Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

POTENSI UPACARA ADAT MONDHOSIYO SEBAGAI DAYA TARIK BUDAYA DI DUSUN PANCOT, KALISORO Martalia, Diana; Dadari, Febriana Widyastuti; Kurniawan, David
Jurnal Pariwisata Tawangmangu Vol 1 No 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Institut Teknologi dan Bisnis Kristen Bukit Pengharapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61696/juparita.v1i2.139

Abstract

Tawangmangu merupakan salah satu daerah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah yang terkenal sebagai daerah wisata. Salah satu dusun yang memiliki daya tarik budaya tersebut adalah Dusun Pancot. Dusun Pancot sendiri ditinggali oleh mayoritas penduduk dengan suku Jawa tersebut memiliki sebuah upacara adat bersih desa dan sedekah bumi bernama Upacara Adat Mondhosiyo. Apabila upacara adat ini dapat dikelola dengan baik, maka upacara tersebut berpotensi menjadi sebuah daya tarik wisata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif berupa paparan, gambar, dan eksplorasi dari hasil wawancara bersama key informan. Hasil dari penelitian ini menunjukan; Pertama, Upacara Adat Mondhosiyo Dusun Pancot memiliki atraksi budaya yang begitu kaya untuk dikembangkan menjadi wisata budaya. Kedua, fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pengunjung atau calon wisatawan masih belum tersedia di Dusun Pancot. Ketiga, aksesibilitas dari jalan raya menuju dusun pancot sudah ada, namun belum ada pegiat tour and travel yang membuka paket wisata budaya Mondosiyo di Dusun Pancot. Ketiga, Dusun Pancot belum memiliki lembaga kepariwisataan yang fokus dalam mengembangkan kepariwisataan di dusunnya. Dari keempat konsep yang ada, Dusun Pancot masih memenuhi konsep atraksi dan aksesibilitas. Oleh sebab itu, dua konsep tersebut perlu untuk dikomunikasikan dan dirumuskan kembali antara masyarakat, tetua adat, ketua lingkungan, karang taruna, maupun kelompok sadar wisata yang nantinya terbentuk
KAJIAN DAYA TARIK MUSEUM SUKANTA WAHYU SEBAGAI WISATA BUDAYA DI DESA AAN, KLUNGKUNG Pracintya, Ida Ayu Etsa; Martalia, Diana
Jurnal Pariwisata Tawangmangu Vol 2 No 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Institut Teknologi dan Bisnis Kristen Bukit Pengharapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61696/juparita.v2i2.383

Abstract

Perkembangan pariwisata budaya di Bali tentunya dibarengi dengan pelestarian adat-istiadat, serta tradisi yang masih dilaksanakan tidak hanya sebagai daya tarik wisata, namun juga sebagai bagian dari tradisi itu sendiri. Salah satu museum yang memiliki potensi daya tarik wisata budaya adalah Museum Sukanta Wahyu yang terletak di Desa Wisata Aan, Kabupaten Klungkung, Bali. Keunikan pada setiap karya pada museum ini mengusung ciri khas budaya Bali. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana data yang telah diperoleh melalui observasi, wawancara bersama informan kunci dan dokumentasi ini kemudian dianalisis menggunakan teori komponen kepariwisataan 4A. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Miles dan Huberman dengan tahapan sebagai berikut: (1) data collection, (2) data verification, (3) data reduction, (4) data analysis, (5) data display, dan (6) data conclusion. Adapun hasil yang diperoleh menyatakan bahwa tiga dari empat komponen kepariwisataan terpenuhi oleh Museum Sukanta Wahyu ini. Komponen yang paling menonjol terletak pada komponen attraction, sementara yang tidak memenuhi adalah komponen amenities. Kesimpulannya, Museum Sukanta Wahyu memiliki daya tarik yang kuat pada komponen atraksi wisata yang terletak pada pajangan karya seni dengan tema ‘lingga yoni’ yang terletak pada seni patung, dan tema kontemporer-modern pada lukisan 3D. Saran yang dapat diberikan adalah meningkatkan adanya komponen amenities yang berdasarkan hasil analisis, belum terpenuhi. 
PENDAMPINGAN PENYUSUNAN PROPOSAL DANA INDONESIANA KATEGORI DUKUNGAN INSTITUSIONAL BAGI ORGANISASI KEBUDAYAAN PADA SANGGAR NGUDI ROSO DUSUN NGLURAH TAWANGMANGU JAWA TENGAH Panjaitan, Ingrid; Damardjati, Fx; Martalia, Diana
Jurnal Pengabdian Bukit Pengharapan Vol. 4 No. 2 (2024): Spesial Issue
Publisher : LPPM Institut Teknologi dan Bisnis Kristen Bukit Pengarapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61696/jurdian.v5i1.629

Abstract

The purpose of this community service activity is to enhance the capacity of organizations in submitting effective funding proposals, strengthen their competitiveness in a tight competition, and improve the quality of the programs implemented. Many cultural organizations, especially those on a small scale, often lack sufficient experience or knowledge in crafting attractive and persuasive proposals. Through mentoring, Sanggar Ngudi Roso can learn to prepare realistic and transparent budgets, as well as understand how to link cultural programs with social responsibility values, build networks and collaborations, create opportunities, and formulate effective monitoring and evaluation strategies. With ongoing support, cultural organizations can continue to improve their ability to manage programs and submit proposals in the future, thereby contributing to the preservation and development of local culture.
Simbol dan Makna Tradisi Upacara Kematian Nyurup Etnis Tengger Desa Argosari: Daya Tarik Wisata Edukasi Budaya Martalia, Diana; Pracintya, Ida Ayu Etsa
AKADEMIK: Jurnal Mahasiswa Humanis Vol. 3 No. 3 (2023): AKADEMIK: Jurnal Mahasiswa Humanis
Publisher : Perhimpunan Sarjana Ekonomi dan Bisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37481/jmh.v3i3.1038

Abstract

This study explores the symbols and meanings behind the Nyurup death ritual of the Tengger ethnic group in Argosari Village and its potential as an educational cultural tourism attraction. The research employs a qualitative descriptive method with an ethnographic approach, focusing on the symbolism embedded in the offerings (sesaji) used in the ritual. These offerings serve as a form of ritual communication, passing down sacred messages and values from the ancestors to future generations. However, the younger generation’s lack of understanding of these symbols highlights the need for cultural preservation through education. Additionally, the study examines the potential of the Nyurup ritual to attract both domestic and international tourists, enhancing the local economy through cultural tourism. This research concludes that the Nyurup death ritual is not only a spiritual practice but also a significant opportunity for cultural and educational tourism development in the region.