Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Peran e-CRM dalam Bisnis di Era Digital Abimanyu, Jeremy Nicolas; Hatta, Niglazo Sri Astika; Adriana, Erica
Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 (2024): Prosiding SENAM 2024: Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis Universitas Ma Chung
Publisher : Ma Chung Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mempertahankan loyalitas pelanggan tidaklah mudah di era digital ini, strategi pemasaran harus diubah karena bisnis semakin bersaing, terutama e-bisnis. Era digital menuntut bisnis untuk lebih adaptif dalam mengelola hubungan dengan pelanggan, perkembangan teknologi digital telah mengubah tata bisnis secara signifikan. Salah satu perubahan yang paling menonjol adalah meningkatnya ekspektasi pelanggan terhadap pengalaman yang lebih personal dan relevan. Mengatasi hal tersebut, perusahaan harus menggunakan strategi yang dapat mengatasi perubahan perilaku dan ekspektasi pelanggan, perusahaan perlu lebih mengenal pelanggan mereka untuk menjaga hubungan dengan pelanggan. Strategi untuk menjaga hubungan perusahaan dengan pelanggan sudah jauh lama diterapkan pada bisnis dulu kala, namun seiring meningkatnya persaingan bisnis dan perkembangan teknologi di era digital ini, perusahaan mulai menerapkan e-CRM. Penggunaan Electronic Customer Relationship Management (e-CRM) adalah strategi yang dapat mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pelanggan. e-CRM adalah jenis CRM yang dilakukan secara elektronik dan personalisasi. e-CRM adalah salah satu cara untuk menjalin hubungan pelanggan dengan salah satu tujuannya, yaitu meningkatkan loyalitas pelanggan, penerapan e-CRM tidaklah semudah yang dibayangkan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan e-CRM. Penelitian ini merupakan kajian literatur hasil penelitian serta artikel yang berhubungan dengan penerapan e-CRM yang diterapkan pada bisnis. Fokus penelitian ini adalah mengidentifikasi apa dan bagaimana faktor keberhasilan e-CRM yang dipengaruhi oleh dimensi nya yakni kualitas informasi, kemudahan navigasi dan kualitas layanan. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi strategi e-CRM yang memperhatikan dimensi nya yakni kualitas informasi, kemudahan navigasi, dan kualitas layanan berdampak pada keberlangsungan aktivitas bisnis melalui peningkatan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Peran Brand Resonance untuk Meningkatkan Customer Retention Hadirianto, Andreas; Ibrahim, Kholil; Adriana, Erica
Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 (2024): Prosiding SENAM 2024: Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis Universitas Ma Chung
Publisher : Ma Chung Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perusahaan terus mengembangkan merek mereka untuk bisa dikenal oleh masyarakat. Perusahaan berusaha membuat masyarakat memiliki ikatan dengan merek mereka sampai dititik dimana masyarakat itu akan membeli produk dari merek tersebut secara berulang dan mengenalkan merek tersebut kepada orang sekitarnya bahkan sampai mempromosikan tanpa dibayar atau diminta oleh perusahaan karena asosiasi psikologis. Brand resonance merupakan ikatan psikologis antara konsumen dan merek, diyakini dapat menambah loyalitas konsumen, interaksi yang lebih sering, dan berbagi pengalaman positif dengan orang lain. Sementara itu, customer retention mencerminkan tingkat loyalitas konsumen yang ditandai dengan pembelian berulang untuk rentan waktu yang lebih lama. Hubungan antara brand resonance dan customer retention bisa terjadi karena adanya ikatan secara psikologis antara konsumen dan merek. Sehingga dengan adanya ikatan psikologis antara konsumen dengan merek, membuat konsumen akan melakukan pembelian secara berulang untuk jangka waktu yang lama (customer retention). Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara brand resonance dan customer retention pada merek. Penelitian ini menggunakan metode literature review berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan.
