Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENYULUHAN DAN DETEKSI INFEKSI SALURAN KEMIH PADA ORANG LANJUT USIA S, Donatila Mano; Santoso, Alexander Halim; Satyanegara, William Gilbert; Wijaya, Dean Ascha; Nathaniel, Fernando; Alifa, Tosya Putri; Kaminto, Eric Raditya; Ezra, Pasuarja Jeranding; Marcella, Agnes
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 6 (2023): Volume 4 Nomor 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i6.20828

Abstract

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu peradangan pada sistem saluran kemih, yang dapat dialami oleh semua orang, yang kejadian lebih tinggi pada dewasa usia lanjut. Salah satu faktor risiko pada ISK adalah pertambahan usia, dimana dewasa usia lanjut memiliki banyak komorbid, memiliki kebiasaan menahan pipis, dan memiliki jadwal buang air kecil yang tidak teratur. Pentingnya edukasi mengenai infeksi saluran kemih bertujuan untuk mengurangi infeksi berulang baik itu pada anak maupun pada dewasa khususnya lansia. Penyuluhan dilakukan dengan memberikan informasi mengenai ISK, faktor yang mempengaruhi, gejala, dan pencegahan ISK, serta deteksi melalui pemeriksaan urine di Panti St. Anna. Terdapat 50 peserta, dan 35 diantara mengikuti skrining pemeriksaan urine. Pentingnya bagi masyarakat untuk mengenai cara pencegahan ISK, serta mau memeriksakan dirinya dengan pemeriksaan urine lengkap. Dengan melakukan hal ini, diharapkan dapat terdeteksi dini, mendapat pengobatan yang adekuat sehingga terhindar dari komplikasi. Diharapkan masyarakat, khususnya dewasa usia lanjut dapat lebih sadar mengenai pentingnya mengenai infeksi saluran kemih dan ikut mendukung pemeriksaan urine lengkap sebagai upaya skrining infeksi saluran kemih.
Hubungan Pola Penggunaan Masker Medis dengan Mask Acne pada Mahasiswa dan Mahasiswi Universitas Tarumanagara Putra, Feri Yanto; S, Donatila Mano
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 2 (2025): Volume 7 Nomor 2 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i2.17740

Abstract

ABSTRACT The COVID-19 pandemic has affected many aspects of life globally, from daily habits to one's lifestyle. With the prevention regulations against the COVID-19 pandemic, people are wearing masks more often and longer than usual. Thus, it leads to localized acne in the area covered by the mask, popularly called "mask acne." This study aims to determine the relationship between the use of medical masks and the incidence of mask acne among students of the Faculty of Medicine, Tarumanagara University, class of 2021-2022. This study used a cross-sectional design with a sample size of 224 respondents. Data was collected using consecutive sampling techniques and analyzed using the Chi-square test. The results in this study indicate the use of good medical masks (23%), moderate use of medical masks (64%), and poor use of medical makers (13%). This study shows no significant relationship between the use of medical masks and the incidence of mask acne (p-value> 0.05). Refraining from using data collection techniques through online form filling or Google forms filling in further research is recommended. Keywords: Medical Mask, Mask Acne, Acne Vulgaris  ABSTRAK Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan secara global, dimulai dari kebiasaan sehari-hari dan juga gaya hidup seseorang. Dengan adanya peraturan pencegahan terhadap pandemi covid-19 orang-orang menggunakan masker menjadi lebih sering dan juga lebih lama dari biasanya. Dengan demikian, hal tersebut mengarah terhadap timbulnya jerawat lokal di area yang ditutupi oleh masker, yang populer disebut sebagai "mask acne.” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan masker medis terhadap kejadian mask acne pada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2021-2022. Penelitian ini menggunakan desain potong melintang (cross sectional) dengan besar sampel sebanyak 224 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik consecutive sampling dan dianalisis dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan masker medis yang baik (23%), penggunaan masker medis yang sedang (64%), dan penggunaan maker medis yang buruk (13%). Pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna penggunaan masker medis dengan kejadian mask acne (p-value > 0,05). Disarankan untuk tidak menggunakan teknik pengambilan data melalui pengisian formulir secara online atau pengisian google forms pada penelitian yang lebih lanjut. Kata Kunci: Masker Medis, Mask Acne, Acne Vulgaris
Hubungan pemahaman kandidiasis dengan personal hygiene pada siswi SMPN 45 dan SMAN 96 Jakarta Choirunisa, Salsabila Nur; S, Donatila Mano
Tarumanagara Medical Journal Vol. 7 No. 1 (2025): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v7i1.34123

