p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Polinter Public Corner
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

POLITIK KEWARGAAN WARIA : HAK ATAS PEKERJAAN Mandela, Muhamad Fathan; Kusuma, Ardli Johan; Ilmar, Anwar
Jurnal Polinter : Kajian Politik dan Hubungan Internasional Vol 9, No 2 (2024)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/polinter.v9i2.7433

Abstract

Tulisan ini akan mengkaji mengenai politik kewargaan waria. Sebagai individu yang berada dalam negara, hak dan kehadiran waria masih terus dipertentangkan. Kajian akademik yang telah dilakukan umumnya akan berbicara mengenai penerimaan masyarakat terhadap mereka. seolah hanya itu yang menjadi permasalahan terhadap kelompok waria. Tulisan ini secara khusus akan mengkaji hak ekonomi dalam mendapatkan pekerjaan yang layak bagi kelompok waria di Sanggar Seroja dengan menggunakan pendekatan politik kewargaan dari Kristian Stokke. Sebagai kelompok minoritas seksual, waria kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak, mereka hidup dalam bayang-bayang diskriminasi selama ini. Mayoritas dari mereka tidak bekerja dalam ranah formal, penyebabnya adalah identitas yang mereka bawa tidak semua penerima kerja mampu memhami hal tersebut Tulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, melakukan wawancara secara langsung kepada kelompok waria di Sanggar Seroja sebagai bahan pengambilan data primer, sebagai data pendukung menggunakan buku, jurnal terakreditasi, ataupun dokumen lainnya. Hasil dari tulisan ini menunjukan bahwa waria di Sanggar Seroja mayoritas dari mereka tidak bekerja dalam ranah formal, beberapa dari mereka bekerja sebagai pekerja seks komersial, perias di salon, ataupun hidup dijalanan sebagai pengamen. Pengalaman anggota seroja menunjukan bahwa hak mereka dalam mendapakan pekerjaan yang layak belum terpenuhi, ketika bekerja dalam ranah non formal diskriminasi terhadap mereka tetap ada. Sebagai bentuk perjuangan dalam berekspresi dan bertahan hidup, mereka menggunakan keseniaan sebagai alat perjuangan itu. Cita-cita yang diharapkan Stokke terkait hadinya politik kewargaan yang ideal belum terjadi pada kelompok waria di Sanggar Seroja, politik redistirbusi atau kesejahteraan yang menjadi salah satu hasil yang diharapkan dalam politik kewargaan tidak hadir untuk kelompok waria Sanggar Seroja.
A Aktivisme Masyarakat Desa Wadas Dalam Menolak Pertambangan Sebagai Bagian Dari Ruang Politik Mandela, Muhamad Fathan; ., Ridwan
PUBLIC CORNER Vol 18 No 2 (2023): Public Corner
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wiraraja, Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/fisip.v18i2.2626

Abstract

Abstrak Artikel ini menulis tentang konflik agraria yang terjadi di Desa Wadas, konflik bermula dari rencana pemerintah untuk membangun bendungan bener di Kabupaten Purworejo, pembangunan bendungan tersebut memerlukan material batuan andesit yang oleh pemerintah Desa Wadas dijadikan tempat untuk pertambangan batuan tersebut. Masyarakat Desa Wadas menilai pertambangan tersebut hanyak akan merusak lingkungan dan menghilangkan mata penceharian mereka. Konflik tersebut memuncak pada tahun lalu dengan penangkapan puluhan masyarakat akibat menolak pertambangan, artikel ini mempunyai tujuan untuk melihat aktivisme masyarakat Desa Wadas dalam memperjuangkan tanah mereka dengan pendekatan teori Ruang Politik, metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil dari artikel ini menunjukan bahwa masyarakat Desa Wadas memakai Ruang Politik mereka dengan bergerak bersama dalam organisasi GEMPADEWA dan Wadon Wadas, menciptakan Ruang Politik yang independen untuk melakukan berbagai aksi yang berhadapan langsung dengan pemerintah. Kesimpulan dari artikel ini menunjukan masyarakat Desa Wadas menggunakan Ruang Politik sebagai wadah perjuangan karena adanya ketidakadilan dan diskriminatif yang mereka dapatkan, sebagai bahan rekomendasi seharunya pemerintah mencari wilayah baru yang terdapat batuan andesit, karena sesuai rencana tata ruang kota menjelaskan Desa Wadas adalah Desa yang rawan bencana.