Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

HUBUNGAN USIA MELAHIRKAN ANAK PERTAMA DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH Meylissa; Diana Lestari
Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 3 (2024): Medic Nutricia : Jurnal Ilmu Kesehatan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5455/nutricia.v4i3.5601

Abstract

Cancer remains a significant health issue worldwide, including in Indonesia. Breast cancer is the leading cause of cancer-related deaths among women. At the Dr. Zainoel Abidin Regional General Hospital, there were 287 cases of breast cancer in 2020, with 12 deaths; 175 cases in 2021, with 10 deaths; and 160 cases in 2022, with 8 deaths. This study aims to determine the relationship between family medical history and the incidence of breast cancer at Dr. Zainoel Abidin Regional General Hospital, Banda Aceh. This research is a survey study with a case-control design. The case sample in this study includes women with breast cancer at Dr. Zainoel Abidin Regional General Hospital, Banda Aceh, while the control sample comprises women without breast cancer at the same hospital. A total of 47 cases and 47 controls were selected using Consecutive Sampling. The instrument used in this study was a questionnaire, and data analysis was performed using the Chi-Square test. The results indicate that there is a relationship between the age of having the first child and the incidence of breast cancer. The statistical test yielded a p-value of < 0.002, indicating a significant relationship between the age of having the first child and the incidence of breast cancer. The analysis also produced an Odds Ratio (OR) of 3.938 with a 95% Confidence Interval (CI) of 1.534 – 9.438. In conclusion, there is a relationship between the age of having the first child and the incidence of breast cancer. It is recommended that all women perform Breast Self-Examination (BSE), as breast cancer can still be treated if detected in its early stages
Basmi Scabies Dan Faktor Yang Menyebabkan TertularnyaScabies Pada Santri Bustamam, Dita Safira; Nurdin, Ambia; Kiki Asrifa; Khairuman; Meylissa
Public Health Journal Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Teewan Journal Solutions

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62710/xaxqa658

Abstract

Skabies merupakan infeksi ektoparasit pada manusia yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei var hominis. Sarcoptes scabies termasuk ke dalamfilum Artropoda, kelas Arachnida, dan ordo Acarina. Infeksi skabies terjadi akibat kontak langsung kulit ke kulit atau transmisi dari tungau yang melekat pada pakaian, selimut, atau handuk. Skabies terjadi di seluruh dunia dengan prevalensi sekitar 300 juta kasus per tahun. Infeksi skabies menjadi endemik di kalangan masyarakat miskin, namun tingkat pervalensinya bervariasi. Manifestasi klasik skabies adalah gatal yang lebih sering pada malam hari dengan wajah dan leher yang tidak terpengaruh. Temuan khas pada penyakit ini adalah terowongan yang mungkin tidak selalu terlihat. Masa inkubasi sebelum gejala terjadi adalah 3-6 minggu. Individu yang didiagnosis skabies dan setiap orang yang kontak dengannya harus mendapatkan terapi meskipun tidak disertai tanda dan gejala. Skabisid harus digunakan ke seluruh tubuh dari mulai daerah dagu dan telinga ke bawah. Pasien dengan imunokompromais dan dengan krusta skabies dapat menunjukkan resistensi terhadap terapi topikal dan membutuhkan terapi insektisida sistemik seperti ivermektin oral.
Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang penyakit scabies,dan hubungan prilaku hidup bersih sehat [PHBS] dan sanitas lingkungan terhadap kejadian penyakit scabies Purnama, Deri Rahmat Ihram; nurdin, ambia; Meylissa; Khairuman
Public Health Journal Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Teewan Journal Solutions

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62710/m1qcn392

Abstract

Penyakit Menular masih menjadi perhatian oleh negara Indonesia. Salah satu penyakit menular adalah scabies (penyakit kulit) disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau sarcoptes scabiei. Hal ini sering terjadi pada masyarakat yang tinggal secara kelompok, hunian padat, pengetahuan rendah, personal hygiene yang kurang baik. pemeliharaan personal hygiene sangat menentukan status kesehatan, dimana individu secara sadar dan inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan edukasi tentang penyakit scabies. Metode : penelitian ini kuantitatif denggan desain penelitian cross sectional. Jumlah sampel 58 responden dengan teknikHasil : Uji korelasi Rank Spearman didapatkan hasil faktor PHBS dan sanitasi lingkungan berhubungan dengan scabies dimana nilai signifikan (p) sebesar 0,000>α=0,05. Hasil: penilaian ini diharapkan masyarakat dapat lebih memahami pencegahan penyakit scabies dan dapat menjaga personal hygiene yang sangat baik.
Aspek Budaya dan Pembangunan Kesehatan Salsabila; Nurdin, Ambia; Meylissa; Lestari, Diana
Public Health Journal Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Teewan Journal Solutions

