Sari, Dewa Ayu Putu Leliana
Unknown Affiliation

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Mesra’s Bondinity: Metafora Kebersamaan Tradisi Dewa Mesraman Dalam Busana Romantic Edgy Delia Fitriani Devi, A.A Istri; Pebryani, Nyoman Dewi; Sari, Dewa Ayu Putu Leliana
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.283

Abstract

Dewa Mesraman adalah salah satu tradisi yang berasal dari Kabupaten Klungkung dan sudah dilaksanan secara turun-temurun. Tradisi ini memiliki tujuan untuk memupuk rasa kebersamaan antar penduduk di daerah tersebut sedari kecil. Tradisi ini dilaksanakan setiap enam bulan sekali dan bertepatan dengan hari raya Kuningan. Sebelum menuju ke prosesi inti dalam tradisi ini, terdapat beberapa prosesi dan persiapan yang harus dilakukan. Prosesinya antara lain menjor, nunas paica, magibung, masuciang, rejang, dan terkahir adalah mesolah atau mesraman. Tradisi ini juga dianggap sebagai sebagai simbolisasi kemenangan dharma melawan adharma. Tradisi Dewa Mesraman menjadi inspirasi penulis dalam penciptaan karya busana. Penciptaan karya busana ini menggunakan gaya ungkap metafora. Dalam proses penciptaan karya busana ini menggunakan delapan tahapan penciptaan frangipani yang diambil dari disertasi : Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, dengan judul “Wacana Fesyen Global dan Pakaian di Kosmopolitan Kuta”, tahun 2016, yaitu diawali dengan design brief, kemudian research and sourching selanjutnya tahapan ketiga yaitu design development, sehingga menghasilkan final collection, tahap ke lima yaitu prototype, sample and construction lalu didukung dengan promotion, branding and sales dan pada tahapan terakhir adalah business. Karya busana yang terinspirasi dari tradisi Dewa Mesraman ini akan terbagi menjadi tiga busana dengan tingkat kesulitan bertahap yaitu ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi couture. Tradisi Dewa Mesraman ini divisualisasikan dengan kata kunci asimetris, simbol kebersihan, memutar berpola lingkaran, bahan alam, dan beradu.
Trend Fashion Busana Kerja Wanita di Masa Pandemi Covid 19 Sari, Dewa Ayu Putu Leliana
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.285

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui trend fashion busana kerja wanita terkini di masa pandemic covid 19. Bagi seorang wanita, fashion memiliki arti yang sangat penting. Meski trend fashion bergulir dengan sangat cepat (fast fashion), terkadang tidak harus selalu mengikutinya, namun paling tidak mengetahui perkembangannya. Busana kerja pada wanita begitu banyak jenis dan modelnya. Adaptasi gaya hidup dan budaya kerja dikarenakan pandemic covid 19 tak bisa dihindari lagi. Salah satu hal yang tak dielakkan lagi yaitu pemilihan busana dalam bekerja untuk menunjang kebiasaan baru tersebut. Pandemic merubah budaya kerja masyarakat khususnya wanita, yang biasanya dari kantor, di masa lebih menekankan ke work from home (bekerja dari rumah). Dalam pemilihan busana kerja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: modelnya harus menunjang sesuai dengan aktivitas pekerjaan wanita karier tersebut: sopan, tidak mengganggu kebebasan bergerak, warna: lembut dan jangan menggunakan bermacam-macam warna, bahan yaitu: nyaman dikenakan, tidak mudah kusut, tidak tembus pandang, tidak mengkilat, tidak terlalu tebal, tidak kasar dan menyerap keringat. Pemilihan busana kerja wanita yang baik juga mengutamakan etika dan estetika dalam, yaitu meliputi pemilihan busana kerja yang sopan/tidak seksi, sepatu harus rapi, bersih dan nyaman, pakai busana kerja yang sesuai dengan ukuran pas badan, jangan memperlihatkan pakaian dalam, sesuai dengan budaya dan peraturan (norma hukum dan norma agama), kreatif dalam mempadupadankan atasan, bawahan serta aksesoris, serta menjaga penampilan diri. Adapun trend fashion item wajib dalam bekerja di era pandemic yaitu outer (jaket, cardigan dan blazer), sleeve sweater, baju APD stylist dan masker (item paling wajib yang dikenakan pada saat pandemic covid 19).
“Di Balik Muka” Analogi Rupa Film Moammar Emka’s Jakarta Undercover Dalam Busana Sexy Alluring Maheswari, Ni Made Dian; Ratna Cora S., Tjok Istri; Sari, Dewa Ayu Putu Leliana
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 1 No. 1 (2021): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v1i1.301

