Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pelatihan Penyamakan Kulit Kelinci Berbulu kepada Peternak di Terminal Kelinci Bantul Rahmawati, Atiqa; Ajie, Baskoro; Robbika, Fadzkurisma; Wibowo, R. Lukas Martindro Satrio Ari; Yuliatmo, Ragil; Abdullah, Sofwan Siddiq; Ukhdiyati, Mustafidah
Sewagati Vol 8 No 2 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i2.849

Abstract

Kulit kelinci merupakan salah satu limbah yag dihasilkan dari peternakan kelinci. Pada umumnya kulit kelinci dimanfaatkan untuk pakan ternak, dan kulit yang sudah hampir membusuk dibuang ke badan air. Pemanfaatan kulit kelinci dapat dilakukan dengan menyamak kulit baik dengan bulu atau tanpa bulu. Pemanfaatan kulit kelinci dengan metode penyamakan dapat meningkatkan nilai jual kulit kelinci. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu untuk memberikan pengetahuan kepada peternak kelinci dalam memanfaatkan kulit kelinci sehingga menghasilkan produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan kulit kelinci mentah. Metode kegiatan pengabdian masyarakat yaitu dimulai dengan observasi masalah, melakukan FGD dengan stakeholder, perumusan solusi dengan tim pengabdian, persiapan alat dan bahan, pelaksanaan kegiatan, dan pelaporan kegiatan. Kegiatan pengabdian yaitu penyamakan kulit kelinci beserta bulunya dengan menggunakan bahan penyamak kromium dan aldehid. Hasil kegiatan program pengabdian yaitu kulit kelinci samak bulu yang dengan suhu kerut 85oC, mempunyai pegangan lemas dan bulu tidak mudah rontok. Sedangkan hasil evaluasi instruktur mempunyai rata-rata keseluruhan dari tiap aspek sebesar 83,8 (skala 0-100) dan evaluasi kegiatan mempunyai rata-rata keseluruhan dari tiap aspek sebesar 4,34 (skala 0-5). Kegiatan pengabdian diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi peternak kelinci sehingga dapat memanfaatkan kulit kelinci menjadi produk yang lebih mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Quantifying the Impact of Industry 4.0 Technologies on Leather Processing Efficiency: A Meta-Analysis Ajie, Baskoro
Natural Sciences Engineering and Technology Journal Vol. 4 No. 2 (2024): Natural Sciences Engineering and Technology Journal
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/nasetjournal.v4i2.54

Abstract

Industry 4.0, marked by the integration of digital technologies and automation, presents a transformative opportunity for the leather industry to enhance efficiency and productivity. This meta-analysis aims to quantitatively synthesize the existing evidence on the impact of Industry 4.0 technologies on leather processing efficiency. A systematic search was conducted across multiple databases, including Scopus, Web of Science, and Google Scholar, to identify relevant studies published between 2018 and 2024. Studies reporting quantitative data on the impact of Industry 4.0 technologies on leather processing efficiency were included. Effect sizes were extracted and pooled using random-effects models. The meta-analysis included 25 studies, encompassing a total of 1,250 leather processing facilities. The overall pooled effect size indicated a significant positive impact of Industry 4.0 technologies on leather processing efficiency (Hedges' g = 0.65, 95% CI: 0.48 to 0.82, p < 0.001). Subgroup analyses revealed that the impact varied across different technologies and stages of leather processing. Industry 4.0 technologies have a substantial positive impact on leather processing efficiency. The findings underscore the importance of embracing these technologies for leather manufacturers to remain competitive and meet the growing demand for sustainable and efficient production practices. Future research should explore the long-term impact of these technologies and their potential for further optimization.
SCOPE OF EDUCATION MANAGEMENT: RELATIONSHIP BETWEEN ORGANIZATION, ADMINISTRATION AND EDUCATION MANAGEMENT Gimin; Waahib, Achmad Nashrul; Ajie, Baskoro
International Journal of Teaching and Learning Vol. 2 No. 9 (2024): SEPTEMBER
Publisher : Adisam Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to examine in depth the scope of educational management with a focus on the relationship between the organization, administration, and management of education. These three components are considered the main pillars in managing an effective and efficient education system. The research method used is a literature study. The results of the study indicate that the organization, administration, and management of education have a close relationship and influence each other in the process of managing education. The organization acts as a fundamental structure that provides a framework for the implementation of educational activities, while the administration is responsible for the arrangement and coordination of operational processes within the organization. Educational management focuses on strategic planning, decision making, and control to ensure the achievement of educational goals optimally. The organization, administration, and management of education are three main pillars that cannot be separated in achieving educational goals. Each pillar has a specific role and function that complements and supports each other. Without good synergy between the three, the education system will not be able to function optimally.
ANALISIS PENGARUH TEKNOLOGI ULTRASONIK TERHADAP PROSES DAN HASIL PEWARNAAN PADA KULIT SAPI TERSAMAK Robbika, Fadzkurisma; Rachmawati, Laili; Ajie, Baskoro; Hermawan, Prasetyo
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL Vol 4 No 1 (2025): JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL
Publisher : Politeknik ATI Makassaar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61844/jtkm.v4i1.1094

