Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HUBUNGAN PREMATURITAS PADA PERSALINAN SECTIO CAESAREA DENGAN ANGKA KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE TAHUN 2020 Samsi, Aumnisa; Hasan, Marhaeni; Assagaf, Husain
Kieraha Medical Journal Vol 6, No 1 (2024): KIERAHA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/kmj.v6i1.8860

Abstract

Asfiksia neonatorum adalah masalah yang paling sering ditemui di Neonatal intensive care unit, asfiksia dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi karena berdampak pada kerusakan organ, Indonesia adalah salah satu dari 10 negara teratas dengan kematian neonatal tertinggi, dengan penyebab kematian terbanyak pada tahun 2016 adalah prematuritas karena bayi dilaporkan mengalami komplikasi salah satunya adalah asfiksia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara prematuritas dengan angka kejadian asfiksia neonatorum. Desain penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan cross-sectional study menggunakan data sekunder (retrospective). Sampel dalam penelitian ini adalah bayi baru lahir secara sectio caesarea yang berada di Ruang Anak pada periode 1 Januari 2019 ─ 31 Desember 2020 di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate yang memenuhi kriteria inklusi dan di luar kriteria eksklusi dengan total 276 sampel. Hasil analisis didapatkan jumlah bayi yang lahir prematur sebanyak 25 bayi (9,1%) dan bayi yang lahir secara normal yaitu 251 bayi (90,9%). Jumlah bayi baru lahir yang mengalami asfiksia    neonatorum sebanyak 77 (27,9%), dan yang tidak mengalami asfiksia neonatorum yaitu 199 (72,1%). Bayi baru lahir yang prematur memiliki proporsi lebih besar mengalami asfiksia (8,7%), dibandingkan dengan yang tidak mengalami asfiksia (0,4%). Bayi baru lahir yang mengalami gawat janin lebih besar yang mengalami asfiksia (8,7%) dibandingkan dengan yang tidak mengalami asfiksia (6,9%). Hasil analisis multivariat didapatkan nilai p untuk prematur = 0,000 dan gawat janin = 0,001. Terdapat hubungan yang bermakna antara prematuritas dan gawat janin dengan kejadian asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir secara SC di RSUD DR. H. Chasan Boesoirie Ternate tahun 2019-2020.
Hubungan antara Umur dengan Derajat Keparahan Pneumonia Rumonin, Putri Febrianti; Assagaf, Husain; Albaar, Thoha Muhajir
Action Research Literate Vol. 9 No. 4 (2025): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v9i4.2888

Abstract

Pneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme seperti virus atau bakteri. Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa angka kejadian pneumonia terus meningkat setiap tahunnya. Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya hubungan antara umur dan derajat keparahan pneumonia, namun belum ada kajian khusus yang dilakukan di wilayah Maluku Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara usia dengan tingkat keparahan pada anak penderita pneumonia. Penelitian ini menggunakan metode analitik retrospektif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari anak usia 1–6 bulan, 7–12 bulan, dan 1–5 tahun yang didiagnosis pneumonia, dengan data diambil dari rekam medis RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie selama periode 2017–2022. Dari total 142 sampel, ditemukan bahwa anak usia 7–12 bulan dan 1–5 tahun lebih dominan mengalami pneumonia derajat sangat berat, sedangkan pada usia 1–6 bulan lebih sering ditemukan derajat keparahan ringan. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara usia dan derajat keparahan pneumonia dengan nilai p = 0,04 (p < 0,05). Penelitian ini mengindikasikan pentingnya perhatian khusus terhadap kelompok usia tertentu dalam upaya penanganan dan pencegahan pneumonia.
Hubungan Subjek Diabetes Melitus Dan Non-Diabetes Melitus Dengan Kesintasan Penderita Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Pandabo, Fitrawan; Albaar, Muhamad Taha; Assagaf, Husain
Action Research Literate Vol. 9 No. 5 (2025): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v9i5.2955

Abstract

Latar Belakang. Kejadian penyakit ginjal kronik (PGK) mencapai 800 juta penderita (>10%) populasi manusia di dunia. Diabetes melitus (DM) merupakan komorbid yang sangat mempengaruhi progresifitas PGK. Penyakit ginjal akibat diabetes dilansir sebagai penyumbang penderita PGK yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini belum pernah dilakukan di Ternate, Maluku Utara. Tujuan. Untuk mengetahui hubungan antara DM dengan kesintasan penderita PGK yang menjalani hemodialisis. Metode: Jenis penelitian ini yaitu analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Hasil. Dari 145 sampel, didapatkan jenis kelamin terbanyak pada laki-laki sebanyak 76 orang (52,4%), usia tertinggi 55-64 tahun sebanyak 53 orang (36,6%), komorbid terbanyak pada kategori non diabetes melitus sebanyak 108 orang (74,5%). Terdapat perbedaan persentase kesintasan <1 tahun dimana kelompok tertinggi yaitu diabetes melitus sebesar 51,4% dan meningkat pada kesintasan <4 tahun sebesar 97,3%. Terdapat hubungan secara statistik antara subjek diabetes melitus dan non diabetes melitus dengan kesintasan 4 tahun penderita PGK yang menjalani hemodialisis berdasarkan Fisher Exact Test (p-value=0,044; OR=7,20; CI=0,926-55,953). Simpulan. Terdapat hubungan antara subjek diabetes melitus dan non diabetes melitus dengan kesintasan penderita PGK yang menjalani hemodialisis.
Hubungan Kadar Serum Zink Dengan Derajat Asma Anak Assagaf, Husain; Johan Imbar, Andri William
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8520