Abstract

Tingkat pengetahuan tentang kandidiasis memiliki pengaruh terhadap personal hyiene seseorang sehari-hari. Personal hygiene memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan individu sehingga dapat mengurangi kejadian infeksi jamur candida. Studi ini mempelajari tingkat pengetahuan kandidiasis terhadap personal hygiene pada siswi SMPN 45 dan SMAN 96 Jakarta. Studi analitik ini dilakukan pada bulan Februari - Maret 2024 dan mendapatkan sebanyak 305 siswi menjadi responden studi. Data studi didapatkan dari hasil kuesioner dan dianalisis dengan uji chi-square. Sebagian besar responden dari SMPN45 dan SMAN 96 Jakarta memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang kandidiasis (65,2% dan 63,9%) dan personal hygiene yang buruk (57,0% dan 61,2%). Sebesar 64,1% siswi SMPN 45 dan 73,4% siswi SMAN 96 dengan pengetahuan kurang memiliki personal hygiene buruk. Hasil analisis terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan kandidiasis dengan personal hygiene pada siswi SMPN 45 dan SMAN 96 Jakarta Tahun 2024 dengan nilai p-value <0.005 (PRR = 1,468; CI 95% = 1,052-2,049 dan PRR = 1,853; CI 95% = 1,300-2,639).
Upaya Pencegahan Infeksi Saluran Kemih Melalui Pemeriksaan Urinalisis pada Populasi Lansia di Panti Werdha Hana S, Donatila Mano; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Alexin, Corry Calista; Evelyn Evelyn
JPMNT JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT NIAN TANA Vol. 3 No. 3 (2025): Juli: Jurnal Pengabdian Masyarakat Nian Tana
Publisher : Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59603/jpmnt.v3i3.917

Abstract

Urinary tract infections (UTIs) are common health problems among the elderly and can significantly reduce quality of life due to complications such as systemic infections, kidney disorders, and recurrent infections. Older adults often do not recognize early symptoms of UTIs, as the manifestations are atypical and frequently mistaken as part of the normal aging process. The Community Service Program (PKM) conducted at Panti Werdha Hana aimed to increase elderly awareness of the importance of early UTI detection through urinalysis as a screening method. This activity was carried out using the Plan-Do-Check-Act (PDCA) approach, which included urine testing for leukocyte esterase, nitrites, and protein, as well as educational sessions on UTI risk factors and prevention strategies. Among the 76 participants examined, 2 individuals (3.08%) tested positive for leukocyte esterase and 1 individual (1.54%) tested positive for nitrites, indicating potential infection. These findings suggest that simple urin tests can serve as an effective initial step in detecting UTIs early and promoting timely interventions to maintain urinary tract health and improve the overall quality of life in the elderly.  
Pengujian Dan Perbandingan Efektifitas Antimikroba Dari Hand Sanitizer In-House (Tahap Optimasi Kadar Etanol Terbaik untuk Membunuh Bakteri E. Coli.) S, Donatila Mano; Sidarta, Erick; Chris, Arlends
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 9 (2023): Volume 3 Nomor 9 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i9.11053

Abstract

ABSTRACT Hand hygiene is an easy way to prevent the transmission of various infectious diseases. The presence of hand sanitizer has a major impact on the ease of accessing hand hygiene. Hand sanitizer is an alternative to washing hands when water and soap are not available. However, it is important to evaluate the antimicrobial effect of hand sanitizers in the market and in-house products. This study conducted a comparative research by comparing different formulations of ingredients on bactericidal effect. This study focuses on hand sanitizer and the comparative concentration of ethanol and tea tree oil to eliminate E. coli bacteria. The best alcohol concentration was 70%, compared to absolute, 80%, and 60% and there was no difference in the effectiveness of the tested hand sanitizers. Hand sanitizers manufacturing is highly dependent on active ingredients and concentrations. It is important to be thoughtfull about choosing and making hand sanitizer, so that the product can have adequate function. Hand sanitizer with optimal content and effect can reduce the incidence of infectious diseases. Keywords: Antimicrobial, Ethanol, Hand Hygine, Hand Sanitizer  ABSTRAK Hand hygine merupakan cara mudah untuk mecegah transmisi berbagai macam penyakit menular. Hadirnya hand sanitizer memberikan dampak besar dalam kemudahan akses hand hygine. Hand sanitizer menjadi alternatif mencuci tangan saat tidak tersedianya air dan sabun. Meski demikian pentingnya untuk mengevaluasi efek antimikroba yang terkandung dalam hand sanitizer yang beredar di pasar maupun produk sendiri. Studi ini melakukan penelitian komparatif dengan membandingkan formulasi bahan yang berbeda terhadap efek bakterisidal. Penelitian ini berfokus pada hand sanitizer dan tahap perbandingan kadar etanol dan konsentrasi tea tree oil untuk membunuh bakteri E. coli. Konsentrasi alkohol terbaik berdara di angka 70%, dibandingkan kengan kadar absolut, 80%, dan 60% serta tidak didapatkan perbedaan efektivitas terhadap produk hand sanitizer yang diuji. Pembuatan Hand sanitizer sangat bergantung pada bahan aktif dan konsentasi. Pentingnya untuk memperhatikan aturan dalam memilih dan membuat hand sanitizer, agar produk bisa memiliki fungsi yang adekuat. Hand sanitizer dengan kandungan dan efek yang optimal mampu menurunkan kejadian infeksi menular.Kata Kunci: Antimikroba, Etanol, Hand Hygine, Hand Sanitizer
Hubungan Kadar HBA1C dan Insulin Puasa Terhadap Infeksi Saluran Kemih Pada Kelompok Lanjut Usia di Panti Santa Anna S, Donatila Mano; Atzmardina, Zita; Santoso, Alexander Halim; Nathaniel, Fernando; Kurniawan, Joshua; Wijaya, Dean Ascha; Kaminto, Eric Raditya; Syarifah, Andini Ghina; Ezra, Pasuarja Jeranding; Marcella, Agnes; Syachputri, Rifi Nathaznya
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 7 (2024): Volume 6 Nomor 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i7.13510

