Abstract: This research aims to analyze the implementation of the independent learning curriculum at SMA PAB 4 SAMPALI, as well as the obstacles to the independent curriculum at SMA PAB 4 SAMPALI. This research uses data collection methods using interviews, observations and documents. This research uses qualitative analysis techniques which focus on describing events and occurrences that have occurred at the time the research was conducted. The results of this research show that implementing the independent curriculum at SMA PAB 4 SAMPALI starts from grade 10. This is due to a lack of mastery of the material, as well as a lack of clarity in the implementation guidelines. Then the independent curriculum program was not achieved optimally due to inadequate facilities. Because of this, there are still many teachers who are still confused about the implementation of the independent curriculum, so the principal has implemented a policy that the implementation of the curriculum at SMA PAB 4 SAMPALI is only grade 10. The learning method used by teachers in implementing the independent curriculum is different from the K13 curriculum learning method. With an independent curriculum, teachers use jigsaw learning methods and individual methods, where this learning method adapts to the character and interests of each studentKeywords: Implementation, independent curriculum, insight Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa implementasi kurikulum merdeka belajar di sekolah SMA PAB 4 SAMPALI, serta hambatan kurikulum merdeka di sekolah SMA PAB 4 SAMPALI. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan wawancara, observaso dan dokumen. Penelitian ini menggunakan metode teknik analisi kualitatif yang berfokus pada mendeskrifsikan suatu peristiwa dan kejadian yang telah terjadi pada saat penelitian dilakukan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mengimplementasikan kurikulum merdeka di sekolah SMA PAB 4 SAMPALI di mulai dari kelas 10. Dikarenakan kurangnya penguasaan materi, serta kurangnya kejelasan dalam pedoman pelaksanaannya. Program kurikulum merdeka tidak tercapai dengan maxsimal dikarenakan sarana yang belum memadai. Karena itu, masih banyak guru yang masih bingung dengan penerapan kurikulum merdeka, sehingga kepala sekolah melakukan kebijakan bahwa penerapan kurikulum di sekolah SMA PAB 4 SAMPALI hanya kelas 10. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam penerapan kurikulum merdeka berbeda dengan metode pembelajaran kurikulum K13. Dengan kurikulum merdeka guru menggunakan metode pembelajaran jigsaw dan metode individu yang dimana metode pembelajaran ini menyesuaikan dengan karakter dan minat setiap peserta didik.Kata kunci: Implementasi, kurikulum merdeka, wawasan