Angellyna, Sri
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Harmoni Agama di Desa Tewang Darayu: Menguatkan Moderasi Beragama untuk Membangun Persatuan Hutapea, Rinto Hasiholan; Angellyna, Sri; Pattiasina, Sharon Michelle O.; Siten, Anggita Deodora; Pongoh, Fernando Dorothius; Jeniva, Isabella
Real Coster : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1: Maret 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53547/realcoster.v7i1.507

Abstract

Community Service Activities were carried out in Tewang Darayu Village, Pulau Malan District, Katingan Regency. This activity aims to be a form of strengthening religious moderation for the community in Tewang Darayu village. This strengthening can increase the awareness of the Tewang Darayu village community in building harmonious relations between religions. Apart from that, it can strengthen the spiritual aspect of religion among the community as a whole as part of efforts to maintain religious moderation which is born from the diverse realities of life in Tewang Darayu village. This activity uses the Asset Based Community Development (ABCD) method by emphasizing the strengths possessed by the Tewang Derayu village community. The impact obtained from this activity is that the Tewang Derayu village community experienced increased knowledge and were able to implement Religious Moderation indicators in socio-cultural dynamics based on a humanist attitude to life. Apart from that, Tewang Derayu village can also be a model model for surrounding villages in implementing the values of Religious Moderation. Keywords: religious moderation; strengthening; religious relationsAbstrakKegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dilaksanakan di Desa Tewang Darayu, Kecamatan Pulau Malan, Kabupaten Katingan. Kegiatan ini bertujuan untuk sebagai bentuk penguatan moderasi beragama bagi masyarakat di desa Tewang Darayu. Adapun penguatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat desa Tewang Darayu dalam membangun harmoni hubungan antar agama. Selain itu, dapat memperkuat dimensi aspek spiritual dalam beragama di antara masyarakat secara keseluruhan sebagai bagian dari upaya untuk menjaga moderasi beragama yang lahir dari realitas kehidupan yang beragam di desa Tewang Darayu. Kegiatan ini menggunakan metode Asset Based Community Development (ABCD) dengan menekankan pada kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat desa Tewang Derayu. Dampak yang diperoleh dalam kegiatan ini yaitu masyarakat desa Tewang Derayu mengalami peningkatan pengetahuan serta mampu mengimplementasikan indikator-indikator Moderasi Beragama dalam dinamika sosial budaya yang didasarkan pada sikap hidup humanis. Selain itu, desa Tewang Derayu juga dapat menjadi model percontohan bagi desa-desa sekitar dalam implementasi nilai-nilai dari Moderasi Beragama.Kata Kunci: moderasi beragama; penguatan; relasi agama
Kajian Historis Kritis Kedudukan dan Tugas Perempuan Dalam Surat 1 Korintus 14:34 Bagi Gereja Masa Kini Angellyna, Sri; Tumbol, Stynie Nova; Eduhertho
Danum Pambelum: Jurnal Teologi dan Musik Gereja Vol 2 No 2 (2022): DPJTMG: November
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54170/dp.v2i2.141

Abstract

The social life of society in the context of the 1st Corinthian letter regarding the position and duties of women and men is inseparable from the nuances of patriarchal culture, that is, the culture that dominates men as heads. The male has always been seen as a strong and powerful figure, and the female is seen as a weak figure and is under the power of men. This study was conducted to describe the critical historical study of 1 Corinthians 14:34 and to determine the position and duties of women for the church today. The method used is descriptive qualitative. The results of the study revealed that women during the Corinthian church were seen as figures who did not produce education and knowledge, so women were seen as weak. But in today's context, women are no longer seen as weak figures who have no education. There have been many sectors of life held by female figures, even women are seen as figures who have wisdom in carrying out the tasks they are engaged in. Kehidupan sosial masyarakat pada konteks surat 1 Korintus mengenai kedudukan dan tugas perempuan dan laki-laki tidaklah terlepas dari nuansa budaya patriarki, yaitu budaya yang mendominasikan kaum laki-laki sebagai kepala. Laki-laki selalu dipandang sebagai sosok yang kuat dan berkuasa, dan perempuan dipandang sosok yang lemah dan berada di bawah kuasa laki-laki . Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kajian historis kritis 1 Korintus 14:34 dan mengetahui kedudukan dan tugas perempuan bagi gereja masa kini. Metode yang digunakan ialah kualitatif deskrisptif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kaum perempuan pada masa jemaat Korintus, dipandang sebagai sosok yang tidak memproleh pendidikan dan pengetahuan, sehingga kaum perempuan dipandang sebagai kaum yang lemah. Namun pada konteks masa kini, perempuan tidak lagi dipandang sebagai sosok yang lemah yang tidak mempunyai pendidikan. Sudah banyak sektor kehidupan yang dipegang oleh tokoh-tokoh perempuan, bahkan perempuan dipandang sebagai sosok yang mempunyai kebijaksaan dalam melakukan tugas yang ditekuninya.
Tinjauan Teologis Liturgi Pemindahan Tulang Pada Pemugaran Makam Bagi Suku Dayak Kristen Angellyna, Sri
Danum Pambelum: Jurnal Teologi dan Musik Gereja Vol 4 No 1 (2024): DPJTMG: Mei
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54170/dp.v4i1.259

Abstract

The study in this research looks at the use of grave removal liturgy in the grave removal ritual for Christians at the GKE Sinta Petuk Liti congregation. This research was conducted using a qualitative research approach with a descriptive type of research because the focus of this writing describes a research result with the aim of providing an explanation related to the phenomenon of grave removal worship using the grave removal liturgy, in which there is a bone washing ritual but carried out by Christian Dayaks. Data collection in this paper uses interviews, observation, documentation and literature study. Data analysis used in this writing includes data reduction, data presentation, and data conclusion drawing and verification. This analysis will help the author to see the theological review of the bone removal liturgy in the restoration of graves in Petuk Liti village for Christian Dayaks. The removal of graves for Christians in the GKE Sinta Petuk Liti congregation has meaning as a sign of respect and a way for families to express love for the deceased.