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62710/tq04ka54

Abstract

Hubungan antara aspek budaya dan kesehatan merupakan bidang penelitian yang kompleks dan relevan. Kebudayaan memainkan peran penting dalam membentuk pola hidup, kepercayaan, dan praktik kesehatan masyarakat. Masalah utama akses budaya dan kesehatan melibatkan ketidaksetaraan akses terhadap layanan kesehatan, dan perubahan yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dampak aspek budaya terhadap pembangunan kesehatan dengan fokus pada masalah akses layanan, norma kesehatan masyarakat, dan penerimaan inovasi. Metode penelitian melibatkan survei, wawancara, dan analisis budaya dalam konteks kesehatan masyarakat. Hasil menunjukkan bahwa faktor budaya siknifikan dalam membentuk pola perilaku kesehatan masyarakat dan dapat menjadi hambatan atau pendukung pembangunan kesehatan. Kesimpulan penelitian ini menyediakan dasar untuk merancang kebijakan yang lebih berfokus secara budaya dan efektif dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan global.
Hubungan Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Dengan Cara Periksa Payudara Sendiri Astuti, Feby Anggi; Nurdin, ambia; Meylissa; Kurnia, Reza
Public Health Journal Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Teewan Journal Solutions

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62710/bjhsq029

Abstract

Abstract: Knowledge of women about the risks and benefits of early detection of breast cancer positively affect their health beliefs, attitudes, and behaviors so that health care professionals can develop effective breast health programs. InIndonesian,foundmorethan80% of casesareat an advanced stage, so thattreatment effortsachieve a curedifficult. One of theearly detectionof breastcancerisbreast self-examinationbehavior(BSE). The purpose of the study was to determine the correlation between the knowledge about breast cancer with breast self-examination method. This research uses an analytic descriptive study design cross sectional approach. The sampling technique is total sampling with a number for research subjects consisted of 64 female college student grade IV from Nursing program science. Measuring instrument used are questionnaires and statistical analysis used was chi square with the aid of the computer program SPSS. The results of the 64 respondents indicate that there were 37 people (57,8%) had a high knowledge about breast cancer and 27 people (42,2%) had low knowledge level, while there were 33 people (51,6%) had good BSE method, and 31 people (48,4%) had an favorable BSE method. The statistical result is p = 0,96 (α = 0,05). In conclusion there is no relationship between knowledge of breast cancer with breast self-examination method. Expected of the research to be developed in a way related to the effect of BSE method toward incidence of breast cancer. Key words: Knowledge, Breast Cancer, Breast self-examination method Abstrak: Pengetahuan perempuan tentang risiko dan manfaat dari deteksi dini kanker payudara berpengaruh positif terhadap keyakinan mereka tentang kesehatan, sikap, dan perilaku, sehingga perawatan kesehatan profesional dapat mengembangkan program kesehatan payudara yang efektif. Di Indonesia ditemukan lebih dari 80% kasus berada pada stadium lanjut, sehingga upaya pengobatan mencapai kesembuhan sulit dilakukan.Salah satu upaya deteksi dini kanker payudara adalah periksa payudara sendiri (SADARI).Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan tentang kanker payudara dengan cara periksa payudara sendiri (SADARI). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Tekniksampling yang digunakan adalah total sampling dengan subjek penelitian sejumlah 64 yang terdiri dari mahasiswi semester IV Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNSRAT. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner danuji statistik yang digunakan adalah chi square dengan bantuan program komputer SPSS. Hasil penelitian dari 64 responden menunjukkan bahwa terdapat responden dengan pengetahuan tentang kanker payudara tinggi yakni sejumlah 37 orang (57,8%),berpengetahuan rendah sejumlah 27 orang (42,2%), sedangkan responden dengan cara sadari yang baik sejumlah 33 orang (51,6%) dan yang melakukan cara sadari dengan tidak baik sebanyak 31 orang (48,4%). Hasil uji statistik p = 0,96 ( α = 0,05). Kesimpulannya tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang kanker payudara dengan cara periksa payudara sendiri. Diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan terkait dengan pengaruh cara sadari terhadap kejadian kanker payudara.  
PERAN PROMKES DENGAN TINGGINYA PENYAKIT TIDAK MENULAR DI INDONESIA jannah, fazzira rhaudatul; Nurdin, Ambia; Meylissa; Rahayu, Dian
Public Health Journal Vol. 1 No. 2 (2024): Spesial Isuee
Publisher : Teewan Journal Solutions

