Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Tingkat Keberhasilan Perawatan Saluran Akar Pada Gigi Non Vital di RSGM Universitas Jember Tahun 2016 Qhorie Azra Bintang; Dwi Warna Aju Fatmawati; Ratih Delio Rakhmadian; Sri Lestari
ARTERI : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 3 No 3 (2022): Mei
Publisher : Puslitbang Sinergis Asa Professional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37148/arteri.v3i3.224

Abstract

Teeth with pulp necrosis, whether or not with periapical abnormalities, may be indicated for root canal treatment. Root canal treatment is a treatment carried out with the aim of removing infected dental pulp tissue, necrotic debris, and microorganisms. It aims to make the root canal sterile and can be filled with filling material so that a hermetic density is obtained in the apical area. Root canal treatment consists of three main stages (Triad Endodontics). The endodontic triad consists of preparation, sterilization and root canal filling. These three stages of root canal treatment are very important because not all root canal treatments end with success. The success of root canal treatment can be evaluated after a minimum of six months. Subjective, objective and radiographic examinations need to be conduct for determining the success of the treatment. Root canal treatment is said to be successful if the results of the three examinations are declared good. This type of research is descriptive research. The research method was carried out by subjective, objective and radiographic examination in the study sample who had performed root canal treatment in 2016 that met the criteria of the researcher. The results of the research are included in the table and interpreted with a percentage that is very low to very good. Based on this, it was concluded that the success rate of root canal treatment in non-vital teeth at RSGM University of Jember in 2016 was 54.54% and included in the sufficient category.
KALSIUM HIDROKSIDA DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI Ratih Delio Rakhmadian; Ratih Delio Rakhmadian
Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi Vol 4, No 1 (2023): Maret
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/jikg.v4i1.1051

Abstract

Kalsium hidroksida di bidang kedokteran gigi digunakan sebagai bahan kaping pulpa namun kini digunakan secara luas di bidang endodontik. Aplikasi pada kasus endodontik, kalsium hidroksida digunakan untuk kasus resorpsi akar, sebagai medikamen intrakanal dan root canal sealers. Kalsium hidroksida adalah serbuk putih tidak berbau, dengan rumus kimia Ca(OH)2 yang dapat menginduksi deposisi jaringan keras dan mendorong penyembuhan pulpa vital dan jaringan periapical. Sifat penting dari kalsium hidroksida yaitu sifat mekanis dan termal, kelarutan dan pH. Kalsium hidroksida digunakan dan tersedia dalam beberapa bentuk. Untuk proteksi pulpa, tersedia dalam bentuk aqueous suspension, cements, liners, atau filled resins. Selain itu, kalsium hidroksida juga memiliki sediaan berupa Powder, Non-setting premixed pressure syringe system, dan Points. Kalsium hidroksida dapat digunakan sebagai liner, bahan pulp capping, perawatan apeksifikasi, medikamen intrakanal (dressing), root canal sealer, kasus weeping canal, penatalaksanaan perforasi, kasus resorpsi akar.
KALSIUM HIDROKSIDA DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI Ratih Delio Rakhmadian; Ratih Delio Rakhmadian
Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi Vol 4, No 1 (2023): Maret
Publisher : Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/jikg.v4i1.1051

Abstract

Kalsium hidroksida di bidang kedokteran gigi digunakan sebagai bahan kaping pulpa namun kini digunakan secara luas di bidang endodontik. Aplikasi pada kasus endodontik, kalsium hidroksida digunakan untuk kasus resorpsi akar, sebagai medikamen intrakanal dan root canal sealers. Kalsium hidroksida adalah serbuk putih tidak berbau, dengan rumus kimia Ca(OH)2 yang dapat menginduksi deposisi jaringan keras dan mendorong penyembuhan pulpa vital dan jaringan periapical. Sifat penting dari kalsium hidroksida yaitu sifat mekanis dan termal, kelarutan dan pH. Kalsium hidroksida digunakan dan tersedia dalam beberapa bentuk. Untuk proteksi pulpa, tersedia dalam bentuk aqueous suspension, cements, liners, atau filled resins. Selain itu, kalsium hidroksida juga memiliki sediaan berupa Powder, Non-setting premixed pressure syringe system, dan Points. Kalsium hidroksida dapat digunakan sebagai liner, bahan pulp capping, perawatan apeksifikasi, medikamen intrakanal (dressing), root canal sealer, kasus weeping canal, penatalaksanaan perforasi, kasus resorpsi akar.
Class I Direct Composite Restoration On Molar Teeth: Case Report Rakhmadian, Ratih Delio
JURNAL KESEHATAN DAN KESEHATAN GIGI Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Kesehatan dan Kesehatan Gigi
Publisher : KESEHATAN GIGI POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karies pada permukaan oklusal gigi molar pertama rahang bawah disebabkan karena bentuk anatomis permukaan oklusal gigi. Bagian tersebut dikenal dengan sebutan dengan pit dan fissure. Pit dan fissure yang dalam menyulitkan proses pembersihan sehingga menjadi rentan terkena karies. Gigi yang sudah mengalami karies sesuai dengan klasifikasi black dilakukan penumpatan sesuai dengan nama klas. Tumpatan klas I diletakkan pada pit dan fisur terutama oklusal molar atau premolar, termasuk juga bukal atau palatal dari fisur selain itu pit dan cingulum gigi anterior. Bahan tumpatan yang digunakan untuk restorasi gigi posterior membutuhkan kekuatan dan ketahanan karena digunakan sebagai fungsi mastikasi. Salah satu material yang biasa digunakan untuk restorasi gigi posterior adalah resin komposit. Laporan kasus ini berisi bagaimana tahapan melakukan restorasi resin komposit kavitas klas I black pada gigi molar pertama mandibula. Perawatan dilakukan dalam satu kali kunjungan sampai tahapan penumpatan selesai. Pertama tama dilakukan Pemeriksaan subjektif dan objektif dan dilakukan penentuan diagnosis dan rencana perawatan. Langkah selanjutnya yaitu penentuan warna gigi, kemudian dilakukan pemasangan rubberdam. Setelah itu, preparasi gigi, kemudian dilakukan pengetsaan dan bonding, selanjutnya yaitu aplikasi resin komposit nanohybrid dan finishing, polishing. Berdasarkan dari laporan kasus dapat disimpulkan bahwa resin komposit nanohybrid dapat digunakan sebagai pilihan untuk melakukan restorasi kavitas Klas I pada gigi posterior dengan hasil restorasi akhir yang memuaskan.
UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK BUAH OKRA HIJAU (Abelmoschus esculentus) KONSENTRASI 12,5%, 25%, 50% DAN 100% TERHADAP BAKTERI Streptococcus mitis: penelitian eksperimental Farizki, Helmy Affan; Lestari, Sri; Wulandari, Erawati; Fatmawati, Dwi Warna Aju; Rakhmadian, Ratih Delio; Nugroho, Raditya
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 36, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v36i1.52835

