Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS HUKUM LEGALITAS NIKAH SIRI MELALUI ISBAT NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM Nova Monaya; Hidayat Rumatiga; Anisa Cahyani
Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan Vol. 3 No. 1 (2024): Causa: Jurnal Hukum dan Kewarganegaraan
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3783/causa.v3i1.2799

Abstract

Ketentuan KHI tentang legalisasi nikah sirri melalui isbat nikah terdapat dalam Pasal 7 ayat (3) huruf (e) Kompilasi Hukum Islam (KHI), yang menyebutkan isbat nikah yang dapat diajukan ke Pengadilan Agama adalah perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai halangan perkawinan menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974. Jika suatu nikah sirri telah diisbatkan, maka perkawinan itu dinyatakan sah dan akad tersebut mengikat kedua belah pihak, sehingga perkawinan yang dilakukan mempunyai kekuatan hukum. Adapun dalam Pasal 7 ayat (2) KHI tiersiebut tielah miembierikan kompietiensi absolut yang sangat luas tientang itsbat nikah ini tanpa batasan dan piengiecualian, walaupun dalam pienjielasan pasal-pasalnya hanya dijielaskan bahwa pasal ini dibierlakukan sietielah bierlakunya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tientang Pieradilan Agama. Adapun yang mienjadi idientifikasi masalah pada pienielitian ini adalah siebagai bierikut : (1) Bagaimana Kietientuan KHI tierhadap Liegalitas Nikah Siri Mielalui Isbat Nikah. (2) Bagaimana Akibat Hukum Nikah Siri Tanpa Mielalui Isbat Nikah. Mietodie yang digunakan adalah Yuridis Normatif. Hasil dari pienielitian ini adalah Adanya kietientuan yang miemboliehkan piermohonan isbat nikah, yang dimaksud diengan nikah sirri adalah piernikahan yang tielah miemienuhi syarat dan rukun, Pierkawinan yang dilakukan olieh mierieka yang tidak miempunyai halangan pierkawinan mienurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, Pihak yang dirugikan tierhadap piermohonan isbat nikah tiersiebut dapat miengajukan pierlawanan, pihak yang dirugikan tierhadap piermohonan isbat nikah tiersiebut dapat miengajukan intierviensi sielama masih dalam prosies, dan pihak Kietiga dapat miengajukan intierviensi jika piermohonan isbat nikah tielah disietujui. Untuk miengatur pierkawinan yang sah dan siesuai diengan syarat dan rukun pierkawinan, siehingga tidak ada pierkawinan yang tidak sah dan tidak miemiliki kiekuatan hukum, Pierlu miembatasi piernikahan yang bisa dilakukan hanya piernikahan yang miemienuhi syarat dan rukun pierkawinan, siepierti piernikahan dari tahun 2014 kie bawah, Pierlu miengatur piendaftaran nikah siecara riesmi, siehingga tidak ada nikah yang tidak tiercatat, Pierlu miengatur piengadilan agama yang tiepat dan iefiektif, siehingga dapat mienyieliesaikan pierkawinan yang tidak sah dan tidak miemiliki kiekuatan hukum.
Faktor Pendorong Satisfaction: Studi Peran Perceived Value, Perceived Price, dan Electronic Word of Mouth Anisa Cahyani; Puji Astuti
Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal Vol. 7 No. 5 (2025): RESLAJ: Religion Education Social Laa Roiba Journal
Publisher : Intitut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/reslaj.v7i5.6888

Abstract

Various marketplace sites have sprung up on digital platforms, such as Shopee, Tokopedia, Lazada, and others. The purpose of this study is to further explore the extent of the relationship between Perceived Value, Perceived Price, E-WOM, and Perceived Convenience which can increase Satisfaction on Repurchase Intention. This research uses a quantitative approach with a survey design through a Google Form questionnaire to 298 Shopee, Tokopedia, and Lazada users in Jabodetabek, with data analysis using Structural Equation Modeling (SEM) Lisrel. This study changed the Trust variable to Perceived Price and added the Satisfaction variable as a factor in business success. This study shows that Perceived Convenience and Perceived Value have no relationship to Repurchase Intention, while Perceived Price increases Perceived Value. Perceived Value also has a positive effect on E-WOM and Satisfaction, which can encourage consumers to recommend products and repurchase intentions. These findings emphasize the importance of product quality, competitive pricing strategies, and efforts to increase E-WOM to strengthen customer satisfaction and repurchase intentions. Future research is expected to use more specific respondents with different measurement techniques, for example by conducting cross-country or even cross-region so that the data obtained is as needed and as expected.
UPAYA MASYARAKAT DALAM MENGATASI BENCANA TANAH LONGSOR DI NAGARI DUKU KECAMATAN KOTO XI TARUSAN Anisa Cahyani; Elvi Zuriyani; Arie zeella Ulni
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 03 (2025): Volume 10 No. 03 September 2025 In Process
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i03.32389

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) Kawasan tanah longsor di Nagari Duku Kecamatan Koto XI Tarusan. 2) Upaya dalam mengatasi bencana tanah longsor di Nagari Duku Kecamatan Koto XI Tarusan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan analisis spasial berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) terhadap empat parameter utama: kemiringan lereng, jenis tanah, curah hujan, dan penggunaan lahan. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, angket, wawancara, dan data sekunder dari instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan 1) bahwa wilayah Nagari Duku didominasi kategori Cukup Rawan (43,50%), diikuti Sangat Rawan (18,09%), Rawan (15,69%), dan Tidak Rawan (4,17%). Faktor penyebab utama meliputi kemiringan lereng >26%, jenis tanah Nitosol yang mudah jenuh air, curah hujan tahunan sangat tinggi (>3.500 mm), serta dominasi lahan pertanian kering tanpa vegetasi permanen.. 2) Tingkat pengetahuan masyarakat terhadap tanda-tanda longsor, penyebab, dan langkah pencegahan berada pada kategori baik (TCR 79–84%). Upaya yang dilakukan meliputi penghijauan, pembuatan saluran drainase, gotong royong, dan partisipasi dalam evakuasi darurat. Penelitian ini merekomendasikan penguatan mitigasi berbasis komunitas, pengendalian alih fungsi lahan, dan integrasi peta kerawanan ke dalam perencanaan tata ruang wilayah.