Abstract

Film Moammar Emka’s Jakarta Undecover menjadi landasan menciptakan karya busana dengan judul “di Balik Muka: Analogi Rupa Film Moammar Emka’s Jakarta Undercover dalam Busana Sexy Alluring”. Film ini bercerita mengenai seseorang yang bercita-cita menjadi wartawan dan merantau ke Jakarta, tetapi terjebak oleh ‘wajah lain’ Jakarta dengan ‘kehidupan’ malam yang diketahui oleh segelintir orang. Gaya hidup dalam film melewati batas norma dan merusak kebudayaan Indonesia, menjadi inspirasi bertujuan memberitahukan akibat dari gaya hidup yang dapat merusak kebudayaan dan norma-norma yang ada di Indonesia. Tujuan diciptakan karya busana adalah untuk mengetahui tahapan peciptaan koleksi busana; strategi, promosi, pemasaran, branding, dan penjualan; serta sistem produksi dan bisnis. Metode penciptaan yang diterapkan adalah metode Delapan Tahapan Penciptaan Frangipani dari Ratna Cora Sudharsana. Yang terdiri dari Design brief; Research and sourcing; Design development; Prototype, sample, and construction; Final collection; Promotion, branding, and sale; Production; he business. Dengan berlandaskan teori analogi milik F.D.K. Ching; teori semiotika milik Ferdinand de Saussure; teori estetika milik Hospers; unsur desain; prinsip desain; teori strategi, branding, dan pemasaran milik Nickles dan Kotler; teori produksi dan bisnis milik Osterwalder dan Pigneur. Hasil penciptaan adalah koleksi busana yang terdiri dari busana ready to wear untuk pria, ready to wear deluxe untuk wanita, dan semi couture untuk wanita. Diciptakan menggunakan tenik menjahit dengan mesin dan tangan, manipulasi (sablon, digital printing, lukis), dan rajut. Serta fashion brand; rancangan pagelaran busana; bisnis model kanvas; cara produksi, promosi, penjualan, pemasaran.
INFERNO: Metafora Naja Sumatrana dalam Busana Look Bombshell dan Androgynous Fida, Dalil Al Quds; Sudarsana, Tjok Istri Ratna Cora; Sari, Dewa Ayu Putu Leliana
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 2 No. 2 (2022): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v2i2.1770

Abstract

INFERNO merupakan judul koleksi busana yang bertemakan Diversity of Indonesia, terinspirasi dari Naja Sumatrana atau ular kobra Sumatra memadukan look bombshell dan androgynous dengan konsep western modern dan style Sexy alluring. Koleksi ini merupakan jenis busana ready to wear deluxe dan semi couture. Penciptaan koleksi busana menggunakan delapan tahapan yang berjudul “Frangipani”, Tahapan – tahapan rahasia dari Seni FashionArt. Dengan lima keywords berupa Racun, Taring, Simetris, sembur, dan tudung, tahap pengerjaan koleksi ini dilakukan dengan program magang MBKM yang bertempat pada UD Ali Charisma, dengan mengkolaborasikan ciri khas dari Ali Charisma dengan gaya dari penulis sehingga tercipta koleksi busana INFERNO. Detail warna yang digunakan dari koleksi INFERNO yaitu hitam dan dark grey yang merupakan warna dari ular kobra Sumatra, melalui perpaduan material bahan, yaitu kain tulle, kain semi vinyl, kain lycra, dan kain jaring, selain itu Teknik pengerjaan koleksi ini menggunakan Teknik cut out dan Teknik applique untuk menambahkan kesan 3D pada busana.
Mata Maloppo : The Elegance of The Ghost Monkey Andary, I Gusti Agung Intan Shania; Sukmadewi, Ida Ayu Sri; Sari, Dewa Ayu Putu Leliana
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 2 No. 2 (2022): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v2i2.1778

