Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Menilik Helopeltis spp. Hama Penting Komoditas Perkebunan di Indonesia Gina Nur'aini Buchory; Iftita Fitri; Fani Fauziah
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 8 No 2 (2024): SEPTEMBER
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v8i2.664

Abstract

Helopeltis spp. (Hemiptera), merupakan salah satu hama utama pada beberapa tanaman buah dan komoditas perkebunan. Di Indonesia, Helopeltis diketahui menyerang tanaman teh, kakao, kina, jambu mete, lada, dan hama minor pada tanaman kehutanan. Tidak hanya di Indonesia, Helopeltis juga telah menjadi hama utama pada berbagai komoditas lintas negara. Penurunan produksi secara signifikan akibat serangan hama ini menjadi alasan penting untuk pengendalian yang lebih akurat dan tepat sasaran. Tanaman yang terserang akan menunjukkan bercak coklat kehitaman dan mengering sehingga menyebabkan kuantitas dan kualitas produk menurun. Hama ini menjadi tantangan serius dalam perdagangan domestik dan luar negeri. Untuk keputusan pengelolaan yang lebih baik, sangat penting untuk mengetahui status hama, distribusi, kisaran inang, dan lain-lain. Hal ini berarti untuk pengendalian tersebut perlu adanya pengetahuan dasar mengenai Helopeltis itu sendiri. Teknik pengendalian utama yang masih digunakan oleh petani saat ini adalah aplikasi pestisida sintetik. Namun, seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap produk yang ramah lingkungan dan aman terhadap kesehatan maka diperlukan alternatif pengendalian lainnya. Kajian jurnal ini membahas lebih dalam mengenai Helopeltis spp baik dari biologi, kelimpahan, perilaku makan, nilai ekonomi, interaksi dengan organisme lain, serta upaya pengendaliannya.
Pengaruh Penggarpuan Tanah Terhadap Pertumbuhan Akar Tanaman Teh Iftita Fitri; Erdiansyah Rezamela; Gina Nur'aini Buchory; Faris Nur Fauzi A; Elia Laila Rizqiyah; M. Khais Prayoga
Jurnal Penelitian Teh dan Kina Vol 4 No 1 (2025): Jurnal Sains Teh dan Kina
Publisher : Pusat Penelitian Teh dan Kina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/pptk.jur.jstk.v4i1.205

Abstract

Akar tanaman teh terdiri dari 2 jenis yaitu akar stuktural dan feeder root. Akar struktural berfungsi dalam menyangga atau memberi daya dukung terhadap tanaman teh, sedangkan feeder root berfungsi dalam penyerapan unsur hara dan air. Jenis akar ini mempunyai struktur yang tipis (diameter kurang dari 2 mm) dan putih saat masih muda. Sistem akar aktif (feeder root) di dalam tanah dapat tersebar hingga kedalaman 40 cm. Salah satu upaya untuk menjaga Kesehatan akar adalah dengan melakukan pengolahan tanah (minimun tillage) dengan penggarpuan. Penggarpuan tanah berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah, drainase, dan mendukung perkembangan feeder root. Dari hasil kajian literatur didapat bahwa Penggarpuan tanah dilakukan pada baris di sela tanaman teh, yang umumnya penggarpuan dilakukan sekali dalam 1 kali daur pangkas dengan kedalaman 15-20 cm. Hal ini dikarenakan akar aktif dominan tumbuh pada kedalaman tersebut. Waktu yang tepat untuk penggarpuan adalah pada akhir atau menjelang musim hujan. Penggarpuan akan optimal apabila diimbangi dengan penambahan bahan organik yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Iklim Mikro terhadap Produktivitas Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze.) di Perkebunan Gambung Buchory, Gina Nur'aini; Erdiansyah Rezamela; Rafli Pangestu Cokro Suyitno; Iftita Fitri; Cucu Suherman; M. Arief Sholeh
Jurnal Penelitian Teh dan Kina Vol 4 No 1 (2025): Jurnal Sains Teh dan Kina
Publisher : Pusat Penelitian Teh dan Kina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/pptk.jur.jstk.v4i1.206

Abstract

Perubahan iklim yang terus terjadi akibat pemanasan global menyebabkan perubahan di berbagai aspek. Perubahan tersebut mempengaruhi pertumbuhan tanaman teh yang mempengaruhi produktivitas pucuk teh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola produksi teh di Kebun Percobaan (KP) Gambung dalam sebelas tahun terakhir dan menganalisis faktor iklim apa yang mempengaruhinya. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pusat Penelitian Teh dan Kina, Gambung, Jawa Barat pada ketinggian ±1.350 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada bulan Mei sampai Juni 2022. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang terdiri dari analisis regresi berganda diikuti dengan regresi trimming dan analisis korelasi, serta perhitungan CAGR dan evaluasi nilai kesalahan relatif dari model regresi. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola produktivitas pucuk teh di KP Gambung dari tahun 2011-2021 membentuk pola polinomial dengan tren peningkatan sebesar 4,18% menurut perhitungan CAGR. Berdasarkan analisis regresi linier berganda didapat bahwa 38,7% faktor produktivitas teh dapat dijelaskan oleh faktor iklim dan suhu secara simultan.
Kekerabatan Genetik 41 Klon Kina (Cinchona ledgeriana) Asal Biji Berdasarkan Karakter Morfologi: Genetic Relationship of 41 Cinchona (Cinchona ledgeriana) Clones of Seed Origin Based on Morphological Characters Iftita Fitri; Prayoga, M.Khais; Vitria P. Rahadi; Heri Syahrian
Jurnal Penelitian Teh dan Kina Vol 4 No 2 (2025): Jurnal Sains Teh dan Kina
Publisher : Pusat Penelitian Teh dan Kina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/pptk.jur.jstk.v4i2.216

Abstract

Kina (Cinchona ledgeriana) merupakan tanaman pohon yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, sehingga produktivitas kina di Indonesia yang semakin menurun harus ditingkatkan lagi. Produktivitas kina dapat ditingkatkan dengan penggunaan klon unggul melalui pemuliaan tanaman. Pemuliaan tanaman kina umumnya melibatkan dua tetua berbeda (penyerbukan silang), tetapi kegiatan tersebut berisiko menimbulkan depresi silang yang disebabkan oleh kedekatan hubungan kekerabatan. Penelitian kekerabatan genetik penting dilakukan untuk mencegah depresi silang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekerabatan 41 genotipe C. ledgeriana asal biji di Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK). Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2022 di PPTK, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Terdapat delapan karakter morfologi yang diamati, antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, jumlah cabang, panjang daun, lebar daun, bentuk daun, dan jumlah tulang daun. Data dianalisis menggunakan PAST 3 dengan analisis klaster metode algoritma UPGMA, sehingga diperoleh hasil matriks jarak kemiripan Euclidean dan analisis PCA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 41 genotipe kina terbagi menjadi dua klaster utama. Genotipe dengan kekerabatan terdekat ditunjukkan oleh QRC 219-15 dan QRC 259-10. Karakter yang berkontribusi terhadap keragaman yaitu tinggi tanaman dengan nilai loadings sebesar 0,872 pada PC2.