Peran Fitur Fiverr dan Manfaatnya bagi Digital Freelancer Hernantyo, Muhammad Elfan; Gunawan, Vania; Adriana, Erica
Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 (2024): Prosiding SENAM 2024: Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis Universitas Ma Chung
Publisher : Ma Chung Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gig economy adalah pertukaran tenaga kerja untuk kompensasi uang antara individu atau perusahaan yang menggunakan platform digital yang secara aktif memfasilitasi hubungan antara freelancer dan klien dalam struktur jangka pendek yang berorientasi pada project. Perkembangan teknologi digitalisasi telah membuka gerbang bagi era gig economy, di mana pekerjaan konvensional dengan mudahnya digantikan oleh fleksibilitas kerja digital. Salah satu platform yang memanfaatkan sistem gig economy ini adalah Fiverr. Di Fiverr, gig economy dikategorikan berdasarkan bidang keahlian, seperti desain grafis, dan lain-lain. Para freelancer dapat menawarkan jasa mereka sesuai dengan keahliannya di bidang-bidang tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan pasar dalam transaksi jual beli bagi klien dan manfaat yang diterima bagi klien melalui penggunaan marketplace freelance di era digital. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur, mengumpulkan data dari berbagai sumber sekunder seperti laporan tahunan marketplace freelance, publikasi terkait, dan jurnal ilmiah. Data yang dianalisis mencakup informasi tentang jenis kelamin, umur, domisili, sektor pekerjaan responden, serta data pemanfaatan freelance marketplace. Dengan memanfaatkan platform freelance, klien dapat mengakses peluang, memantau kelayakan proyek, serta mengelola waktu dan sumber daya secara efisien. Freelance marketplace juga telah menjadi wadah jual beli yang cocok bagi penyedia jasa profesional yang sudah serius mendalami karir, dinilai dari tingginya penghasilan yang mungkin didapat dari aplikasi marketplace untuk freelance. Hal Ini menjadikan platform tersebut sebagai pilihan menarik bagi tenaga ahli untuk mengembangkan karir mereka dengan lebih fleksibel dan menguntungkan. Dengan demikian, penggunaan marketplace freelance tidak hanya memberikan keuntungan bagi freelancer dalam hal pendapatan, tetapi juga dalam aspek pengembangan karir.
Menciptakan Kepuasan Pelanggan melalui Pengelolaan Persepsi Harga dan Kualitas Layanan di Mie Gacoan Pralampita, Rachel; Mevitasari, Adinda; Adriana, Erica
Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 (2024): Prosiding SENAM 2024: Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis Universitas Ma Chung
Publisher : Ma Chung Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mie Gacoan merupakan salah satu restoran mie pedas yang sedang populer di Indonesia. Kepuasan konsumen menjadi faktor penting bagi Mie Gacoan untuk mempertahankan konsumen dan meningkatkan profitabilitas. Persepsi harga dan kualitas pelayanan merupakan dua faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh persepsi harga dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen Mie Gacoan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Tujuan dari studi literatur adalah untuk mengumpulkan dan mengkaji data dari berbagai sumber pustaka, antara lain buku, jurnal ilmiah, artikel internet, dan lain sebagainya. Sumber data penelitian ini yaitu literatur yang relevan dengan topik penelitian, seperti persepsi harga, kualitas layanan, dan kepuasan konsumen terhadap Mie Gacoan. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Mie Gacoan untuk meningkatkan kualitas layanan dan kepuasan konsumen. Konsumen akan lebih puas jika harga sepadan dengan kualitas produk atau jasa dan mendapat pelayanan yang baik. Dari penelitian tersebut terlihat bahwa untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, Mie Gacoan perlu menjaga kualitas produk dan pelayanan serta memberikan harga yang kompetitif. Persepsi terhadap harga dan kualitas pelayanan merupakan faktor penting yang mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap Mie Gacoan. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan oleh Mie Gacoan agar dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan mencapai tujuan bisnis.
Implementasi Sensoric Marketing untuk Meningkatkan Purchase Intention Pelanggan Bioskop CGV melalui Intervening Brand Experience Sutanto, Emilia Ambarwati; Hadinata, Felicia; Adriana, Erica
Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 (2024): Prosiding SENAM 2024: Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis Universitas Ma Chung
Publisher : Ma Chung Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bioskop merupakan sarana hiburan yang masih diminati hingga saat ini bagi masyarakat kota dengan tekanan yang terjadi di kota-kota besar. Sehingga bioskop merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat untuk menonton film dengan pengalaman yang berbeda. Meskipun banyaknya pesaing dengan kemajuan teknologi saat ini seperti TV digital dan Netflix yang dapat diakses dimanapun dan kapanpun, bioskop tetap dapat mendapatkan konsumen. Dengan banyaknya cara mempromosikan bioskop, terdapat keunikan bioskop yang tidak dapat dilakukan sepenuhnya oleh pesaing seperti Netflix. Salah satunya yaitu sensoric marketing dengan menggunakan aspek indra manusia yaitu penglihatan, penciuman, peraba, perasa, dan pendengaran Bioskop CGV melakukan sensoric marketing dengan baik. Dengan menggunakan teknologi audio yang berkualitas dan tidak dimiliki oleh bioskop pesaing. Layar bioskop yang mendapatkan MURI sebagai layar terlebar di Indonesia, studio yang memiliki 8 tipe dan minimal 8 studio disetiap unit bioskop CGV ini menjadikan pembeda dengan bioskop lainnya yang memberikan kesan mewah. Selain itu ruang tunggu yang bernuansa retro membuat kesan ruangan yang nyaman, ekslusif, dan personal menjadi ciri khas dari bioskop CGV. Dengan sensoric marketing yang dilakukan Bioskop CGV ini dapat menjadikan stimulus di otak konsumen dan memiliki ruang tersendiri dari keunikan yang dimiliki oleh Bioskop CGV yang dapat menjadikan suatu niat beli pada pelanggan CGV. Dari penelitian terdahulu menurut Dmour (2020) dan Diallo & Siqueira (2017) ditemukan bahwa pengalaman merek mempengaruhi niat pembelian secara signifikan. Pengalaman merek dievaluasi sebagai alternatif untuk menilai niat pembelian. Maka dengan itu penelitian ini meneliti implementasi sensoric marketing yang telah dilakukan oleh Bioskop CGV.
