Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STABILITAS ASSAYED SERUM CONTROL TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL, BILIRUBIN TOTAL, DAN AKTIVITAS ALT PADA SUHU -21° C Pramesti, Latifa Ayu; Firman Solihat , Mohamad; Riyani, Ani; Feisal Rinaldi, Sonny
Jurnal Kesehatan Siliwangi Vol. 4 No. 3 (2024): JURNAL KESEHATAN SILIWANGI
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jks.v4i3.2045

Abstract

Laboratoirum merupakan tempat pengujian yang harus memiliki standar mutu yang baik dan benar, laboratorium yang bermutu adalah laboratorium yang slalu memperhatikan aspek-aspek ketepatan atau accuracy dan ketelitian atau presisi dalam setiap pengukuran sampel yang akan diuji dengan menggunakan bahan control tertentu dalam quality control. Laboratorium klinik swasta X manggunakan assayed serum control untuk melakukan quality control, namun saat ini belum mengatur mengenai batas penggunaan kontrol. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui stabilitas assayed serum control untuk pemeriksaan Kolesterol Total, Bilirubin Total, dan ALT pada suhu (-15) – (-25)O C. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen, yaitu dengan melakukan pemeriksaan kontrol pada parameter kolesterol total, bilirubin total dan ALT selama 30 hari. Hasil dihitung menggunakan statistik General Linear Model (GLM) metode Repeated measures dan mengukur bias. Didapatkan hasil stabilitas secara statistik Assayed serum control PreciControl ClinChem 1 (normal) memiliki stabilitas selama 28 hari untuk pemeriksaan kolesterol total dan 16 hari untuk pemeriksaan bilirubin total dan ALT. Sedangkan Assayed serum control PreciControl ClinChem 2 (patologis) memiliki stabilitas selama 30 hari untuk pemeriksaan kolesterol total dan bilirubin total dan 22 hari untuk pemeriksaan ALT. Secara klinis Assayed serum control PreciControl ClinChem 1 (normal) memiliki stabilitas selama 30 hari untuk pemeriksaan kolesterol total, bilirubin total, dan ALT. Sedangkan Assayed serum control PreciControl ClinChem 2 (patologis) memiliki stabilitas selama 28 hari untuk pemeriksaan kolesterol total dan 30 hari untuk pemeriksaan bilirubin total dan ALT.
ANALISIS RENCANA PENGEMBANGAN LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN PANGANDARAN Rizal Apriansyah Pratama; Kurniawan, Entuy; Feisal Rinaldi, Sonny; Gustira Rahayu, Ira
Journal of Health Service Management Vol 28 No 02 (2025)
Publisher : Departemen of Health Policy and Management, Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta 55281 Telp 0274-547490

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpk.v28i02.19268

Abstract

Latar belakang: Transformasi pelayanan primer di Indonesia menuntut laboratorium Puskesmas melaksanakan fungsi tambahan sesuai fungsi labkesmas Tingkat 1. Penambahan tersebut merupakan gambaran dari perubahan yang akan dihadapi oleh organisasi sehingga memerlukan strategi perencanaan yang baik dalam mengembangkan fungsi laboratorium untuk meminimalisasi ketidaktepatan pengambilan keputusan. Puskesmas Sindangwangi yang merupakan Puskesmas yang memiliki laboratorium didalamnya perlu mempersiapkan perencanaan untuk mengembangkan laboratoriumnya sesuai standar labkesmas tingkat 1. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal yang dihadapi serta memformulasikan strategi untuk pengembangan laboratorium, kemudian membentuk indikator kinerja utama dan program kerja strategis dalam mengembangkan laboratorium Puskesmas Sindangwangi Kabupaten Pangandaran sesuai kriteria Labkesmas tingkat 1. Metode: Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang akan disajikan secara deskriptif berdasarkan pengambilan data melalui wawancara mendalam (Depth interview), Focus Group Discussion (FGD), observasi dan dokumentasi. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 8 peluang dan 2 tantangan yang dihadapi organisasi serta memiliki 6 kekuatan dan 5 kelemahan dengan perolehan skor matriks EFE (3.12) dan IFE (2.68). Skor tersebut menggambarkan posisi organisasi pada posisi Growth and Build sehingga strategi yang dibentuk pada matriks TOWS adalah strategi intensif atau agresif. Terdapat 5 strategi prioritas hasil analisis dengan matriks QSPM dan terbentuk 14 indikator kinerja yang dikelompokan menjadi 5 indikator kinerja utama dan program kerja strategis yang ditargetkan terlaksana ditahun 2025 hingga 2028 dengan pertimbangan aspek ekonomi, sumber daya manusia dan budaya organisasi. Kesimpulan: Gambaran laboratorium Puskesmas Sindangwangi didukung oleh regulasi dari pemerintah pusat dan daerah, sistem pengajuan kebutuhan, program universal health coverage (UHC), sasaran program dari demografi masyarakat yang mendukung dan geografi Puskesmas yang strategis, namun terdapat tantangan berupa penyelenggaraan teknis yang belum mendetail serta penurunan pendapatan daerah yang berpengaruh pada alokasi anggaran ke Puskesmas. Kekuatan organisasi terletak pada ketersediaan SDM, sistem pelayanan primer yang terintegrasi dengan 3 sumber anggaran serta tata kelola, komitmen organisasi yang baik dan sarpras yang masih ada dari di laboratorium sebelumnya. Kelemahan organisasi belum sepenuhnya memiliki peralatan yang dibutuhkan, peran laboratorium belum optimal pada beberapa program, alokasi anggaran yang terfragmentasi, ketersediaan komponen penunjang yang belum optimal dan perjanjian kerja sama dengan jejaring Puskesmas yang belum diperbarui. Hasil analisis memperoleh 5 strategi yang direncanakan melalui 5 indikator kinerja utama dan program kerja strategis yang diarahkan pada pembangunan gedung, pemenuhan kebutuhan dasar labkesmas tingkat 1, peningkatan kompetensi SDM serta pengembangan sistem yang ditargetkan seluruhnya pada tahun 2028 sesuai roadmap dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Evaluation and Follow-up of Internal Quality Control of Total Bilirubin Testing at RSIA “X” Rahmawati A, Mina; Feisal Rinaldi, Sonny; Riyani, Ani; Kurnaeni, Nani
INDOGENIUS Vol 4 No 3 (2025): INDOGENIUS
Publisher : Department of Publication of Inspirasi Elburhani Foundation Desa. Pamokolan, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/igj.v4i3.609

Abstract

Background & Objective: A decrease in the sigma value of laboratory test parameters requires a comprehensive evaluation to identify the causes of instability and establish improvement strategies through internal quality control. Method: The research method is a descriptive study involving analysis of the Quality Goal Index (QGI), information collection through interviews, identification of causal factors using the Root Cause Analysis (RCA) approach, and the development of corrective and preventive action lists. Result: The cause of the decrease in sigma values in total bilirubin testing was found to be the reconstitution process of control materials that were not dissolved in low light conditions, resulting in decreased stability and sigma values in total bilirubin testing. This was due to the relocation of the laboratory to a new room with many light sources. The corrective action to be taken is to improve and add SPO for the dilution of quality control materials, which must be done in low light conditions. The preventive action taken is to ensure that SPO is implemented properly, as a way to minimize light absorption by covering the control material storage with aluminum foil. Conclusion: The results indicate that the decrease in sigma in total bilirubin testing is due to light exposure. A comprehensive system improvement is necessary to prevent further decreases in sigma values in total bilirubin testing.