Abstract

“Mata Maloppo” adalah judul koleksi busana Tugas Akhir bertemakan Diversity of Indonesia yang terinspirasi dari salah satu primata endemik Sulawesi yaitu Tarsius tarsier. Tarsius tarsier merupakan makhluk nokturnal jenis primata yang memiliki tubuh kecil, berwarna cokelat kemerahan dengan warna kulit kelabu, bermata besar dengan telinga menghadap ke depan dan memiliki bentuk yang lebar. Nama Tarsius diambil karena ciri fisik tubuh mereka yang istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang yang membentuk pergelangan kaki mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter (hampir 10 kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya.Penciptaan karya busana ready to wear deluxe dan semi couture ditunjukan untuk mewujudkan busana wanita dengan style classic elegant dan Tarsius Tarsier sebagai ide penciptanya. Metode penciptaan yang digunakan yaitu terdiri dari delapan tahapan penciptaan “Frangipani” Desain Fashion dari Dr. Tjok Istri Ratna Cora Sudharsana, tahun 2016 meliputi design brief, research and sourching, design development, sample, prototype, dummy, final collection, promoting, branding, sale, production business. Ide pemantik ini diimplementasikan dengan teori analogi dan kata kunci terpilih yaitu, rumpun bambu, mata besar, ekor, rambut dan nokturnal.
Troides Psyche Dewi Dasi, Ni Luh Melati; Sudarsana, Tjok Istri Ratna Cora; Sari, Dewa Ayu Putu Leliana
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 2 No. 2 (2022): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v2i2.1782