Implementasi Motif Pembelanjaan Hedonisme untuk Mendorong Pembelian Impulsif di Shopee Amelia Jatmiko, Vania; Bryan Febart, Ariel; Adriana, Erica
Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 (2024): Prosiding SENAM 2024: Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis Universitas Ma Chung
Publisher : Ma Chung Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelian impulsif telah menjadi fenomena umum di berbagai negara, termasuk Indonesia. Maraknya bisnis digital terkhusus dalam lingkup e-commerce di Indonesia telah mengubah perilaku konsumen dan memicu mereka untuk melakukan pembelian tanpa perencanaan sebelumnya karena dipicu oleh kemudahan akses, fitur-fitur yang menarik, serta perilaku hedonisme dengan berbagai motif. Keragaman kategori dan produk di marketplace memicu individu untuk menjelajahi aplikasi sehingga meningkatkan kemungkinan pembelian secara spontan. Melalui penelitian ini, Shopee dapat memanfaatkan motif pembelanjaan hedonisme untuk mendorong keputusan pembelian impulsif. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif dengan studi literatur atau literatur review. Variabel independen dalam penelitian adalah motif pembelanjaan hedonisme sedangkan variabel dependennya adalah pembelian impulsif. Berdasarkan penelitian, didapati hasil yang pengaruh yang signifikan antara motif pembelanjaan hedonisme terhadap keputusan pembelian impulsif secara online di Shopee melalui berbagai fiturnya.
Peran Clan Culture dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Tania, Elsyahfira Diva; Mardova, Vanessa Cheria; Adriana, Erica
Prosiding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 (2024): Prosiding SENAM 2024: Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis Universitas Ma Chung
Publisher : Ma Chung Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya kerja merupakan nilai atau norma yang terdapat pada suatu lingkungan kerja. Budaya kerja bukan hanya sebagai nilai atau norma, melainkan juga dapat menjadi identitas suatu perusahaan. Budaya kerja pada perusahaan mempengaruhi kinerja karyawan yang ada didalamnya. Clan culture merupakan budaya kerja yang khas oleh lingkungan kekeluargaan, yang berdasar pada kolaborasi, kerja sama tim, dan kebersamaan. Clan culture menciptakan lingkungan kerja yang mendorong rasa saling memiliki antar karyawan dan loyalitas karyawan yang kuat terhadap perusahaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pentingnya tipe budaya kerja clan culture dengan kinerja karyawan. Dalam penelitian ini, metodologi penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tipe budaya kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan adanya tipe budaya kerja clan culture, karyawan merasa nyaman saat melakukan pekerjaan di lingkungan kerja perusahaan. Hal tersebut dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Kinerja karyawan merupakan salah satu hal yang penting untuk dikelola dengan baik dan benar. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja karyawan adalah dengan menciptakan lingkungan kerja yang dapat mendorong karyawan untuk saling terbuka satu sama lain dan meningkatkan semangat kekeluargaan seperti yang diterapkan pada Clan culture. Jika kinerja karyawan dikelola dengan baik maka hal tersebut dapat menjadi potensi bagi perusahaan untuk dapat mencapai tujuannya dan dapat bersaing dengan perusahaan lain.