Abstract

Seiring dengan perkembangan jaman, industri penyamakan kulit dituntut untuk memiliki proses produksi yang lebih bersih namun tetap efektif dan efisien, khususnya pada proses pewarnaan. Proses pewarnaan pada kulit merupakan salah satu tahapan proses penyamakan kulit yang cukup krusial dan menentukan kualitas dari kulit yang akan di hasilkan nantinya. Ultrasonik merupakan teknologi yang memanfaatkan gelombang suara frekuensi tinggi untuk meningkatkan interaksi antara pewarna dan kulit. Teknologi ultrasonik dapat meningkatkan efisiensi pewarnaan dengan mempercepat penetrasi pewarna ke dalam serat kulit. Pada penelitian kali ini dilakukan analisis pada dua metode pewarnaan kulit yaitu metode pewarnaan konvensional dengan menggunakan drum kayu tradisional dan metode pewarnaan kulit dengan menggunakan bantuan mesin ultrasonik. Mesin Mesin ultrasonik yang digunakan yaitu mesin ultrasonik cleaner dengan frekuensi operasi 48 KHz. Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknologi ultrasonik dalam proses pewarnaan kulit, dengan fokus analisis pada konsentrasi cairan pewarna selama proses pewarnaan serta warna yang dihasilkan pada kulit. Pada analisis pengaruh waktu terhadap konsentrasi cairan pewarna selama proses pewarnaan, menunjukkan bahwa metode konvensional mengalami penurunan konsentrasi yang cepat pada 15 menit pertama. Sedangkan pada metode pewarnaan ultrasonic, penurunan konsentrasi zat pewarna lebih stabil dan penyerapan warna dapat efisien. Selain itu, pada hasil pewarnaan berdasarkan nilai luminansi menunjukkan bahwa metode ultrasonik menghasilkan warna yang lebih pekat dan mencapai kestabilan warna lebih awal yaitu pada menit ke 30. Sedangkan pada metode konvensional tercapai kestabilan warna pada menit ke 45. Dengan demikian, pewarnaan ultrasonik tidak hanya mempercepat proses tetapi juga meningkatkan kualitas dan kestabilan warna pada produk kulit.
PELATIHAN PEMANFAATAN LIMBAH FLESHING UNTUK PAKAN MAGGOT BLACK SOLDIER FLY Rahmawati, Atiqa; Ajie, Baskoro; Rabbika, Fadzkurisma; Rachmawati, Laili; Anggriyani, Emiliana; Rosiati, Nur Mutia; Adetya, Nais Pinta; Yuliatmo, Ragil; Juhana, Swatika; Udkhiyati, Mustafidah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 2 (2025): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i2.29235

Abstract

Abstrak: Permasalahan limbah padat fleshing dari industri penyamakan kulit menjadi hal yang perlu diperhatikan. Limbah fleshing umumnya hanya ditimbun di lahan atau dibakar yang dapat mencemari lingkungan. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini yaitu terwujudnya pemanfaatan limbah fleshing sebagai pakan maggot dan meningkatkan nilai tambah limbah penyamakan kulit pada karyawan perusahaan penyamakan kulit di Yogyakarta dan untuk meningkatkan softskill dan hardskill peserta dalam budidaya maggot. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Kampus 1 Politeknik ATK Yogyakarta. Pelaksanaan kegiatan ini dibagi menjadi 3 tahap: (1) persiapan dan survei, (2) penyuluhan materi dan praktik budidaya maggot dari limbah fleshing, dan (3) evaluasi kegiatan diklat. Pelatihan dalam bentuk praktik budidaya maggot terdiri dari tiga tahap yaitu penetasan telur maggot, pembiakan telur maggot, dan pemanenan maggot setelah 9-14 hariPeserta merupakan karyawan perusahaan kulit di Yogyakarta yang terdiri dari 15 pesertaTingkat pemahaman peserta terhadap materi dikategorikan baik, dengan peningkatan nilai rata-rata pretest dari (78) menjadi posttest (86). Instruktur telah memenuhi kriteria dalam ketepatan waktu, kehadiran setiap proses dan mampu menyampaikan materi dengan baik dengan nilai rata-rata 4,7 (sangat baik). Penilaian seluruh aspek kegiatan yang meliputi tema atau materi diklat, metode diklat, fasilitas, dan penyelenggaraan diklat menunjukkan nilai rata-rata 4,68 (sangat baik).Abstract: The problem of fleshing solid waste from the leather tanning industry is something that needs attention. Fleshing waste is generally only dumped on land or burned, which can pollute the environment. The aim of this community service is to realize the use of fleshing waste as maggot feed and increase the added value of tanning waste for employees of tanning companies in Yogyakarta and to improve the soft skills and hard skills of participants in maggot cultivation. The activities were carried out at Campus 1 of ATK Yogyakarta Polytechnic. The implementation of this activity is divided into 3 stages: (1) preparation and survey, (2) counseling on materials and practices for cultivating maggots from fleshing waste, dan (3) evaluation of training activities. Counseling in the form of maggot cultivation practices consists of three stages, namely hatching maggot eggs, cultivating maggot eggs, and harvesting maggots after 9-14 days. Participants are employees of a leather company in Yogyakarta consisting of 15 participants. The level of participants' understanding of the material is categorized as good, with an increase in the average pre-test score from (78) to post-test (86). The instructor has met the criteria for punctuality, attendance at each process and is able to deliver the material well with an average score of 4.7 (very good). Assessment of all aspects of activities including training themes or materials, training methods, facilities and training implementation showed an average score of 4.68 (very good).