Abstract

Latar belakang: Asma merupakan gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia menderita asma, jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah sebesar 180.000 orang setiap tahunnya. Menurut laporan Global Initiative For Asthma (GINA), pada tahun 2017 asma mempengaruhi sekitar 300 juta orang diseluruh dunia. Ini adalah masalah kesehatan global yang serius yang mempengaruhi semua kelompok usia, dengan meningkatnya biaya pengobatan dan meningkatnya beban bagi pasien dan masyarakat. Metdode: menggunakan analisa univariat dan bivariat untuk menentukan hubungan kadar serum zink dengan derajat asma anak. Populasi target adalah semua individu yang telah didiagnosis Asma. Populasi terjangkau adalah semua individu yang telah didiagnosis asma yang datang berobat dan masuk dalam kriteria inklusi selama periode. Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan SPSS metode ANOVA. Hasil dan Kesmipulan: Hasil terdapat hubungan antara kadar zink serum dengan derajat asma pada anak diamana diperleh nilai signifikansi 0.000. Dimana nilai rerata kadar zink serum pada derajat asma yang lebih berat akan memiliki nilai kadar zink serum yang lebih rendah.
Hubungan Usia Dan Paritas Dengan Mola Hidatidosa Di RSUD DR. H. Chasan Boesoirie Tahun 2016-2023 Tamsil, Fauziah Auliah; Oktavianti, Febby; Assagaf, Husain
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 8 (2024): Volume 11 Nomor 8
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i8.13927

Abstract

Mola hidatidosa adalah penyakit trofoblastik yang dapat berkembang menjadi penyakit gestasional yang invasif dengan risiko 15-20% (mola hidatidosa komplit) dan 1-5% (mola hidatidosa parsial). Penyebab mola hidatidosa belum ditemukan. Namun, peningkatan risiko mola hidatidosa disebabkan oleh usia <20 tahun dan > 30 tahun, mutasi genetik, defisiensi vitamin A, paritas, dan faktor gizi yang kurang baik. Insidensi mola hidatidosa di Indonesia sekitar 1 dari 85 kehamilan. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan insidensi dan performa reproduksi mola hidatidosa, serta dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko yang berbeda di setiap lokasi.  Tujuannya untuk mengetahui hubungan usia dan paritas dengan mola hidatidosa di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Tahun 2016-2023. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional-deskriptif dengan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling, yaitu 55 kasus tahun 2016-2023 sesuai dengan kriteria ekslusi yaitu, pasien yang mempunyai riwayat abortus spontan dan kriteria inklusi, yaitu pasien yang terdiagnosis mola hidatidosa secara klinis atau USG, dan data rekam mediknya lengkap. Hasil uji fisher’s exact test didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan usia dengan mola hidatidosa, P-Value=0,406 (>0,05) dan terdapat hubungan paritas dengan mola hidatidosa, P-Value=0,039 (<0,05). Berdasarkan uji regresi logistik, variabel yang paling berpengaruh terhadap mola hidatidosa adalah paritas dengan nilai Exp(B)= 9,158. Tidak terdapat hubungan antara usia dengan mola hidatidosa, terdapat hubungan antara paritas dengan mola hidatidosa, dan paritas merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap mola hidatidosa.
HUBUNGAN PREMATURITAS PADA PERSALINAN SECTIO CAESAREA DENGAN ANGKA KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE TAHUN 2020 Samsi, Aumnisa; Hasan, Marhaeni; Assagaf, Husain
Kieraha Medical Journal Vol 6, No 1 (2024): KIERAHA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/kmj.v6i1.8860