Abstract

Kupu-kupu Troides Dorhetyi merupakan kupu-kupu bersayap besar berwarna hitam (Jantan) dan coklat (Betina), hanya bisa ditemukan di kepulauan Talaud dan Sangihe Sulawesi Utara dan Filipina. Kupu -kupu identik dengan kesan feminim. Koleksi busana dengan judul Troides Psyche merupakan hasil kolaborasi dengan tempat magang UD Ali Charisma yaitu busana evening gown dengan style feminim. Tahapan pembuatan koleksi busana Troides Psyche menggunakan teori Prangifani dari Tcok Ratna Istri Ratna Cora Sudharsana yaitu beberapa tahapan pembuatan busana meliputi research and sourching, design development, sample, prototype, dummy, final collection, promoting, branding, sale, production business. Sebelum memulai tahap desain, perlunya melakukan reseach target market terlebih dahulu, koleksi busana troides psyche dengan target market wanita yang memiliki sifat feminim, berani dan percaya diri. Pembuatan koleksi busana ini menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang selama 4 bulan ini diterima di tempat magang UD Ali Charisma, salah satunya yaitu ilmu bisnis marketing plan yang terdapat bisnis canvas dan pecah pola bustier.
Samudra Amerta Analogi Tradisi Muang Jong sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Busana dengan Style Feminine Romantic Sukmawati, Ni Komang Ayu; Sudharsana, Tjok Istri Ratna Cora; Sari, Dewa Ayu Putu Leliana
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 3 No. 2 (2023): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Muang Jong adalah ritual adat Suku Sawang, Belitung. Muang Jong terdiri dari kata ‘muang’ uang yang memiliki arti ‘buang’ dan ‘jong’ yang memiliki arti ‘miniatur kapal kecil yang berisi sesajian’. Penggabungan dari dua kata tersebut bermakna sebuah ritual mengarungkan miniatur kapal kecil yang berisi sesajian ke laut . Tradisi Muang Jong ini dituangkan ke dalam karya busana tugas akhir menggunakan gaya ungkap analogi. Metode penciptaan yang digunakan dalam penciptaan pada karya rancangan ready to wear, busana ready to wear deluxe, dan busana semi couture dengan ide pemantik tradisi Muang Jong menggunakkan metodologi penciptaan TI Ratna Cora, yaitu ‘FRANGIPANI, The Secret Steps of Art Fashion’. FRANGIPANI terdiri dari sepuluh tahapan proses perancangan desain fashion berdasarkan identitas budaya Indonesia. Sepuluh metode FRANGIPANI tersebut akan diterapkan pada tiga jenis busana akhir yang bergaya feminine romantic. Ketiga busana tersebut diberi judul Samudra Amerta, Samudra Amerta diambil dari bahasa Sansekerta. Samudra berarti laut, dan Amerta berarti abadi, penggabungan dari dua kata tersebut memiliki arti ‘laut yang abadi’. Karya busana yang penulis wujudkan menggunakan warna yang memberi kesan tenang layaknya laut, yaitu warna ungu. Warna ungu mendominasi karya busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan semi couture berjudul Samudra Amerta dari segi pemilihan kain, dan detail aplikasi bunga. Kesimpulan dari proses penciptaan karya tugas akhir mendeskripsikan imajinasi penulis terhadap salah satu tradisi di Indonesia yang dituangkan menjadi ide pemantik busana Tugas Akhir yang berjudul Samudra Amerta, salah satu tujuan dari mengangkat tradisi Muang Jong menjadi ide pemantik karya busana adalah untuk memperkenalkan tradisi Muang Jong kepada para pembaca dan penikmat seni.
Benjing Mesti Winggit: Penerapan Dalam Penciptaan Busana Dengan Konsep Metafora Cerita Rakyat Reog Ponorogo Fitriani; Sari, Dewa Ayu Putu Leliana; Sudharsana, Tjok Istri Ratna Cora
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 3 No. 2 (2023): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terinspirasi dari salah satu cerita rakyat reog ponorogo yang merupakan alur cerita Ki Ageng Kutu berisi sindiran politik terhadap pemerintahan Raja Brawijaya V yang dinilai lemah karena terlalu disetir oleh permaisurinya. Terkait hal itu penulis mengangkat tugas akhir dari Program Kegiatan MBKM ini dengan judul “BENJING MESTI WINGGIT” sebagai refleksi untuk menumbuhkan rasa percaya diri agar tidak mudah terpengaruh. Tahapan-tahapan Metode penciptaan seni yang digunakan dalam penciptaan karya busana tugas akhir dengan konsep Cerita Rakyat Reog Ponorogo, (couture, deluxe dan ready to wear) menggunakan metodologi “FRANGIPANI, The Secret Steps of Art Fashion” (Frangipani, Tahapan tahapan rahasia dari Seni Fashion) Makna Dhahhak