Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pengembangan Balance Score Card (BSC) dalam penerapan teaching Factory di politeknik atk Yogyakarta Abdullah, Sofwan Siddiq; Wijaya, Andi Rahadiyan
Benefit: Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 2 No 2 Desember 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/benefit.v2i2.4401

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengukuran kinerja organisasi dengan menerapkan model  Balanced Scorecard dimana item-item kuesionernya digali dan dikembangkan dari konsep Teaching Factory yang dilaksanakan pada Politeknik ATK Yogyakarta. Pengukuran kinerja tersebut melibatkan Dosen, Karyawan, Mahasiswa, Alumni dan Perusahaan (user) pengguna lulusan Politeknik ATK Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket, wawancara, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistic deskriptif kuantitatif  dan dengan menafsirkan hasil pengukuran menggunakan kategori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) berdasarkan analisis kebutuhan, diperlukannya sistem pengukuran kinerja yang handal, komprehensif, terukur, dan berimbang di ATK Yogyakarta, seperti pengukuran kinerja menggunakan model Balanced Scorecard yang perancangannya disesuaikan dan mengadopsi konsep Teaching Factory. (2) Ditinjau dari keempat aspek Balanced Score Card, Program Studi Teknik Pengolahan Kulit (TPK) memiliki rata-rata skor kinerja yang lebih baik dari Program Studi Teknologi Pengolahan Produk Kulit (TPPK). (3). Secara keseluruhan Program Studi TPK maupun TPPK memiliki kinerja yang masuk dalam kategori baik, sehingga  hal ini membuktikanbahwa kinerja organisasi Politeknik ATK Yogyakarta, berdasarkan 4 (empat) perspektif Balanced Scorecard dalam kondisi yang baik. (4) Hasil rata-rata skor Balanced ScorecardProgram Studi TPK dan Program Studi TPPK dibandingkan dengan data analisis 7 assessment parameter dalam implementasi Teaching Factory mendapatkan hasil akhir yang signifikan/sinergis.
FTIR-PCA analysis as an initial analysis to distinguish the origin of skin and leather Ragil Yuliatmo; R. Lukas Martindro Satrio Ari Wibowo; Wisnu Pambudi; Sofwan Siddiq Abdullah; Thoyib Rohman Hakim; Yuny Erwanto
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 37, No 1 (2021): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20543/mkkp.v37i1.6348

Abstract

Leather products are parts of daily fashion in Indonesia, such as bags, shoes, jackets, and gloves. Adulteration of raw materials for leather products can occur if there are no labels on these products. Various methods such as PCR, GC-MS, HPLC, and FTIR have been carried out to distinguish the origin of leather products. The FTIR method is known as an easy and inexpensive method to use. The objective of this study was to evaluate the capability of FTIR spectroscopy and Principle Component Analysis (PCA) for lipid identifcation and initial analysis to distinguish the original materials on leather products. Lipid extracts obtained from the various skin were scanned using an FTIR spectrophotometer at 4000–450 cm-1. It resulted in spectral differences in several wavenumbers (3000-2800 cm-1 and 1200-1000 cm-1). The same result is also found in lipid spectra from leather product extraction. The FTIR spectroscopy and PCA can differentiate pigskin and goatskin through specifc peaks in infrared spectra. This can be used as an initial analysis on determining the existence of skin adulteration in leather products. This study is prospective to be continued by chemometrics as quantitative analysis.
Pengembangan Balance Score Card (BSC) dalam penerapan teaching Factory di politeknik atk Yogyakarta Sofwan Siddiq Abdullah; Andi Rahadiyan Wijaya
Benefit: Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 2 No 2 Desember 2017
Publisher : Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/benefit.v2i2.4401