Abstract

Asfiksia neonatorum adalah masalah yang paling sering ditemui di Neonatal intensive care unit, asfiksia dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi karena berdampak pada kerusakan organ, Indonesia adalah salah satu dari 10 negara teratas dengan kematian neonatal tertinggi, dengan penyebab kematian terbanyak pada tahun 2016 adalah prematuritas karena bayi dilaporkan mengalami komplikasi salah satunya adalah asfiksia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara prematuritas dengan angka kejadian asfiksia neonatorum. Desain penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan cross-sectional study menggunakan data sekunder (retrospective). Sampel dalam penelitian ini adalah bayi baru lahir secara sectio caesarea yang berada di Ruang Anak pada periode 1 Januari 2019 ─ 31 Desember 2020 di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate yang memenuhi kriteria inklusi dan di luar kriteria eksklusi dengan total 276 sampel. Hasil analisis didapatkan jumlah bayi yang lahir prematur sebanyak 25 bayi (9,1%) dan bayi yang lahir secara normal yaitu 251 bayi (90,9%). Jumlah bayi baru lahir yang mengalami asfiksia    neonatorum sebanyak 77 (27,9%), dan yang tidak mengalami asfiksia neonatorum yaitu 199 (72,1%). Bayi baru lahir yang prematur memiliki proporsi lebih besar mengalami asfiksia (8,7%), dibandingkan dengan yang tidak mengalami asfiksia (0,4%). Bayi baru lahir yang mengalami gawat janin lebih besar yang mengalami asfiksia (8,7%) dibandingkan dengan yang tidak mengalami asfiksia (6,9%). Hasil analisis multivariat didapatkan nilai p untuk prematur = 0,000 dan gawat janin = 0,001. Terdapat hubungan yang bermakna antara prematuritas dan gawat janin dengan kejadian asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir secara SC di RSUD DR. H. Chasan Boesoirie Ternate tahun 2019-2020.
Korelasi antara Usia dan Jenis Kelamin dengan Derajat Keparahan pada Penderita Asma Anak di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate Tjira, Fonglin; Assagaf, Husain; Muhajir Albaar, Thoha
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 10 (2024): COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v3i10.1206

Abstract

Asma masih menjadi salah satu dari sepuluh penyebab utama sakit dan kematian di Indonesia. Hingga saat ini belum terdapat penelitian mengenai korelasi antara usia dengan derajat keparahan asma anak di Maluku Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan asma pada anak berdasarkan usia, derajat keparahan, dan jenis kelamin di RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampelnya adalah seluruh anak yang didiagnosa dengan asma, yang diambil dari rekam medik RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate tahun 2017-2022. Dari 73 sampel, 42 orang (57,5%) yaitu responden laki-laki dan 31 orang (42,5%) responden perempuan, lebih dominan memiliki derajat keparahan persisten ringan yaitu sebanyak 35 orang (48,0%), persisten sedang sebanyak 18 orang (24,7%), persisten berat 15 orang (20,5%), dan intermiten 5 orang (6,8%). Kesimpulannya adalah terdapat hubungan bermakna antara usia, jenis kelamin laki-laki dengan derajat keparahan pada penderita asma anak. 
EDUKASI TENTANG PENCEGAHAN BULLYING PADA REMAJA DI SMP N 5 SOFIFI Assagaf, Husain; Imbar, Andri William Johan; Ichsan, Jihan
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Volume 5 No 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i1.23994

Abstract

Bullying atau perundungan didefinisikan sebagai tindakan berulang kali disengaja menyakiti orang yang lebih lemah atau kurang kuat dari pelaku. Bullying bisa langsung, seperti serangan fisik atau verbal, tidak langsung (juga disebut sebagai perundungan relasional) seperti pengucilan sosial dan penyebaran rumor, atau bisa terjadi secara online.Bullying pada masa remaja adalah hal yang umum dan dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental yang serius bagi korban dan pelaku perundungan. Pada remaja, faktor risiko menjadi korban bullying adalah lesbian, gay, biseksual, atau transgender, memiliki kecacatan atau kondisi medis seperti asma, diabetes mellitus, kondisi kulit, atau alergi makanan, atau menjadi outlier dalam berat dan tinggi badan. Berdasarkan data dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) tahun 2019 prevalensi global perundungan pada masa kanak-kanak dan remaja ditemukan bahwa hampir 1 dari 3 (32%) anak di seluruh dunia telah menjadi korban bullying pada satu hari. Objective: meningkatkan pemahaman para siswa mengenai bullying sehingga dapat terhindar menjadi korban bullying dan mengatasinya jika menjadi korban bullying. Metode: Metode pada pengabdian ini mengunakan teknik active learning dan community davelopment. Di awali dengan melakukan obeservasi keadaan di SMP N 8 Sofif, melakukan penyuluhan tentang bullying dan cara pencegahannya serta evaluasi prgram. Hasil: Jumlah peserta dari kegiatan edukasi yang dilaksanakan di SMP N 8 Sofifi sebanyak 38 orang. sebaran jenis kelamin perempuan berjumlah 11 orang (29.0%) dan jenis kelamin laki-laki berjumlah 28 orang (76.7%). Dari hasil evaluasi yang didapatkan berdasarkan pemberian kuisoner pretest dan posttest didapatkan hasil pretest dengan nilai rata-rata 67 dan nilai post test dengan nilai rata-rata 92 hal ini menunjukan bahwa terjadi kenaikan nilai rata-rata siswa sebesar 25 poin (37,3%).