hapita
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Teknik Akupreasure untuk Mengurangi Dismenore pada Remaja Putri di SMP N 10 PPU hapita; setyowati, heni; jesika ardiyanti, chicin
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 2 No. 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dismenore is pain during menstruation. Dismenore or menstrual pain usually occurs in the bottom, waist, even back. As many as 90% of adolescent girls worldwide experience menstrual problems and more than 50% of menstruating women experience primary dysmenorrhea with 10-20% of them experiencing severe symptoms. It is reported that 30-60% of adolescent girls who have dysmenorrhea, as many as 7-15% do not go to school or work. For this reason, it is necessary to do IEE / counseling in cases of dysmenorrhea to find out early complications of dysmenorrhea or symptoms that can arise, especially in adolescents.   (Larasati, T. A. &; Alatas, 2016). The purpose of this activity is to provide complementary acupressure therapy to junior high school girls to overcome dysmenorrhea. The problem that often arises is that there are still many Young Women who do not know about how to overcome Dysmenorrhea. So when young women experience dysmenorrhea at school, many are allowed to not be able to attend lessons because they are not focused due to dysmenorrhea. Realizing this, the community service team feels that they can facilitate through counseling and demonstrations to young women to learn to understand and be able to practice and apply Acupressure Techniques when experiencing dysmenorrhea independently in their respective homes and can re-demonstrate acupressure method techniques, so that Dysminorhea in adolescents can be reduced. Community service will be carried out in 3 stages, namely: First Stage:  Selection of groups of junior high school girls who are willing to be taught about acupressure, dysmenorrhea, Second Stage: Conducting acupressure socialization and training to deal with dysmenorrhea. Stage Three Evaluation of acupressure methods that have been taught to junior high school girls.. Abstrak Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya terjadi di bagian bawah, pinggang, bahkan punggung . Sebanyak 90% dari remaja   wanita di seluruh dunia mengalami masalah saat haid dan lebih dari 50% dari wanita haid mengalami dismenore primer dengan 10-20% dari mereka mengalami gejala yang cukup parah. Dilaporkan 30-60% remaja wanita yang mengalami dismenore, sebanyak 7-15% tidak pergi ke sekolah atau bekerja. Untuk itu perlu dilakukan KIE/ konseling  dalam kasus dismenorhea untuk mengetahui sejak dini komplikasi dismenorhea atau gejala gejala yang dapat timbul khususnya pada remaja. (Larasati, T. A. & Alatas, 2016). Tujuan kegiatan ini adalah memberikan terapi komplementer akupresure pada Remaja SMP putri untuk mengatasi Dismenore. Masalah yang sering muncul adalah masih banyaknya Remaja Putri yang belum mengetahui mengenai cara mengatasi Dismenore. Sehingga saat remaja putri mengalami dismenore disekolah banyak yang ijin tidak dapat mengikuti pelajaran karena tidak fokus akibat Dismenore. Menyadari hal tersebut tim pengabdian masyarakat merasa dapat memfasilitasi melalui penyuluhan dan demonstrasi kepada remaja putri agar belajar memahami dan mampu mempraktekkan serta menerapkan Tehnik Akupreasure saat mengalami dismenore secara mandiri di rumah masing- masing dan dapat mendemonstrasikan ulang teknik metode akupresur, sehingga Dismenore pada remaja bisa berkurang. Pengabdian masyarakat akan dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu Tahap Pertama Pemilihan kelompok remaja smp putri yang bersedia diajarkan tentang akupresur dismenore TahapKedua Melakukan sosialisasi dan pelatihan akupresure untuk menangani dismenore. Tahap ke Tiga Evalusi cara akupresur yang sudah diajarkan kepada remaja smp putri. Dari hasil pretest didapatkan pengetahuan tinggi sebanyak 4 siswi ( 13 %) dan pengetahuan rendah sebanyak 27 siswi (87%). Dan dari hasil post test menunjukkan peningkatan pengetahuan tinggi sebanyak 31 siswa (100%) dan pengetahuan rendah tidak ada (0%),sehingga kegiatan ini menunjukkan keberhasilan yang tinggi dalam pemberian informasi kepada siswi-siswi di SMP N 10 Penajam Paser Utara.