Merak adalah kekuatan, keindahan dan kekuasaan. Penulis menentukan lima keywords, yaitu: Keindahan dalam karya melalui bentuk tubuh yang indah dan juga menambahkan beberapa payet. Benang diterapkan dalam karya melalui makrame yang dijalin menjadi satu. Taring diterapkan melalui bentuk yang meruncing pada busana. Bulu diterapkan dalam karya busana oversize. Kebaikan diartikan teratur, yaitu simetris. Melalui penggarapannya, penulis berpegangan pada lima kata kunci yang didapat melalui hasil riset. Kelima kata kunci tersebut dituangkan pada desain serta diwujudkan melalui tahapan-tahapan penciptaan karya fashion. Penulis menerapkan proses penciptaan karya fashion FRANGIPANI sebagai acuan dalam penggarapan karya Tugas Akhir. Penulis menerapkan 10 tahapan, yakni tahapan ide pemantik, riset, storyboard & mood board, desain, sampel & konstruksi pola, hasil akhir, merek, promosi, produksi dan bisnis fashion.
Priadona Tanah Jawa: Perancangan Street Wear Dalam Peleburan Gender Pada Tarian Lengger Lanang Pakki, Andika Kurniawan; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Sari, Dewa Ayu Putu Leliana
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 3 No. 2 (2023): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini mendeskripsikan busana bergaya street wear dengan neutral gender fashion yang terinspirasi oleh peleburan gender pada tarian lengger lanang. Tari Lengger Lanang merupakan sebuah tarian tradisional yang berasal dari banyumas jawa tengah. Kesenian ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Lengger Lanang ini bukanlah hanya sebuah tarian biasa , melainkan tarian cross gender yang tumbuh di indonesia . tarian lengger lanang merupakan sebuah tradisi pemujaan terhadap Dewi Kesuburan untuk merayakan panen atau upacara bersih desa yang sudah dilakukan turun temurun dari nenek moyang. Tarian ini dipilih sebagai ide pemantik dalam penciptaan karya busana ready to wear, ready to wear deluxe, dan haute couture yang diimplementasikan dengan gaya ungkap metafora berdasarkan 5 kata kunci terpilih yaitu, sampur, calung, peleburan, saweran, tidak sesuai kodrat. Penggambaran pada busana antara lain, sampur pada detail tali, calung pada ruffle dan kerutan, peleburan padawarna, saweranpada pemecahan pola, dan tida sesuai kodrat padabusana tidak memiliki gender. Proses pembuatan busana ini menggunakan metode dari Dr. Tjok Istri Cora Sudharsana, S.Sn, M.Si yaitu “FRANGIPANI” dengan delapan tahapan penciptaan meliputi Design Brief, Research and Sourcing, Design Development, Sample, Prototype, Dummy, Final Collection Promoting,Branding, Sale, Production Businnes. Ide dari busana ini nantinya diharapkan dapat menambah refrensi kepustakaan mengenai peleburan gender pada Tarian Lengger Lanang terhadap masyarakat agar terus lestari.
Penciptaan Karya Busana Chandra Edha Ramida : Tradisi Dudgeran di Kota Semarang Damayanti, Adinda Triska; Sari, Dewa Ayu Putu Leliana; Ruspawati, Ida Ayu Wimba
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 3 No. 2 (2023): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya. Salah satu budaya nya adalah Tradisi Dugderan asal Semarang. Tradisi ini merupakan tradisi untuk memperingati bulan suci Ramadhan, sehari sebelum menjelang bulan Ramadhan setelah selesai shalat Ashar terdapat pengumuman mengenai ketetapan awal puasa Ramadhan setiap tahunnya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Semarang. Alkisah, masyarakat Semarang waktu itu sering berbeda pendapat mengenai awal permulaan puasa Ramadan. sehingga Kanjeng Bupati berketetapan untuk meminta fatwa para ulama. Tradisi ini menjadi ide pemantik yang penulis pilih dan diwujudkan melalui karya busana. “Chandra Edha Ramida” yang berkolaborasi dengan CV. Terimakasih Banyak. Koleksi ini merupakan jenis busana ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture. Penciptaan karya busana ini menggunakan sepuluh tahapan yang bertajuk “Frangipani”, Tahapan-tahapan Rahasia dari Seni Fashion Art. Ide pemantik ini diimplementasikan melalui gaya ungkap analogi dan kata kunci yang terpilih yaitu : kepala naga diaplikasikan dengan motif, bedug diaplikasin dengan setengah lingkaran, kertas minyak diaplikasikan dengan mengambil warnanya, kembang api diaplikasikan dengan payet, dan sisik diaplikasikan dengan lukis prada dan payet. Karya busana ini mencakup elemen desain dan prinsip desain.