengan Metode EOQ, POQ Dan Min-Max Agustin Sukarsono; Yesi Nurul Hotimah; Deny Kurniawati; Yuli Minartiwi
Jurnal Teknik dan Manajemen Industri Pomosda (JTMIP) Vol. 1 No. 02 (2023): Jurnal Teknik dan Manajemen Industri Pomosda (JTMIP)
Publisher : Program Studi Teknik Industri STT POMOSDA Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Bahan baku produk marasake pada periode tahun 2021 mengalami kelebihan kebutuhan (overstock) sehingga diperlukan analisis untuk mengetahui metode manakah yang paling optimal dan yang paling tepat untuk diterapkan dalam pengendalian persediaan bahan baku. Metode yang digunakan adalah metode EOQ, POQ dan Min-Max. Dari analisis pengendalian bahan baku total biaya persediaan pada metode EOQ bahan baku kacang hijau mencapai Rp 656.664, frekuensi pemesanan 3 kali, kuantitas 167,13 kg. Susu bubuk Rp 427.407, frekuensi pemesanan 4 kali, kuantitas 4,21 kg. Dextrose Rp 528.664, frekuensi pemesanan 3 kali, kuantitas 86,82 kg. Garam Rp 189.771, frekuensi pemesanan 6 kali, kuantitas 3,64 kg. Metode POQ bahan baku kacang hijau Rp 229.363, frekuensi pemesanan 1 kali, kuantitas 478,5 kg. Susu bubuk Rp 414.386, frekuensi pemesanan 3 kali, kuantitas 4,34 kg. Dextrose Rp 151.386, frekuensi pemesanan 1 kali, kuantitas 303,2. Garam Rp 180.831, frekuensi pemesanan 6 kali, kuantitas 3,82 kg. Metode Min-Max bahan baku kacang hijau Rp 2.242.305, frekuensi pemesanan 12 kali, kuantitas 36,6 kg. Susu bubuk Rp 2.242.305, frekuensi pemesanan 12 kali, kuantitas 1,25 kg. Dextrose Rp 2.597.426, frekuensi pemesanan 12 kali, kuantitas 19,1 kg. Garam Rp 1.799.562, frekuensi pemesanan 12 kali, kuantitas 1,9 kg. Metode EOQ memiliki tingkat resiko yang lebih kecil dari pada metode POQ, karena perusahaan tidak mengeluarkan biaya penyimpanan yang besar,sehingga penyusutan bahan baku lebih rendah.
Strategi Pengembangan Usaha Bibit Kelapa Sawit Menggunakan Metode Analisis SWOT Dan Bussines Model Canvas (BMC) (Studi Kasus Ikm Pembibitan Kelapa Sawit Desa Way-Hawang) Muhammad Alaidin; Deny Kurniawati; Yuli Minartiwi
Jurnal Teknik dan Manajemen Industri Pomosda (JTMIP) Vol. 2 No. 01 (2024): Jurnal Teknik dan Manajemen Industri Pomosda (JTMIP)
Publisher : Program Studi Teknik Industri STT POMOSDA Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IKM pembibitan kelapa sawit merupakan salah satu dari beberapa usaha bergerak di bidang pembibitan kelapa sawit di desa Way hawang, menjadikan usaha ini menjadi kompetitif dan penuh tantangan dalam pengembangan usaha. Karena itu, pembibitan kelapa sawit perlu membuat model bisnis yang tepat dan strategi baru yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing dalam pengembangan usaha. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis model bisnis pembibitan kelapa sawit dengan menggunakan Analisis SWOT dan Business Model Canvas. Metode penelitian ini berjenis kualitatif, yaitu dengan menggunakan Analisis SWOT dan Business Model Canvas (BMC). Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumensi. Responden penelitian ini terdiri dari pemilik usaha pembibitan kelapa sawit. Setelah dilakukan penelitian menunjukkan nilai EFAS di angka 0,73 dan IFAS 1,67 kuadran SWOT pembibitan kelapa sawit berada pada kuadran 1“Growth Oriented Strategy” yaitu mendukung strategi agresif yang hasilnya kemudian menjadi masukan untuk perbaikan model bisnis pada usaha pembibitan kelapa sawit. Berdasarkan implementasinya menunjukkan bahwa rekomendasi perbaikan pada sembilan elemen model bisnis dan strategi SO, WO, ST, WT yang dihasilkan dapat menjadi solusi strategi pengembangan usaha bibit kelapa sawit.
ANALISA USAHA BUDIDAYA IKAN LELE MENGGUNAKAN MEDIA BIOFLOK (Studi Kasus Pada Kelompok Peternak Lele Sehat di POMOSDA) Tito Baskoro; Erna Habibah; Agustin Sukarsono; Yuli Minartiwi
CYBER-TECHN Vol. 14 No. 01 (2020): CYBER-Techn
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan lele menjadi salah satu komoditi hasil perikanan yang sangat digemari masyarakat Indonesia. Ikan lele merupakan salah satu ikan yang banyak dikosumsi masyarakat. Komoditi ini membuat ikan lele memiliki prospek yang sangat menjajikan, baik dari segi permintaan maupun harga jualnya. Dalam pengembangannya petani budidaya ikan lele mengahadapi permasalahan yaitu produktifitas yang masih rendah, harga faktor produk (benih, tenaga kerja, pakan, dan pupuk) setiap tahunya hampir bisa dipastikan akan naik dan harga lele akan berfluktuatif tidak menentu ketika panen besar. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa Lele sangkuriang ukuran konsumsi yang di budidayakan di POMOSDA Kabupaten nganjuk memiliki bobot sekitar 200-250 gram (4 – 5 ekor/kg) dan panjang tubuh antara 15 – 20 cm, dengan harga jual lele sangkuriang ukuran konsumsi berkisar 20.000 – 22.000 rupiah/kg. Perhitungan analisa usaha meliputi: Keuntungan, R/C Ratio, Payback Period (PP) dan Break Even Point (BEP). Hasil perhitungan analisa usaha budidaya pembesaran ikan lele sangkuriang di POMOSDA Keuntungan berkisar; 6.986.677 – 15.948.750 rupiah per periode. R/C ratio berkisar: 1,5 – 2,17 per rupiah. Payback period berkisar: 3,3 – 6,8 bulan. Break event point: 10.138 – 14.115 rupiah/kg.
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CACAT AKAR TANJUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS PADA UPT MAKARTI POMOSDA Yuli Minartiwi; Khoirunnisa
CYBER-TECHN Vol. 17 No. 01 (2023): CYBER-Techn
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan kecacatan produk akar tanjung dengan Seven tools. Produksi Akar Tanjung saat ini masih memiliki produk cacat dari beberapa stasiun kerja. Data frekuensi jenis produk akar tanjung memiliki 2 jenis cacat yaitu serbuk hangus sebanyak 500 Kg (68%) dan serbuk basah sebanyak 230 Kg (32%). Penyebab cacat produk berasal dari kualitas proses produksi belum berjalan secara maksimal. Hasil perhitungan koefisien korelasi pada diagram scatter memiliki korelasi yang positif yaitu 0,310 karena r > 0. Pada diagram scatter menunjukkan pergerakan kearah kanan yang berate semakin banyak produksi maka semakin banyak pula jumlah kecacatan. Baik dari pengadaan bahan, maintenance mesin produksi maupun dari segi karyawannya. Dari jenis cacat serbuk hangus sebesar 68%, pada peta kendali jumlah cacat melebihi batas UCL yaitu 0,935.