Abstract

ABSTRACT Urinary tract infection (UTI) poses a serious concern in the elderly population, with approximately 25% of total infection cases in the geriatric group being UTIs. Diabetes mellitus stands as a leading cause of global morbidity and is associated with severe complications, including an increased risk of infections impacting the quality of life. Patients with diabetes face a twofold higher risk of mortality due to infections. Advanced age is also a risk factor for UTIs, influenced by factors such as uncontrolled diabetes. Measuring parameters such as fasting insulin and HbA1c levels is crucial for understanding correlation between diabetes and UTIs. HbA1c can reflect long-term glycemic control in diabetic patients. This cross-sectional study aims to investigate relationship between HbA1c and fasting insulin levels concerning the occurrence of UTIs in the elderly population, conducted at the Santa Anna Nursing Home in 2023. The study included 33 respondents with an average age of 72.88 years, predominantly comprising 24 female respondents (72.7%). The mean fasting insulin level was 12.46 mIU/mL, and HbA1c level was 5.97%. UTIs were diagnosed in 11 respondents (33.3%). The correlation analysis between these variables indicated no significant difference in the mean HbA1c levels between groups with or without UTIs (p = 0.955). However, a significant difference was observed in the mean fasting insulin levels between the two groups (p < 0.001). This finding is noteworthy as fasting insulin levels have a direct correlation with circulating blood glucose levels and formation of red blood cells, potentially influencing HbA1c levels. Further clarification is needed on how these three variables interact. Keywords: Elderly, Fasting Insulin, HbA1c, Urinary Tract Infection  ABSTRAK Infeksi saluran kemih (ISK) adalah masalah serius pada populasi lanjut usia, sekitar 25% dari total kasus infeksi pada kelompok geriatri adalah ISK. Diabetes melitus adalah penyebab utama morbiditas global dan berhubungan dengan komplikasi serius, termasuk risiko infeksi yang berdampak pada kualitas hidup. Pasien diabetes memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk kematian akibat infeksi. Peningkatan usia juga merupakan faktor risiko untuk ISK, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti diabetes yang tidak terkontrol. Pengukuran parameter seperti insulin puasa dan HbA1c adalah kunci dalam memahami korelasi antara diabetes dan ISK. HbA1c dapat mencerminkan kontrol glikemik jangka panjang pada pasien diabetes. Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar HbA1c dan insulin puasa terhadap kejadian ISK pada kelompok lanjut usia yang dilakukan di Panti Lansia Santa Anna pada tahun 2023. Penelitian mengikutsertakan 33 responden dengan rata-rata usia 72,88 tahun dan didominasi oleh jenis kelamin perempuan  sebanyak 24 responden (72,7%). Rerata kadar insulin puasa sebesar 12,46 mIU/mL dan kadar HbA1c sebanyak 5,97%. Sebanyak 11 responden (33,3%) terdiagnosis ISK. Hasil korelasi antara kedua variabel tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam rerata kadar HbA1c antara kelompok dengan atau tanpa ISK (p = 0,955). Meskipun demikian, terdapat perbedaan signifikan dalam rerata kadar insulin puasa antara kedua kelompok (p < 0,001). Hal ini menjadi sebuah pertimbangan karena kadar insulin puasa memiliki korelasi langsung dengan jumlah gula yang beredar bebas dalam darah dan pembentukan sel darah merah yang dapat meningkatkan tingkat HbA1c. Diperlukan penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana ketiga variabel ini berinteraksi. Kata Kunci: HbA1c, Infeksi Saluran Kemih, Insulin Puasa, Lanjut Usia