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62710/0d8tvm28

Abstract

Penyakit tidak menular (PTM) menjadi masalah kesehatan utama di dunia dan di Indonesia. Penyakit tidak menular utama seperti penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronik sangat tinggi di Indonesia. Dengan factor resiko seperti meroko, diet tidak sehat, kurang aktifitas fisik, konsumsi alcohol serta paparan lingkungan juga berkontribusi pada peningkatan peningkatan prevelensi ptm, maka dari itu perlu adanya upaya pengendalian ptm yang difokuskan pada promosi perilaku sehat,  kebijakan kawasan tanpa rokok, dan deteksi dini melalui peningkatan sumber daya manusia,Penelitian ini menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR). Pengumpulan data dilakukan dengan cara menganalisis berbagai sumber bacaan atau kepustakaan yang relevan, dilakukan menggunakan situs elektronik Google Scholar yang berbentuk search engine dengan kata kunci promosi kesehatan, program pencegahan, dan Penyakit Tidak Menular (PTM). disimpulkan bahwa peran promosi kesehatan sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan program pencegahan penyakit tidak menular di indonesia. Karena salah satu strategi yang efektif untuk mencegah meningkatnya jumlah penderita PTM adalah dengan melakukan program promosi kesehatan. oleh karena itu peningkatan kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat dan implementasi kebijakan yang memadai menjadi kunci dalam mengurangi beban ptm di Indonesia
FAKTOR SOSIAL BUDAYA YANG MEMENGARUHI KESEHATAN IBU DAN ANAK Puji Sri Hartati; Nurdin, Ambia; Kurnia, Reza; Meylissa
Public Health Journal Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Teewan Journal Solutions

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62710/5ppt6206

Abstract

Kesehatan ibu dan anak sebagai  indikator kunci   Kesehatan  masyarakat di ukur dengan Angka Kematian     ibu    (AKI)   dan   angka   kematian   Bayi  (AKI) . Pemersalahan  ini  kematian ibu dan anak merupakan masalah yang tidak bisa di pisahkan dengan    kebudayaan  atau    perilaku  masyarakat  itu sendiri. Sistem   sosial dan budaya  di  masyarakat  merupakan sebuah   pertimbangan   penting  dalam  pelayanan  Kesehatan  yang bisa di manfaatkan lebih optimal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor   budaya  apa  saja yang mempengaruhi kesehatan  ibu dan anak.  Penelitian ini adalah etnografi cepat    atau  rapit   ethnographic   assessment   procedur (REAP) dengan  pendekatan  kualitatif. Teknik  pengambilan  sampe menggunakan    snowball atau chain referral sampling .Dilakukan secara  berantai  dari   satu   partisipan   kepada   partisipa   lainnya. Merupakan varias i dari  sampel  purposive.  Jumlah responden   sebanyak   8   yang  sesuai dengan   kriteria   inklusi.   Data  yang di tunjukkan   merupakan  hasil   wawancara   mendalam   (Indepth Interview)  dan   FGD  (Focus Group Discussion) . Penelitian ini menghasilkan  temuan  tentang  : (1 ) kiyai akses Kesehatan. (2) Perempuan tidak memiliki   kuasa yang cukup   penuh  atau  memperdayakan dirinya untuk memilih layanan Kesehatan, terlebih dalam kondisi hamil   dan  melahirkan. (3)  unsur   kepercayaan   warisan   turun  temurun turut  membentuk  system pengetahuan   Masyarakat   cibitung. (4)  sistem   mata  pencaharian buruh tani sebagai sumber utama ekonomi di cibitung.
Pengaruh Orang Tua Terhadap Pemberian Gizi Pada Anak Balita Di indonesia zahra, zahratul rahmi; Nurdin, Ambia; Meylissa; Rahayu, Dian
Public Health Journal Vol. 1 No. 2 (2024): April
Publisher : Teewan Journal Solutions