PERAN MODEL KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DALAM KESIAPAN BERUBAH KARYAWAN TERHADAP EFEKTIVITAS KINERJA KARYAWAN Fransisco, Fransisco; Sutikno, Arron Yonas; Adriana, Erica
Journal of Business And Entrepreneurship Vol. 11 No. 1 (2023): JOURNAL OF BUSINESS AND ENTREPRENEURSHIP (May 2023 Edition)
Publisher : APPS Publications

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46273/jobe.v11i1.366

Abstract

This study aims to analyze the role of the transformational leadership model in increasing the readiness to change employees and the effectiveness of employee performance in a company. Transformational leadership is a leadership style that focuses on developing and empowering employees, so that they contribute optimally and can reach their full potential. Transformational leadership is a leadership model that is carried out by inspiring and motivating employees with the aim that they can destroy the boundaries within themselves by exceeding their own abilities in completing their work. This can happen if there are signs, namely: giving ideal influence, motivating inspirationally, providing intellectual stimulation and giving individual consideration. Research has provided evidence that transformational leadership has a positive impact on the performance of employees in companies. There are several ways in transformational leadership to increase the effectiveness of employee performance, one of which is to process the handling of employees to change. Improvements in performance can occur when employees can be ready to change, because they can quickly get new ideas and challenges that can improve the performance of these employees. There are several ways to get employees ready to change. The trick is to provide a high sense of concern about the need for change. It is also necessary for a leader to convey the usefulness of the change and what the risks are if you don't make the change. Another way that can be applied is by listening to the urgency of its employees, which then the leader must be able to provide support and encouragement. This support and encouragement can be done by providing training and development to employees and rewarding them for their performance in the company. A transformational leader can make the goals of the organization quickly achieved by increasing the readiness of its employees to change. By increasing employees' readiness for change, transformational leaders can help organizations achieve their goals. So, transformational leadership is a tool that can be used to increase the effectiveness of employee performance. With us being able to understand the models and behaviors of transformational leadership, the book of Isa creates a positive work environment.
IMPLEMENTASI WORK FROM HOME DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Herliana, Grace; Herdiansyah, Getrudis Anyanovena Krawing; Adriana, Erica
Journal of Business And Entrepreneurship Vol. 11 No. 1 (2023): JOURNAL OF BUSINESS AND ENTREPRENEURSHIP (May 2023 Edition)
Publisher : APPS Publications

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46273/jobe.v11i1.367

Abstract

Working from home as a response to the global pandemic has brought significant chances to the world of work. This research aims to examine the implementation of remote work and its impact on employee performance. The study demonstrates that employee performance is significantly influenced by the implementation of remote work. One of the benefits found is the flexibility of time provided by working from home, allowing employees to adjust their work schedules to their personal needs. Additionally, there is a positive correlation between employee productivity and a more comfortable work environment with fewer distractions. However, the research also indentifies several challenges faced by workers when working from home. Feelingsof social isolation, a lack of team collaboration, and difficulties in communication are some of these challenges. Organizations need to provide adequate technologiical infrastructure and apporopriate training to ensure that employees can easily adapt to working from home when addressing these issuies. Therefore, the implementation of remote work has a significant impact on employee performance. Benefits such as flexible working hours and increased pproductivity can be achieved, although there are some challenges that need to be addessed. Hance, it is crucial for companies to continuously monitoor and impprove remote work practices to optimiize employee performance in an ever-changing work environment.
Promoting Indonesian Culinary Art Pocong Pancong Malang through Social Media Content Hellyani, Catharina Aprilia; Adriana, Erica; Putrianto, Novenda Kartika
Journal of Community Practice and Social Welfare Vol. 4 No. 2 (2024): Journal of Community Practice and Social Welfare
Publisher : LPPM Universitas Ma Chung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Social media content has become a global phenomenon, offering a unique platform for users worldwide to share information, entertainment, and engage with others. Creative and engaging content has the potential to capture attention and even go viral. In Indonesia, one such trend gaining significant attention is 'Pocong Pancong.' This community engagement initiative aims to promote Indonesian culinary arts, specifically Pocong Pancong from Malang, through social media content. The success of this engagement is determined by the engagement rate, which serves as an indicator of effectiveness. The engagement process consists of three phases: preparation, execution, and evaluation. In the preparation phase, the engagement team plans and discusses the profile of Pocong Pancong, formulates the project's vision and mission, and collaborates with the Pocong Pancong MSME (Micro, Small, and Medium Enterprise) partner. The execution phase forms the core of the project. During this phase, the team creates diverse social media content about Pocong Pancong, including product introductions, flavor variations, information on booth locations, the history of pancong cake, and interactive Q&A sessions. These efforts aim to provide valuable insights, educate the public, and engage consumers. The effectiveness of the engagement is measured by the increase in the Instagram account engagement rate, which rises from 1.046 to 1.148 by June 23, 2023. This positive change reflects the favorable community response to the content shared by the engagement team.