Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The Most Influential Factors of Hypertension Grade Among Patients Aged 45-75 In the Community Health Center of North Kediri City Radono, Panca; Samuel Kaka; Dhita Kurnia Sari; Donny Irawan; Andica Apriannisa
Journal of Global Research in Public Health Vol. 9 No. 1 (2024): June
Publisher : Universitas STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/jgrph.v9i1.490

Abstract

Hypertension, often referred to as the silent killer, is a deadly disease that often shows no symptoms until it is too late. Understanding the factors that contribute to its incidence is crucial. In this observational cross-sectional study, 263 hypertensive patients aged 45-75 years were examined to determine the influential factors. Using purposive sampling, a sample of 42 respondents was chosen. The independent variables studied were diet and activity patterns, while the dependent variable was the occurrence of hypertension. The statistical analysis was conducted using ordinal regression. The findings revealed that 64.3% of hypertensive patients aged 45-75 years had an improper diet, while 45.2% had poor activity patterns. Grade I hypertension was observed in 40.5% of the respondents. The data analysis indicated a significant influence of diet, activity, and hypertension (p = 0.00 < α = 0.05). Furthermore, the wald value of 17,286 suggested that diet had a greater impact. The study concluded that diet was the most influential factor, emphasizing the importance of avoiding high-cholesterol foods (e.g., fried and coconut milk-based dishes), fatty meats, and high-salt foods (e.g., pickles). These findings highlight the need for individuals to be mindful of their dietary choices to prevent and manage hypertension effectively.
Teknik Pemeriksaan Cruris Dextra Dengan Klinis Fraktur Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Andica Apriannisa; Angga Setiawan
Strada Journal of Radiography Vol. 4 No. 2 (2023): December
Publisher : Universitas STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/sjr.v1i2.36

Abstract

Os cruris biasa disebut tungkai bawah, didalam tungkai bawah terdapat dua tulang yaitu os tibia dan os fibula. Os tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah dan terletak medial dari fibula atau tulang betis. Adapun Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pemeriksaan os cruris dengan klinis fraktur di instalasi radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kediri. Terdapat dua proyeksi pada pemeriksaan teknik os cruris yaitu proyeksi AP dan Lateral, posisi pasien tidur terlentang diatas meja pemeriksaan. Pemeriksan os cruris tidak memerlukan perlengkapan terlalu banyak antara lain pesawat radiologi, film dan kaset dengan ukuran 35 x 43 cm dan marker. Untuk mendapatkan gambaran radiografi yang baik pada kasus fraktur dilakukan upaya –upaya antara lain : Penderita harus nyaman dan tidak menambah rasa sakit pada pasien. Memilih faktor eksposi yang tepat agar mendapat hasil foto yang optimal, sehingga di peroleh gambar yang optimal sehinga dapat memberikan informasi untuk menegakkan diagnosa.Berdasarkan hasil pemeriksaan radiografi os cruris dengan kasus fraktur di Instalasi Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kediri. Alasan menggunakan proyeksi AP dan Lateral pada pemeriksaan os cruris dengan indikasi fraktur adalah agar menghasilkan gambaran keadaan fraktur yang lebih jelas. Namun kekurangan pada pemeriksaan ini adalah ketika pasien dengan kondisi gelisah atau tidak koperatif akan sulit dikondisikan true lateral.
Teknik Pemeriksaan Antebrachii Dengan Klinis Fraktur Di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kediri Rayneva Alfian Syahrani; Andica Apriannisa
Strada Journal of Radiography Vol. 5 No. 1 (2024): June
Publisher : Universitas STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/sjr.v5i1.44

Abstract

Pemeriksaan radiologi antebrachii merupakan anggota gerak tubuh manusia ekstremitas atas. Fraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan luasnya meskipun tulang patah jaringan sekitarnya akan terpengaruhi, mengakibatkan edema jaringan lunak perdarahan otot dan sendi, dislokasi sendi, kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prosedur pemeriksaan radiologi di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kediri. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Waktu penelitian pada tanggal 1 Agustus 2023 sampai dengan 31 Agustus 2023. Tempat dilaksanakan di Rumsh Sakit Muhammdiyah Ahmad Dahlan Kediri. Dari hasil pemeriksaan selanjutnya dibaca oleh dokter spesialis radiologi dan hasilnya menunjukkan bahwa pada pemeriksaan foto rontgen yang sudah dilakukan pada Tn. J tampak adanya fraktur shaft radius 1/3 tengah dengan displace fragmen distal ke ventromedial. Tn. J ditemukan adanya nyeri tekan pada area yang mengalami kerusakan. Pemeriksaan radiologi berupa foto antebrachii terdapat dua cara pemfotoan yaitu AP /Lateral memberikan hasil fraktur os. radius dan ulna. Hal ini memastikan diagnosis fraktur pada pasien. Dari pemeriksaan foto rontgen antebrachii tersebut dapat dilihat struktur anatomi dan patofisiologi dapat dilihat dengan jelas. Kesimpulan yang didapat adalah menggunakan proyeksi AP dan lateral. Proyeksi ini sangat membantu dokter dalam mendiagnosa suatu penyakit, pada proyeksi AP antebrachii akan terlihat secara keseluruhan dari arah depan, sedangkan dengan proyeksi Lateral antebrachii akan terlihat secara keseluruhan dari samping. Demi menunjang kenyamanan para petugas radiographer, pasien dan lingkungan sekitar, memerlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah kebocoran radiasi maka penggunaan apron untuk keluarga yang menemani pasien ketika dilakukkannya pemeriksaan.
Teknik Pemeriksaan Appendicografi pada Klinis Suspect Appendicitis Akut Menggunakan Modalitas Computed Radiography di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Baptis Kota Kediri Aditya Ardiyanto; Ridha Rachmathiany; Andica Apriannisa
Strada Journal of Radiography Vol. 5 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Universitas STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/sjr.v4i2.47

