Kabupaten Bone menempati peringkat kelima angka putus sekolah tertinggi di Indonesia. Untuk menjawab tantangan ini, program Adolescent Circle UNICEF hadir di PKBM Generasi Mandiri sebagai program alternatif pendidikan nonformal bagi remaja putus sekolah. Program ini menerapkan pendekatan komunikasi yang dekat dengan bahasa sehari-hari peserta, pembelajaran fleksibel di lokasi nonformal, serta lingkungan belajar yang inklusif dan suportif. Tantangan utama yang dihadapi adalah minimnya dukungan keluarga terhadap pendidikan, sehingga program ini berupaya menciptakan dukungan sosial melalui peran tutor dan teman sebaya. Selain itu, peserta kerap menghadapi stigma sebagai anak putus sekolah. Program ini berupaya mengubah norma sosial ini melalui aturan kelompok yang partisipatif dan suasana yang tidak diskriminatif. Data menunjukkan kehadiran peserta didik di bawah 50% dan keterlibatan belajar yang minim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komunikasi interpersonal guru, lingkungan belajar, dan perubahan norma sosial terhadap motivasi belajar peserta didik. Studi ini dilakukan terhadap 35 responden dengan teknik sampling jenuh, menggunakan kuesioner daring skala Likert 5 poin dan dianalisis dengan SmartPLS 3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) komunikasi interpersonal guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar; 2) lingkungan belajar tidak berpengaruh signifikan 3) perubahan norma sosial tidak berpengaruh dan 4) ketiga variabel tersebut secara simultan berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar. Temuan ini menegaskan pentingnya komunikasi yang empatik dan lingkungan sosial yang mendukung dalam meningkatkan motivasi belajar remaja di pendidikan nonformal.