Literature Review : Pengetahuan Calon Pengantin terhadap Pelaksanaan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) Siti Hardi Yanti Cahyati; Hapsari Windayati; Hapita; Chicin Jesika Ardiyanti; Siti Salma; Eny Luthfiyah Fitrotin; Agustina; Ita Purnamasari; Misnawati
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 2 No. 2 (2023): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Giving Tetanus Toxoid (TT) vaccination to women before marriage aims to prevent and protect against tetanus. One of the factors influencing the low coverage of TT vaccine is due to the lack of knowledge of women of childbearing age, especially prospective brides. The aim of this literature review is to determine the relationship between prospective brides and grooms and the implementation of tetanus toxoid (TT) immunization. This research uses a systematic review method, namely a search for both international and national literature. A total of 6 articles sourced from Google Scholar, Garuda and Sinta were reviewed for inclusion criteria, namely articles that could be accessed in full text in PDF format, in Indonesian or English, articles published in 2018-2023. The results of the article review show that the majority of women of childbearing age or catin who have high knowledge carry out TT immunization. Respondents who did not want or were afraid to get TT immunization were related to the dangerous ingredients contained in the immunization because of the respondents' ignorance of TT immunization. The conclusion of the analysis of the six articles shows that 5 articles say there is a relationship between the prospective bride and groom's knowledge (catin) and Tetanus Toxoid (TT) immunization and 1 article says there is no relationship between the prospective bride and groom's knowledge (catin) and Tetanus Toxoid (TT) immunization. It is hoped that health workers (midwives, nurses) will conduct outreach about the importance of immunization for women of childbearing age and provide motivation to get TT immunization to prevent tetanus. Abstrak Pemberian vaksinasi Tetanus Toxoid (TT) pada wanita sebelum menikah bertujuan untuk pencegahan dan perlindungan terhadap penyakit tetanus. Salah satu factor yang mempengaruhi masih rendahnya cakupan pemberian vaksin TT dikarenakan kurangnya pengetahuan wanita usia subur terutama calon pengantin. Tujuan dari literature review ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara calon pngantin dengan pelaksaanan imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Penelitian ini menggunakan metode sistematika review yaitu sebuah pencarian literatur baik internasional maupun nasional. Sebanyak 6 artikel bersumber dari Google Scholar, Garuda dan Sinta ditelaah kriteria inklusi yaitu artikel yang dapat diakses secara full text dalam format pdf, berbahasa Indonesia atau Bahasa inggris, asrtikel terbitan tahun 2018-2023. Hasil tinjauan artikel menunjukkan bahwa Sebagian besar wanita usia subur atau catin yang memiliki pengetahuan tinggi melakukan imunisasi TT. Responden yang tidak mau atau takut untuk mendapatkan imunisasi TT terkait dengan bahan-bahan yang berbahaya yang terdapat di dalam imunisasi tersebut karena ketidaktahuan responden terhadap imunisasi TT. Kesimpulan hasil anaisis keenam artikel menunjukkan bahwa 5 artikel mengatakan ada hubungan antara pengetahuan Calon Pengantin (catin) dengan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan 1 artikel mengatakan tidak ada hubungan antara pengetahuan calon pengantin (catin) menunjukkan bahwa dengan imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Diharapkan kepada tenaga kesehatan (bidan, perawat) untuk mengadakan sosialisasi tentang penting imunisasi pada wanita usia subur dan memberikan motivasi agar mendapatkan imunisasi TT guna mencegah terjadinya penyakit tetanus.
Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. SW Umur 24 Tahun G2P1A0 di Puskesmas Petung Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur Hapita; Hapsari Windayanti
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 2 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Continuity of care (COC) is continuous midwifery care provided to mothers and babies starting during pregnancy, childbirth, newborns, postpartum and family planning. Continuity of care carried out by midwives is generally oriented towards improving the continuity of service in a period. Based on the description above, the authors conducted care for Mrs. M from pregnancy, childbirth, postpartum, neonate and family planning at the Petung Health Center.   Because the Puskesmas has met the standards of midwifery care and has an MOU with educational institutions according to the Decree of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 938 / MENKES / SK / VIII / 2007. Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia No. 1464 / MENKES / PER / X / 2010 concerning licenses and implementation of midwife practice. So that the authors are interested in conducting midwifery care entitled Comprehensive Midwifery Care for Mrs. SW Age 24 Years G2P1A0 at Petung Health Center. by performing continuous midwifery care for pregnant women, maternity, postpartum, newborns (BBL) and family planning.  The method used is descriptive, data collection techniques use primary and secondary data.  After providing care has provided comprehensive midwifery care ranging from pregnant women, childbirth, postpartum, infants and family planning results in normal pregnancy, normal delivery, normal babies, and up to family planning.    There is no gap between theory and case in the Comprehensive Midwifery Care of Mrs. SW and By.  Mrs. SW in Petung Village.   Abstrak Asuhan Kebidanan Continuity of care (COC) merupakan asuhan   kebidanan   berkesinambungan   yang   diberikan kepada   ibu   dan   bayi   dimulai   pada   saat   kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana. Continuity of care yang dilakukan oleh bidan pada umumnya berorientasi untuk meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam suatu periode. Berdasarkan  uraian diatas, maka penulis melakukan asuhan pada Ny. SW dari masa   hamil,   bersalin,   nifas,   neonatus   dan   keluarga berencana   di Puskesmas petung.   Dikarenakan Puskesmas  tersebut  sudah  memenuhi  standart  asuhan kebidanan  dan  telah  memiliki  MOU  dengan  institusi pendidikan    menurut    Keputusan    Menteri    Kesehatan Republik   Indonesia   No.   938/MENKES/SK/VIII/2007. Peraturan   Menteri   Kesehatan   Republik   Indonesi   No. 1464/MENKES/    PER/    X/    2010    tentang    izin    dan penyelenggaraan praktik Bidan. Sehingga penulis tertarik untuk   melakukan   asuhan   kebidanan   yang   berjudul Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. SW Umur 24 Tahun G2P1A0 di Puskesmas Petung kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur dengan  melakukan Asuhan  Kebidanan  secara  berkesinambungan    pada  Ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir (BBL) dan keluarga berencana.  Metode  yang  digunakan  adalah  deskriptif, teknik  Pengumpulan  data  mengunakan  data  primer  dansekunder.  Setelah  melakukan  asuhan  telah  memberikan asuhan  kebidanan  secara  Komprehensif  mulai  dari  Ibu Hamil,  Bersalin,  Nifas,  Bayi,  dan  KB  hasilnya  hamil dengan  normal,  bersalin  dengan  normal,  bayi  dengan normal, dan sampai    dengan    KB, sehingga tidak    terdapat kesenjagan antara teori dan kasus pada Asuhan Komprehensif  kebidanan  pada  Ny.SW  dan  By.  Ny.  SW  di  Kelurahan petung.