Abstract

Appendicogram merupakan pemeriksaan radiografi appendix dengan menggunakan sinar-X dengan bantuan media kontras positif untuk menegakkan diagnosa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui prosedur pemeriksaan appendicogram dengan klinis suspect appendicitis akut di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Baptis Kediri. Penelitian menggunakan kualitatif menggunakan desain penelitian deskriptif dan jenis penelitian studi kasus, pengumpulan datanya diperoleh dari observasi dan dokumentasi. Lokasi penelitian di Rumah Sakit Baptis Kediri. Waktu penelitian selama 1 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil dari pemeriksaan non visualized appendix. Untuk tindakan lebih lanjut akan dilakukan tindakan operasi. Pada pemeriksaan appendicogram membutuhkan persiapan khusus, tidak dipergunakan foto AP polos sebelum diminumkan media kontras. Media kontras yang dipergunakan barium sulfat 30 gr serta diminumkan menggunakan waktu tunggu 6-7 jam sebelum pemeriksaan sudah dapat menegakkan diagnosa. Pada pemeriksaan radiografi appendicografi ini sudah sesuai dengan standard teori, dengan menggunakan proyeksi antero posterior (AP) dan right posterior oblique (RPO). sudah dapat menghasilkan gambaran radiograf yang baik dan sudah mendukung diagnosa penyakit tersebut.
Teknik Pemeriksaan Vertebrae Thoracolumbal pada Klinis Paraparese di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kediri Bintang Bima Sakti; Falentina Syivasari; Andica Apriannisa
Strada Journal of Radiography Vol. 5 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Universitas STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/sjr.v4i2.49

Abstract

Pemeriksaan vertebrae thoracolumbal adalah salah satu pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan media kontras. Indikasi pada vertebrae thoracolumbal yang sering terjadi adalah spondylolisthesis. Spondylolisthesis adalah kondisi medis yang terjadi ketika satu tulang belakang (vertebra) bergeser ke depan atau ke belakang terhadap tulang belakang di bawahnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik pemeriksaan vertebrae thoracolumbal dengan klinis paraparese di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kediri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Tempat penelitian di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kediri. Ada pasien atas nama Ny. S datang ke Instalasi Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kediri, arahan dari dokter dilakukan pemeriksaan Xray Thoracolumbal AP/Lateral. Hasil pemeriksaan terdapat pergeseran tulang belakang dan adanya kelemahan pada bagian otot tulang belakang selanjutnya akan dilakukan tindakan lebih lanjut. Pada pemeriksaan vertebrae thoracolumbal di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kediri. Proyeksi yang digunakan dalam pemeriksaan vertebrae thoracolumbal di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kediri adalah proyeksi AP dan lateral. Teknik pemeriksaan thoracolumbal adalah menggunakan proyeksi AP dan lateral. Tujuannya untuk mengindikasi klinis paraparese agar menghasilkan gambaran keadaan yang lebih jelas.
Teknik Pemeriksaan Kontras Colon In Loop Dengan Klinis Colitis Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Jombang Maysaroh melda; Apriannisa, Andica
Strada Journal of Radiography Vol. 6 No. 1 (2025): June
Publisher : Universitas STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/sjr.v6i1.50

Abstract

Colon In Loop adalah Teknik pemeriksaan radiologi dengan cara memasukkan kontras secara Retrograde (dimasukkan dari anus)(Long, Rollins, and Barbara J. Smith 2016) , yang bertujuan untuk mengevakuasi keseluruhan colon. colon terdiri atas caecum, appendix , colon ascendens, fleksura hepatica, colon transversum, fleksura lienalis, colon desendens, sigmoid, rectum dan canalis analis(Drake, Vogl 2018). Indikasi pada pemeriksaan colon in loop yaitu carcinoma, polip, hisprung dan salah satunya colitis. Colitis adalah peradangan pada colon yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti infeksi bakteri ataupun kondisi lingkungan lainnya(Andryani, Sumedi, and Akbari 2018). Sebelum melakukan pemeriksaan tentunya pasien akan ada persiapan khusus terlebih dahulu. Proyeksi yang digunakan dalam permeriksaan kontras colon in loop di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Jombang menggunakan proyeksi AP plain, lateral kiri, LPO, RPO dan AP post evakuasi tanpa adanya 5 fase namun menurut merrils pada Teknik pemeriksaan colon in loop menggunakan 5 fase.