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62710/yh3jx545

Abstract

Fase terpenting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah ketika masa bayi atau balita, karena pada masa itulah saat yang paling vital dalam membangun fondasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Oleh karena itu di butuhkan pemahaman dalam mendidik anak usia dini. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan wadah yang mendidik anak dalam lingkup bermain untuk menstimulasi atau merangsang pada anak usia 0-6 tahun agar ia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pada pendidikan usia dini memperbolehkan anak-anak membawa bekal makanan yang akan mereka konsumsi sebelum melakukan kegiatan karena di lembaga tidak menyediakan kantin atau warung yang menjual makanan, oleh sebab itu beberapa orang tua membawakan anak-anak makanan, namun kesadaran untuk membawakan bekal yang seimbang masih kurang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pemahaman orang tua tentang pemenuhan gizi anak melalui Lunch Box (Bekal Makanan).
KENDURI JIRAT PADA MASYARAKAT GAMPONG(STUDI KASUS DI GAMPONG BARO KECAMATAN PASIE RAJAKABUPATEN ACEH SELATAN) Nurul Afrida; Nurdin, Ambia; Kurnia, Reza; Meylissa
Public Health Journal Vol. 1 No. 2 (2024): Spesial Isuee
Publisher : Teewan Journal Solutions

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62710/6qr9t263

Abstract

Kenduri jirat yang berarti kenduri kuburan merupakan salah satu tradisi yang dilaksanakan setiap tahun sesudah lebaran Idul Fitri. Kenduri jirat memiliki nilai dan makna dalam masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari  antusiasme masyarakat Gampong Baro memperingati kenduri jirat ini. Kenduri jirat ini sudah dilaksanakan sejak dulu dan tetap dipertahankan hingga sekarang. Tujuan penelitian penelitian ini (1) Untuk mengetahui pelaksanaan kenduri  jirat  dalam masyarakat Gampong Baro, (2) Untuk mengetahui makna kenduri jirat pada masyarakat Gampong Baro. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang yang dipilih secara purposive sampling. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Pengumpulan data melalui metode observasi, wawancara dan partisipatif. Teknik analisis data yaitu dengan reduksi data, penyajian data dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kenduri jirat berlangsung selama 1 hari 1 malam dengan kegiatan yang dilaksanakan didalamnya yaitu gotong royong, shadaqah, kenduri(makan bersama), baca Al-Qur’an, samadiah dan diakhiri dengan do’a bersama. Makna kenduri jirat yaitu menjadi alat pemersatu masyarakat, tolong menolong dalam hal kematian, dan merupakan hal sakral dalam agama sehingga menjadi rutinitas yang tetap dilaksanakan.  
KAJIAN HUKUM TENTANG LEGALISASI ABORSI KRIMINAL DARI SUDUT PANDANG HUKUM Gelva Irayana; Nurdin, Ambia; Kurnia, Reza; Meylissa
Public Health Journal Vol. 1 No. 2 (2024): Spesial Isuee
Publisher : Teewan Journal Solutions

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62710/v5y9s260

Abstract

Pertanyaan dalam penelitian ini adalah, pertama, bagaimana legalisasi aborsi bagi mereka yang menjadi korban kejahatan dari sudut pandang hukum. Kedua, bagaimana perlindungan hukum bagi dokter dan pasien yang melakukan aborsi? Temuan dari penelitian ini, pertama, meskipun aborsi merupakan praktik yang dilarang, namun dalam keadaan darurat aborsi dapat dilakukan sepanjang berdampak pada korban. Menyediakan layanan dukungan medis dan psikologis kepada korban aborsi sesuai dengan prosedur hukum yang ditetapkan dalam Bab 6 UU ini. Menjatuhkan pidana denda kepada pelaku sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat 1 huruf b UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Hal ini dimungkinkan sesuai dengan Pasal 7 ayat 2 Undang-Undang No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, untuk dapat memberikan pelayanan kepada korban kejahatan secara lebih baik dan berkeadilan.