Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MULTIMODALITAS TINDAK TUTUR DIREKTIF PENJUAL OBAT DI PASAR JUMAT PAOKMOTONG, KABUPATEN LOMBOK TIMUR Siti Rahajeng NH
MABASAN Vol. 17 No. 2 (2023): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62107/mab.v17i2.661

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tuturan ilokusi direktif beserta mode nonverbal atau gestur yang menyertainya yang dilakukan oleh penjual obat di Pasar Jumat Paokmotong. Pendekatan multimodalitas digunakan untuk menganalisis kajian tindak tutur dalam penelitian ini berdasar realitas. Ketika manusia bertutur, manusia sering kali menggunakan gestur-gestur tertentu yang mendukung ujarannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data yang digunakan dibatasi pada tuturan direktif saja karena jenis tuturan ini yang dominan ditemukan. Data merupakan ujaran yang dituturkan oleh penjual obat di Pasar Jumat Paokmotong, Kabupaten Lombok Timur yang diperoleh dari rekaman aktivitas jual obat yang dalam video Youtube “Bukan Sulap Bukan Dukun!! Beginilah Aksi Penjual Obat di Pasar Paokmotong, Lombok Timur.” Tuturan yang telah ditranskripsi dianalisis menggunakan teori tindak tutur Searle (1969) dan teori fungsi gestur dari Mandal (2014). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan sepuluh tuturan yang mengandung tindakan tutur direktif yang terbagi menjadi tindakan memerintah, meminta tolong, dan menganjurkan. Tindak tutur direktif ini didukung oleh gestur yang memiliki fungsi-fungsi tertentu. Tuturan memerintah yang dilakukan penjual obat didukung oleh gestur kontradiksi, komplimen, aksentuasi, dan repetisi. Tuturan meminta tolong diikuti oleh subtsitusi dan komplimen, sementara tuturan anjuran didukung oleh gestur aksentuasi dan repetisi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan kajian pragmatik dan multimodal dalam bahasa Sasak.
PRODUKTIVITAS MORFEMIS PADA LIRIK LAGU TULUS DALAM ALBUM MANUSIA (Morpheme Productivity in Tulus’s Lyric in Manusia Album) NH, Siti Rahajeng; Yuwono, Untung
Kandai Vol 19, No 2 (2023): KANDAI
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jk.v19i2.5791

Abstract

The nature of language is dynamic. It makes the linguistics phenomena always develop and one of them is related to the formation of potential new words in Indonesian. This research starts from the creativity of Tulus in his lyrics that often did not follow the existing linguistic form. This creativity of making new words can be found in his album “Manusia”, The purpose of this research is to describe the productivity form of morphemes in Tulus’s song lyric in “Manusia” album. The album is the latest album which was released on March 3, 2022. The data used in this research is verbal lyric of ten songs (1) Tujuh Belas, (2) Kelana, (3) Remedi, (4) Interaksi, (5) Ingkar, (6) Jatuh Suka, (7) Nala, (8) Hati-Hati di Jalan, (9) Diri, and (10) Satu Kali. The data collected by simak method with detail technique are simak libat bebas cakap (SLBC), tapping, and taking a note. Meanwhile, the analysis method used is intralingual comparison (padan intralingual). The results of this research are (1) enclitic, (2) prefixes of ber-, ter, and se- which have new attachment patterns, (3) suffixes -i, and (4) pracategorial form is found alone.  Sifat bahasa yang selalu dinamis membuat fenomena kebahasaan selalu berkembang, salah satunya berkaitan dengan pembentukan kata-kata baru yang potensial dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini berangkat dari masalah bahwa kreativitas penyanyi Tulus dalam albumnya seringkali tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan yang ada, namun kata-kata yang digunakan merupakan kata-kata yang potensial. Penelitian ini akan mendeskripsikan bentuk-bentuk produktivitas morfemis yang terdapat pada lirik lagu Tulus dalam albumnya yang bertajuk Manusia. Album ini merupakan album terbaru Tulus yang dirilis pada 3 Maret 2022. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data verbal lirik sepuluh lagu yang terdapat dalam album Manusia, yakni (1) “Tujuh Belas”, (2) “Kelana”, (3) “Remedi”, (4) “Interaksi”, (5) “Ingkar”, (6) “Jatuh Suka”, (7) “Nala”, (8) “Hati-Hati di Jalan”, (9) “Diri”, dan (10) “Satu Kali”. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap, teknik sadap, dan teknik catat. Adapun metode analisisnya menggunakan padan intralingual. Bentuk-bentuk potensial yang ditemui dalam album ini adalah penggunaan bentuk (1) enklitik, (2) prefiks ber-, ter-, dan se- yang memiliki pola keterikatan baru, (3) sufiks -i, dan (4) bentuk prakategorial sebagai morfem terikat yang dijumpai berdiri sendiri.
Peran Semantis Klausa Verbal dalam Bahasa Sasak NH, Siti Rahajeng
JURNALISTRENDI : JURNAL LINGUISTIK, SASTRA, DAN PENDIDIKAN Vol 9 No 2 (2024): Edisi November 2024
Publisher : Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jurnalistrendi.v9i2.1657