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengukuran kinerja organisasi dengan menerapkan model  Balanced Scorecard dimana item-item kuesionernya digali dan dikembangkan dari konsep Teaching Factory yang dilaksanakan pada Politeknik ATK Yogyakarta. Pengukuran kinerja tersebut melibatkan Dosen, Karyawan, Mahasiswa, Alumni dan Perusahaan (user) pengguna lulusan Politeknik ATK Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket, wawancara, dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistic deskriptif kuantitatif  dan dengan menafsirkan hasil pengukuran menggunakan kategori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) berdasarkan analisis kebutuhan, diperlukannya sistem pengukuran kinerja yang handal, komprehensif, terukur, dan berimbang di ATK Yogyakarta, seperti pengukuran kinerja menggunakan model Balanced Scorecard yang perancangannya disesuaikan dan mengadopsi konsep Teaching Factory. (2) Ditinjau dari keempat aspek Balanced Score Card, Program Studi Teknik Pengolahan Kulit (TPK) memiliki rata-rata skor kinerja yang lebih baik dari Program Studi Teknologi Pengolahan Produk Kulit (TPPK). (3). Secara keseluruhan Program Studi TPK maupun TPPK memiliki kinerja yang masuk dalam kategori baik, sehingga  hal ini membuktikanbahwa kinerja organisasi Politeknik ATK Yogyakarta, berdasarkan 4 (empat) perspektif Balanced Scorecard dalam kondisi yang baik. (4) Hasil rata-rata skor Balanced ScorecardProgram Studi TPK dan Program Studi TPPK dibandingkan dengan data analisis 7 assessment parameter dalam implementasi Teaching Factory mendapatkan hasil akhir yang signifikan/sinergis.
Pelatihan Pengawetan dan Pembuatan Kulit Perkamen untuk Pemanfaatan Kulit Kelinci pada Perkumpulan Peternak Kelinci Bantul Atiqa Rahmawati; Baskoro Ajie; R. Lukas Martindro Satrio Ari Wibowo; Ragil Yuliatmo; Dwi Wulandari; Sofwan Siddiq Abdullah; Entien Darmawati
PRIMA: Journal of Community Empowering and Services Vol 6, No 2 (2022): December
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/prima.v6i2.64293

Abstract

Training on Preservation and Parchment Skins Making for Utilization of Rabbit Skins at Bantul Rabbit Breeders Group. The waste product of rabbit breeders includes rabbit skin. Most rabbit breeders require assistance in processing and utilizing rabbit skin waste. This activity aims to help rabbit breeders get more skilled at recognizing the potential of rabbit skins and developing products from them. Due to this, rabbit skin may have a higher commercial worth. The method used in this activity is participatory counseling, which involves the participants directly in the training activities. The activity is accomplished in three steps: collaboration with the rabbit breeders' group and the neighborhood's head; implementation of the rabbit breeders' training program; and evaluation. The activity results showed that the participants were enthusiastic, interested and provided favorable comments throughout the program. The evaluation results have shown that the instructors scored 85,62 on a scale of 0 to 100 for their performance. This condition shows that the participants can well receive the delivery of material by the instructor. In the evaluation of the organizers as a whole, they got an average of 4.05 (scale 0–5). The results of the average pretest and posttest scores increased from 68 to 77, or around 13.24% of the value. The materials provided throughout training are helpful for rabbit breeders in terms of maintaining rabbit skin and employing rabbit skin in the production of parchment skin.
ANALISIS DAN EVALUASI IMPLEMENTASI TEACHING FACTORY DI POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA Sofwan Siddiq Abdullah
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 20 No 1 (2021): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.324 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi dan analisis hasil penilaian implementasi Teaching factory menggunakan 7 (tujuh) assessment parameter dan mengetahui level jobsheet guna meningkatkan level jobsheet di Politeknik ATK. Assesment yang digunakan adalah 7 (tujuh) assessment parameter dalam implementasi Teaching factory dan 7x7 Teaching factory Matrix. Data primer dalam penelitian ini berupa wawancara dan data autentik di Politeknik ATK. Teknik wawancara dilakukan langsung kepada Direktur, Pembantu Direktur, Kepala Teaching factory Politeknik ATK, Kepala program studi Teknologi Pengolahan Kulit (TPK) yang merupakan key informan kebijakan Politeknik ATK terkait Teaching factory . Lingkup penelitian mengenai implementasi Teaching factory program studi TPK. Hasil penilaian mendapatkan skor 60 untuk manajemen Teaching factory , bengkel-laboratorium 64, pola pembelajaran–training 57,14, parameter marketing-promosi Teaching factory dengan nilai 48. Nilai 52 untuk aspek produk–jasa, 64 untuk sdm pengelola Teaching factory dan hubungan industri dengan nilai 70. Hasil perhitungan 7x7 Matrix Teaching factory Prodi TPK adalah 2,893. Hal ini menunjukkan peningkatan capaian dibandingkan 2 tahun sebelumnya yaitu 2,786. Implementasi Teaching factory di Politeknik ATK sudah semakin mendekati level 3 dengan titik berat pembelajaran tahap kualitas. Salah satu prioritas utama yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan adalah aspek Marketing- Promosi Teaching factory . Parameter ini memiliki nilai 48. Nilai yang menunjukkan capaian terendah diantara 7 (tujuh) parameter dalam implementasi Teaching factory .
PEMANFAATAN TEKNOLOGI 4.0 UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMANAS AIR DALAM PROSES PASCA TANNING DI UD NIRA LEATHER YOGYAKARTA Hendrik Alvian Nugroho; Nurwantoro1; Sofwan Siddiq Abdullah
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 20 No 2 (2021): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.62 KB)