Akupreasure sebagai Upaya Mengurangi Dismenore pada Remaja Putri di Dusun II Desa Bangun Mulyo Misnawati; Hapita; Chicin Jesika Ardiyanti; Siti Hardi Yanti Cahyati; Riandari, Dian Ayu; Listiyaningsih, Moneca Diah
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 2 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dysmenorrhea is pain that occurs before and during menstruation. It is usually described as an intense cramping sensation in the lower abdomen, often accompanied by other symptoms such as sweating, headache, nausea and vomiting. As many as 90% of adolescent women worldwide experience problems during menstruation, and more than 50% of women experience primary dysmenorrhea, with 10-20% of them having quite severe symptoms. It is reported that 30-60% of adolescent girls experience dysmenorrhea, and 7-15% of them have to miss school or work. Therefore, communication, information, and education (IEC) or counseling activities are needed in dealing with dysmenorrhea to detect early complications or symptoms that may appear, especially in adolescents  (Sarmanah et al., 2023) The purpose of this activity is to provide complementary acupressure therapy to adolescent girls in Dusun II, Bangun Mulyo Village, as a way to overcome dysmenorrhea. This activity was carried out considering that there are still many young women who do not understand how to deal with menstrual pain. Dysmenorrhea is a significant public health problem because it can affect productivity in the workplace and education. To overcome this, the community service team seeks to facilitate counseling and training for adolescent girls so that they understand, instill, and apply acupressure techniques independently at home, and are able to demonstrate this method so that complaints of dysmenorrhea in adolescents can be reduced. This community service was carried out for one day at Posyandu Dusun II, Bangun Mulyo Village, Waru District. This community service was carried out in three stages. The first stage was to conduct a pre-test to adolescents who attended counseling to measure their initial knowledge of dysmenorrhea management. The second stage includes socialization and acupressure training to overcome dysmenorrhea. The third stage is an evaluation of the acupressure method that has been taught to adolescent girls.Keywords: Acupressure Technique.   Abstrak Dismenore adalah nyeri yang terjadi sebelum dan selama menstruasi. Nyeri ini biasanya digambarkan sebagai sensasi kram intens di perut bagian bawah, sering disertai dengan gejala lain seperti berkeringat, sakit kepala, mual, dan muntah. Sebanyak 90% remaja wanita di seluruh dunia mengalami masalah saat menstruasi, dan lebih dari 50% wanita mengalami dismenore primer, dengan 10-20% di antaranya memiliki gejala yang cukup parah. Dilaporkan bahwa 30-60% remaja wanita mengalami dismenore, dan 7-15% dari mereka harus absen dari sekolah atau pekerjaan. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) atau konseling dalam menangani dismenore untuk mendeteksi dini komplikasi atau gejala yang mungkin muncul, terutama pada remaja (Sarmanah et al., 2023) Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan terapi akupresur komplementer kepada remaja putri di Dusun II, Desa Bangun Mulyo, sebagai cara untuk mengatasi dismenore. Kegiatan ini dilakukan mengingat masih banyaknya remaja putri yang belum memahami cara mengatasi nyeri haid tersebut. Dismenore menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan karena dapat memengaruhi produktivitas di tempat kerja dan pendidikan. Untuk menanggulangi hal ini, tim pengabdian masyarakat berupaya memfasilitasi penyuluhan dan pelatihan bagi remaja putri agar mereka memahami, menanamkan, dan menerapkan teknik akupresur secara mandiri di rumah, serta mampu mendemonstrasikan metode ini sehingga keluhan dismenore pada remaja dapat berkurang. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan selama satu hari di Posyandu Dusun II, Desa Bangun Mulyo, Kecamatan Waru. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah melakukan pre-test kepada remaja yang mengikuti penyuluhan untuk mengukur pengetahuan awal mereka mengenai penatalaksanaan dismenore. Tahap kedua meliputi sosialisasi dan pelatihan akupresur untuk mengatasi dismenore. Tahap ketiga adalah evaluasi mengenai metode akupresur yang telah diajarkan kepada remaja putri.