Ramli, Muh.
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Distribusi dan Kepadatan Teripang (Holothuroidea) di Perairan Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Sarmawati, .; Ramli, Muh.; Ira, .
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 2 (2016): Mei 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.374 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan kepadatan teripang pada perairan Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keberadaan jenis-jenis teripang, distribusi dan kepadatan yang ditemukan di perairan Tanjung Tiram. Selain itu, penelitian ini bertujuan menyediahkan bahan informasi dasar bagi instansi yang terkait dalam upaya pengelolaan sumber daya tersebut agar tetap berkesinambungan pada masa mendatang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April–Mei 2015 berdasarkan fase bulan terang dan bulan gelap di perairan Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Hasil identifikasi yang dilakukan diperoleh sebanyak 6 jenis teripang yang termasuk dalam famili Aspidochirotida mempunyai ordo Holothuroidea dan 3 genus yaitu Actinopyga, Holothuria, Bohadschia. Spesies teripang dari 3 genus tersebut adalah H. sacbra, H. fuscocinerea, B. marmorata, H. leucospilata, H. impatiens, A. lecanora. Nilai indeks distribusi teripang di perairan ini pada bulan terang dan bulan gelap yaitu masing−masing 3,0. Sedang pola distribusinya pada semua adalah mengelompok. Kepadatan teripang tertinggi yang diperoleh pada bulan terang dan gelap terdapat pada stasiun I yaitu rata-rata 0,005-0,027 ind/m2 dan terendah terdapat pada stasiun II dan III dengan rata-rata 0,005-0,022 ind/m2Kata Kunci : Distribusi, Kepadatan, Teripang, Tanjung Tiram
Keragaman mangrove terhadap sumber daya ikan pada ekosistem mangrove Teluk Kulisusu Kabupaten Buton Utara Dudi, Rikman; Tadjuddah, Muslim; Ramli, Muh.
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 4 (2016): November 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.529 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2016 di kawasan mangrove Teluk Kulisusu, Kabupaten Buton Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ekosistem mangrove dengan sumber daya ikan pada ekosistem mangrove di Teluk Kulisusu. Metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi ekosistem mangrove adalah Metode Transek Garis dan Petak Contoh (line transect plot). Pengumpulan data komunitas ikan yaitu metode pengoperasian alat tangkap gillnet (actual fishing). Hasil analisis data keragaman mangrove terdapat empat jenis yaitu Rizophora apiculata, Bruguiera gymnorhiza, Sonneratia alba, dan Xylocarpus granatum. Komunitas ikan yang didapatkan yaitu 19 famili, 24 genera, dan 32 spesies. Hubungan kerapatan mangrove dengan keanekaragaman jenis ikan memberikan hubungan positif, dimana y = 0,0002x + 2,0656 dengan nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0,8744 atau 87,44% keanekaragaman jenis ikan dipengaruhi oleh kerapatan mangrove.Kata Kunci : Keragaman Mangrove, Komunitas Ikan, Teluk Kulisusu
Hubungan panjang berat Ketam Kelapa (Birgus latro L.) yang tertangkap di daerah Menui Kepulauan Gurusu, Iklan; Ramli, Muh.; Oetama, Dedy
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.001 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan panjang berat ketam kelapa (B. latro L.) yang tertangkap di Daerah Menui Kepulauan yang berlangsung selamadua bulan yaitu Juni – Juli 2015. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ditentukan secara sengaja atau purposive sampling. Dari hasil penangkapan dilakukan identifikasi jenis kelamin dan pengukuran panjang (Cp+r) dan berat tubuh. Kemudian dilakukan analisis hubungan panjang berat. Jumlah sampel ketam kelapa yang diperoleh selama penelitian berjumlah 65 ekor yang terdiridari jantan 39 ekor dan betina26 ekor. Hasil penelitian ini diperoleh ukuran panjang ketam kelapa jantan 18 –130 mm dan berat 4 −1300 gram, sedangkan ketam betina 48 −111 mm dan berat 300 − 1110 gram, dengan nilai b pada ketam kelapa jantan berkisar antara 0,989 −3,013 sedangkan betina 0,858 − 1,395. Pada stasiun I dan II memiliki pola pertumbuhan yang bersifat alometrik negatif (b < 3). Sedangkan pada stasiun III ketam jantan memiliki pola pertumbuhan isometrik (b = 3), sedangkan betina bersifat allometrik negatif (b < 3).Kata Kunci :Panjang Berat, Birgus latro L, Menui Kepulauan
Studi kondisi ekosistem mangrove dan produksi detritus di pesisir Kelurahan Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tang, Muhamat; Nur, Andi Irwan; Ramli, Muh.
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 4 (2016): November 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.714 KB)