Abstract

Air panas pada proses pasca tanning merupakan salah satu penentu keberhasilan proses pasca tanning di UD. Nira Leather. Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk menyelesaikan kurang efisiennya pemanas air pada proses pasca tanning dengan bahan bakar LPG di UD. Nira Leather sekaligus menerapkan industri 4.0 dengan menciptakan alat pemanas air otomatis yang terintegrasi dengan smartphone. Perangkat keras dari alat ini terdiri atas sebuah mikrokontroler Arduino, sensor suhu DS18B20, LCD (Liquid Cristal Display), elemen pemanas. Perangkat lunak pada alat ini terdiri dari aplikasi Blynk. Hasil dari pengujian alat diketahui bahwa dengan daya alat sebesar 600 Watt mampu untuk memanaskan 10 L air hingga 70 °C dalam waktu 90 menit dan Ketika daya dinaikan 800 Watt mampu memanaskan air dalam waktu 60 menit. Setiap kenaikan 200 Watt waktu tempuh lebih singkat 30 menit. Jika ingin memanaskan air 100 L selama 60 menit, maka daya alat yang dibutuhkan sebesar 8.000 W. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan pemanas air elektrik otomatis ini mampu menghemat biaya produksi air panas dalam setahun sebesar ± Rp. 33.312.168,00.
PEMANFAATAN ENDAPAN LIMBAH CAIR (ELC) INDUSTRI KULIT UNTUK PUPUK TANAMAN CABAI Sofwan Siddiq Abdullah
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 2 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (918.66 KB) | DOI: 10.58533/bptkspk.v21i2.177

Abstract

The purpose of this study was to utilize solid waste from wastewater treatment sludge for red chili fertilizer by finding the proportion/ratio of solid waste components with soil to obtain the most optimal composition. The materials used are solid waste sediment leather tannery, soil, chili seedlings, pesticides, and water. The tools used are plant pots (pots made of clay with a diameter of ± 25 cm and a height of ± 20 cm). The method used was planting red chili seeds on 6 types of planting media, namely control pots, 1,2,3,4,5 pot which were sequentially controlled (without solid waste), and the ratio of solid waste: soil with a ratio of 1:2, 1: 3, 1:4, 1:5, 1:6. The results of the data obtained were analyzed using a T test and completely random design. furthermore, duncan test was conducted to determine the best dose (ratio) for chili plants if previously (in the unidirectional variance test) there was a ratio effect. The results obtained were pots 1, 2, 4 had a higher plant height than the control. Pots 1,2,3,4 had more leaves than the control. The conclusion that can be obtained is that the solid waste sediment on chili planting media affects height increase, number of chili leaves, and quantitatively not all of them have a significant effect. Giving solid waste sediments with a ratio of 1: 3 showed the fastest increase in height and number of leaves.
REPROSES DAN PERBAIKAN SUEDE KULIT UPPER SAPI DENGAN METODE SPRAY FINISH Sofwan Siddiq Abdullah
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 21 No 2 (2022): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.585 KB) | DOI: 10.58533/bptkspk.v21i2.178