Abstract

Pendahuluan: Nekrosis pulpa adalah kondisi terjadinya kematian sel di dalam rongga pulpa dan saluran akar sebagai akibat dari karies gigi. Bakteri yang berperan dalam karies gigi hingga nekrosis pulpa yaitu S. mitis yang merupakan spesies alfa-hemolitik mesofil Streptococcus yang berkembang dalam mulut manusia yang umum ditemukan di tenggorokan, nasofaring, dan mulut. Tujuan penelitian menganalisis antibakteri ekstrak buah okra hijau (Abelmoschus esculentus) dibandingkan dengan NaOCL dan EDTA terhadap S. mitis. Metode: Jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan pendekatan posttest only control group design. Terdapat 2 kelompok kontrol yaitu NaOCl 2,5% dan EDTA 17% serta 6 kelompok perlakuan yaitu ekstrak buah okra hijau konsentrasi 12,5, 25, 50 dan 100%. Buah okra hijau yang akan dikembangkan sebagai bahan irigasi diidentifikasi dan diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan etanol 96% hingga menghasilkan ekstrak kental konsentrasi 100%. Hasil: Terdapat peningkatan diameter zona hambat ekstrak buah okra hijau (Abelmoschus esculentus) terjadi mulai dari konsentrasi ekstrak 12,5, 25, 50% dan 100%. Rerata diameter zona hambat dari yang terkecil hingga terbesar yaitu ekstrak buah okra hijau konsentrasi 12,5% (10,51 mm), 25% (13,67 mm), 50% (15,15 mm), dan 100% (17,54 mm). Data dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk, uji homogenitas Levene, dan uji Kruskall-Wallis dengan hasil nilai p=0,000 atau p<0,05. Simpulan: Ekstrak buah okra hijau (Abelmoschus esculentus) dengan konsentrasi 12,5, 25, 50%, dan 100% memiliki daya antibakteri yang lebih kecil jika dibandingkan dengan NaOCl 2,5% dan EDTA 17% dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. mitis.
Laporan Kasus: Pasak Fiber Prefabricated dengan Crown Zirconia pada Gigi Anterior Rakhmadian, Ratih Delio; Ariani, Meidi Kurnia
Lambda: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA dan Aplikasinya Vol. 5 No. 3 (2025): Oktober
Publisher : Lembaga Bale Literasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58218/lambda.v5i3.1355

Abstract

Teeth that have undergone root canal treatment, whether diagnosed with pulp necrosis or irreversible pulpitis, have lost significant hard tissue structure due to caries. Post-root canal restoration generally involves additional reinforcement inserted into the root canal. This treatment is called post treatment, followed by crown placement. Based on the manufacturing method, posts are divided into two types: custom-made posts and prefabricated posts. Prefabricated posts are the most commonly used because they are made of fiber and offer several advantages. The advantages of prefabricated fiber posts include good aesthetics, resistance to corrosion, a modulus of elasticity nearly equal to dentin, and adhesive bonding to the root canal wall surface. This adhesive bond creates a good bond with the tooth structure and also improves the monoblock properties due to the use of the same material. After the post is placed into the root canal, a crown is placed to perfect the shape of the root canal crown. This case report describes the steps involved in installing a prefabricated post and crown on a tooth after root canal treatment. The first visit involved gutta-pertussis reduction with gates, followed by root canal widening. A trial post was then placed, followed by post cementation and core fabrication. Impressions and temporary crowns were made after the cores were made. The patient was instructed to return once the zirconia crown was finished, and it was inserted immediately. Following treatment, it was concluded that prefabricated posts, followed by zirconia crowns, can be placed after root canal treatment in anterior teeth with significant crown structure loss