Abstract

Detritus adalah bahan organik yang berasal dari guguran daun mangrove yang jatuh ke perairan kemudian mengalami penguraian membentuk substrat untuk pertumbuhan bakteri dan alga, yang kemudian menjadi sumber makanan bagi organisme pemakan detritus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengalinisis tingkat kerusakan mangrove, laju dekomposisi dan produksi detritus terhadap tingkat kepadatan mangrove di Pesisir Kelurahan Lalowaru. Metode yang digunakan adalah rancangan Litter-Trap dan Litter-Bag untuk menangkap guguran serasah dari pohon mangrove. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata kerapatan jenis mangrove Rhizophora apiculata yaitu 1544.44pohon/ha, Bruguiera gymnorrhiza yaitu 422.22 pohon/ha dengan penutupan jenis relatif rata-rata 33.333%. Produksi serasah mangrove yaitu rata-rata 3,7 ton/ha/tahun. Persentasi laju dekomposisi mangrove yaitu memiliki nilai rata-rata 0,328 gr/m2/hari. Produksi detritus pada ekosistem mangrove yaitu 9,6 kg/ha/tahun. Hasil pengukuran kualitas perairan yang diperoleh kisaran suhu 26–30oC, pH air 6, pH tanah 5–5,5, salinitas 28–29 ppt. Produksi detritus yang rendah dapat terlihat dari kondisi ekosistem mangrove Pesisir Kelurahan Lalowaru yang termasuk pada kategori rusak.Kata kunci : detritus, ekosistem mangrove, produksi serasah, pesisir kelurahan lalowaru, laju ekomposisi.
Studi kepadatan Ketam Kelapa (Birgus latro) pada habitat yang berbeda di Kecamatan Menui Kepulauan Kabupaten Morowali Rahman, Abdul; Ramli, Muh.; Kamri, Syamsul
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.324 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan dan habitat ketam kelapa (Birgus latro) di Kec. Menui Kepulauan, Penelitian ini di laksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Oktober dan November 2015 bertempat di Kecamatan Menui Kepulauan Kabupaten Morowali. Metode pengambilan sampel dengan transek kuadrat 10x10 teknik purposive sampling. Parameter yang di ukur dalam penelitian ini diantaranya pH tanah, dan kondisi vegetasi. Untuk menentukan hasil tangkapan di gunakan analisis kepadatan .Hasil tangkapan ketam kelapa selama penelitian yaitu 65 ekor yang terdiri dari 39 jantan dan 26 betina. Hasil analisis menunjukan kepadatan tertinggi terdapat pada stasiun ke II yaitu 0,28 dan terendah pada stasiun III yaitu 0,18. Habitat yang sesuai untuk kelangsungan hidup ketam kelapa terdapat pada stasiun II dimana vegetasi pohon kelapa masih di dominasiKata kunci: ketam kelapa, kepadatan, kecamatan Menui Kepulauan
Keanekaragaman dan kepadatan teripang di perairan Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Uni, Wa; Ramli, Muh.; Ishak, Ermayanti
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 2 (2016): Mei 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.907 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Keanekaragaman dan Kepadatan Teripang di Perairan Tanjung Tiram. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai Juli 2015. Lokasi pengambilan sampel terdiri atas tiga stasiun masing-masing stasiun terbagi atas tiga kali ulangan. Pengambilan sampel menggunakan bell transek dengan luasan 5 x 20 m2. Terdapat tujuh jenis teripang yang ditemukan di lokasi penelitian yang terdiri dari Holothuria.atra, H.scabra, Bodhacia marmorata, H.grasilis, Sithopus ocelatus dan S.variegates dan B.bivitientis. Nilai indeks keanekaragaman teripang pada bulan terang dan gelap berkisar 0,85-1,43 dan 0,92-1,31. Kepadatan jenis tertinggi pada bulan terang dan gelap terdapat pada spesies H.scabra, dan kepadatan terendah dari spesies S.ocelatus. Pola penyebaran teripang setiap stasiun dan bulan penelitian yaitu berkelompok (Id > 1). Nilai indeks dominansi teripang pada bulan terang dan gelap berkisar 0,28-0,48 dan 0,29-0,45.Kata kunci : Teripang, Keanekaragaman, Kepadatan, Peyebaran, Dominansi
Studi ekologi bambu laut (Isis hippuris) di perairan Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Mardianto, .; Nur, Andi Irwan; Ramli, Muh.
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 3 (2016): Agustus 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.773 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presentase tutupan karang, kondisi kualitas air di perairan Tanjung Tiram, kepadatan dan penyebaran Bambu Laut, Hubungan kedalaman perairan dan kepadatan bambu laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2015, berlokasi di Perairan Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara. Metode yang digunakan adalah metode LIT dan Transek kuadrat. Persentase tutupan karang hidup di Perairan Tanjung Tiram yaitu 61,15%. Kondisi kualitas Perairan Tanjung Tiram yaitu suhu 28oC, salinitas 34 ppt, kecepatan arus 0,07−0,20, pH 7 dan kecerahan 100%. Kepadatan bambu laut lebih tinggi pada kedalaman 3 m yaitu 0,0432−0,0752 tegakan/m2 dan pada kedalaman 7 m sangat rendah yaitu 0,0144−0,0304 tegakan/m2, penyebaran Bambu laut didapatkan kriteria pola penyebaran mengelompok.Kata Kunci: Kepadatan dan penyebaran Bambu laut, Isis hippuris, Tanjung Tiram.
Studi kualitas detritus pada jenis mangrove Rhizophora apiculata dan Sonneratia albadi Kelurahan Lalowaru, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan Faldin, .; Nur, Andi Irwan; Ramli, Muh.
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.181 KB)