Abstract

Upper leathers have many types of leather articles likes nappa leather upper, sports shoe upper, suede upper leather and others. Suede upper leather is upper leather that has own charm because have more fashionable nap. Making suede leather more difficult because the raw materials used in this process is the upper suede leather raw material that does not pass because the color does not meet customer desires (leather from industrial leather stock). The basic color of suede skin is absolute produced through Post Tanning process. Beside the color, a feeling touch is also expected in upper suede leather. Suede skin repair process done in two ways: wet process (Post Tanning) and spray finish method. Spray finish method can save cost and time in repairing suede leather. The process of color and quality improvement is done with the finishing process so as to get suede leather in accordance with the wishes. The chemicals used in this process are: Water, metal complex dyestuff, 1441 UR, Amollan IP and Rosilk TM 2000. Suede skin repair process using spray finish method. The upper suede leathers are tested by organoleptic test. The results of this study obtained leather upper suede leathers have met the standards.
Pelatihan Penyamakan Kulit Kelinci Berbulu kepada Peternak di Terminal Kelinci Bantul Rahmawati, Atiqa; Ajie, Baskoro; Robbika, Fadzkurisma; Wibowo, R. Lukas Martindro Satrio Ari; Yuliatmo, Ragil; Abdullah, Sofwan Siddiq; Ukhdiyati, Mustafidah
Sewagati Vol 8 No 2 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i2.849

Abstract

Kulit kelinci merupakan salah satu limbah yag dihasilkan dari peternakan kelinci. Pada umumnya kulit kelinci dimanfaatkan untuk pakan ternak, dan kulit yang sudah hampir membusuk dibuang ke badan air. Pemanfaatan kulit kelinci dapat dilakukan dengan menyamak kulit baik dengan bulu atau tanpa bulu. Pemanfaatan kulit kelinci dengan metode penyamakan dapat meningkatkan nilai jual kulit kelinci. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu untuk memberikan pengetahuan kepada peternak kelinci dalam memanfaatkan kulit kelinci sehingga menghasilkan produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan kulit kelinci mentah. Metode kegiatan pengabdian masyarakat yaitu dimulai dengan observasi masalah, melakukan FGD dengan stakeholder, perumusan solusi dengan tim pengabdian, persiapan alat dan bahan, pelaksanaan kegiatan, dan pelaporan kegiatan. Kegiatan pengabdian yaitu penyamakan kulit kelinci beserta bulunya dengan menggunakan bahan penyamak kromium dan aldehid. Hasil kegiatan program pengabdian yaitu kulit kelinci samak bulu yang dengan suhu kerut 85oC, mempunyai pegangan lemas dan bulu tidak mudah rontok. Sedangkan hasil evaluasi instruktur mempunyai rata-rata keseluruhan dari tiap aspek sebesar 83,8 (skala 0-100) dan evaluasi kegiatan mempunyai rata-rata keseluruhan dari tiap aspek sebesar 4,34 (skala 0-5). Kegiatan pengabdian diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi peternak kelinci sehingga dapat memanfaatkan kulit kelinci menjadi produk yang lebih mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi.
UTILIZATION OF AROMATIC SULPHONES IN THE UPPER SHOES LEATHER TANNING PROCESS Sofwan Siddiq Abdullah; Kuntoro; Fadzkurisma Robbika; Thoyib Rohman Hakim
Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit Vol 22 No 2 (2023): Berkala Penelitian Teknologi Kulit, Sepatu, dan Produk Kulit
Publisher : Politeknik ATK Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Technology of leather tannery is influenced by laws and developments in technology, both domestically and internationally. Current research has a major focus on discovering new process technologies and materials that make the leather processing technology more optimal and environmentally friendly. Currently, most of the leather tanning processes in Indonesia still have normative stages, which consist of beam house operation, tanning, post-tanning (neutralization, retanning, dyeing, fatliquoring) and finishing stages. The purpose of this study is to alter the post-tanning procedure for upper shoes by using aromatic sulfones. By using aromatic sulfones, leather can be tanned without the requirement for neutralization. The results of this study are expected to educate tanneries and give them another choice for performing tanning techniques that are more efficient, more reasonably priced, and meet standards for the quality of finished leather. With the addition of aromatic sulfones, wet blue goat skin post-tanning can be finished in 225 minutes (3 hours 45 minutes), or roughly 21.43% of the typical processing time. This process modification can both speed up the tanning process and consume less water because no fresh water is needed during the post-tanning phase. Water savings in the post-tanning process can reach 400% of the total water used. With these advantages, it is believed that the tanning process for leather would become more effective and affordable. Furthermore, by using less water during the post-tanning process, liquid waste can also be decreased. In terms of organoleptics and mechanics, the rubbing resistance of post-tanning leather with with the addition of aromatic sulfones meets the requirements/standards for upper shoes.