Abstract

Kualitas detritus mangrove R. apiculatadan S.alba merupakan indikator utama untuk menentukan jenis mangrove yang berkualitas dalam menyumbangkan produktivitas perairan pada ekosistem mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah produksi serasah dan detritus, serta untuk menganalisis kualitas detritus mangroveR. apiculata dan S.albapada Kelurahan Lalowaru, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015.Metode yang digunakan pada penelitian ini  adalah metodeliner-falluntuk produksi serasah, metode Mikro Kjeldahl (AOAC, 2002) dan titrasi serta spektrofotometri untuk kandungan unsur hara, dan persamaan menurut SNI 01-2891-1992untuk menganalisis kandungan proksimat. Hasil penelitian ini menjelasakan bahwa S.alba lebih berkualitas dari jenis R.apiculata,dengan produksi serasah mangrove S.alba 2657,4kg/ha/2 bulan, dengan produksi detritus 11,039kg/ha/2 bulan, dengan kandungan unsur hara (N=0,58%, P=0,023%, C=54,23%), serta nilai proksimat (lemak = 0,46%, protein = 3,63%, dan Karbohidrat = 7,08%) dan R. apiculatamemproduksi serasah sebanyak 1517,2kg/ha/2 bulan, dengan produksi detritus 10,577kg/ha/2 bulan, dengan kandungan unsur hara (N = 0,56%, P = 0,015%, C = 55,55%), serta nilai proksimat (lemak = 0,93%, protein = 3,50%, dan Karbohidrat = 6,27%).Faktor lingkungan perairan selama penelitian terlihat bahwa pada kawasan mangrove R. apiculata suhu berkisar 27−290C, salinitas 26-28 0/00, pH air 6, dan pH tanah 4,7-4,9, dan kawasan mangrove S. alba suhuperairan berkisar 27−300C, salinitas 27-280/00, pH air 6, dan pH tanah 4,8-5,1.Kata kunci: Kelurahan Lalowaru,mangrove Rhizphora apiculata, dan Sonneratiaalba,parameter lingkungan,studi kualitas detritus
Biologi reproduksi Ikan Belanak (Chelon subviridis) di perairan Lalowaru Kecamatan Moramo Utara Riswana, Emilia; Asriyana, .; Ramli, Muh.
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.984 KB)

Abstract

Informasi mengenai biologi reproduksi ikan dibutuhkan sebagai acuan dalam pengelolaan sumber daya ikan belanak secara lestari. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis aspek biologi reproduksi ikan belanak (Chelon subviridis) di Perairan Lalowaru. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai April 2017. Sampel ikan belanak ditangkap menggunakan jaring insang dengan ukuran mata jaring 1 inci. Jumlah total ikan yang tertangkap sebanyak 246 ekor yang terdiri dari 147 ekor ikan jantan dan 99 ekor ikan betina. Ikan jantan memiliki kisaran panjang 93−244 mm dan bobot 9 – 154 g. Adapun panjang ikan betina berkisar 92−239 mm dan 10−156 g. Rasio kelamin berdasarkan uji Chi-square menunjukkan keseimbangan pada bulan Februari dan tidak seimbang pada bulan Maret dan April. Analisis ukuran pertama kali matang gonad menggunakan metode Spearman-Karber. Hasil analisis menunjukkan bahwa ikan belanak jantan matang gonad pada ukuran 191 mm dan betina pada ukuran 196 mm. Potensi reproduksi  ikan  belanak  berdasarkan fekunditas berkisar 1.525−127.219 butir. Hubungan fekunditas dengan panjang total, F = -6,000L3,164 (r = 0,67) sedangkan hubungannya dengan berat, F = 6,174W1,007 (r = 0,66). Data tersebut mengindikasikan bahwa ikan belanak jantan dan betina yang tertangkap di perairan ini termasuk kategori dewasa. Rasio kelamin ikan tersebut membutuhkan perhatian serius untuk pengelolaan populasi ikan ini karena jenis jantan mendominasi ikan betina. Ikan ini termasuk kategori berfekunditas sedang, dan mencapai ukuran pertama matang kelamin 191 mm untuk jantan, dan 196 mm untuk betina.Kata Kunci : Biologi reproduksi, ikan belanak, rasio kelamin, fekunditas