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran-peran semantis serta struktur logika yang dibentuk berdasarkan peran-peran semantis yang ada dalam klausa verbal dalam bahasa Sasak. Penelitian ini menggunakan korpus bahasa Sasak dialek a-e yang potensial menjadi standar dialek bahasa Sasak. Sumber data yang digunakan adalah klausa verba dalam buku bahan ajar bahasa Sasak kelas 1 SD. Analisis peran semantis yang dominan (grammatical roles) dan spesifik (notional roles) dalam bahasa sasak menggunakan teori Palmer (1994) dan Van Valin (2005) berdasarkan jenis pembagian makna verbanya menggunakan teori Van Valin (2005). Dalam bahasa Sasak, dua peran general yang dominan muncul adalah actor dengan rincian nosional possessor, experiencer, mover, agent, theme, killer; dan Undergoer dengan rincian peran nosional possesed, accompanied, goal, entity, killed,
INTERFERENSI FONOLOGIS BAHASA INDONESIA OLEH PEMELAJAR BIPA LEVEL 4 DI KOTA MATARAM (ANALISIS FONOLOGI GENERATIF) Rahajeng NH, Siti; Gayatri, Rizki; Hariro, Zamzam
MABASAN Vol. 18 No. 2 (2024): Mabasan 18 (2)
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62107/mab.v18i2.984

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses perubahan fonologis bahasa Indonesia yang dituturkan oleh pemelajar BIPA level 4 atau madya. Interferensi fonologi merupakan fenomena yang sering dialami oleh para pemelajar bahasa kedua, salah satunya yang dialami oleh pemelajar BIPA di Kota Mataram. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap. Responden yang terlibat berasal dari dua negara yang berbeda, yakni Australia dan Thailand. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan fonologis yang bervariasi. Perubahan pelafalan para pemelajar masih dipengaruhi oleh bahasa ibu mereka. Pemelajar dengan bahasa ibu bahasa Inggris menyelipkan bunyi aspirat ketika melafalkan kosakata dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, pemelajar yang berasal dari Thailand cenderung menggunakan nada bunyi dan memanjangkan vokal yang berada pada silabel terbuka pertama. Perubahan lain yang juga ditemukan pada pelafalan pemelajar adalah adanya perubahan bunyi vokal, konsonan, dan metatesis.
Perilaku Kopula Adalah dan Variasinya dalam Bahasa Indonesia NH, Siti Rahajeng; Jayanti, Cicik Tri; Taufiqurrahman, Febri; Taturia, Dwika Muzakky Anan
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 11 No. 4 (2025): Penulis dari 3 negara (Indonesia, Jerman dan Turki)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v11i4.6777

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki penggunaan kopula adalah dan variasinya yakni merupakan, ialah, yakni, dan yaitu dalam bahasa Indonesia dan perbedaan kelima kopula tersebut. Kopula adalah merupakan kopula yang digunakan untuk menyatakan unsur yang ‘identik dengan atau sama maknanya dengan’. Kopula adalah biasanya digunakan untuk menyatakan identifikasi atau penjelasan sebuah konsep. Selain adalah, kata yang juga penggunaannya sejenis dan berada dalam konteks penggunaan yang sama adalah merupakan, ialah, yakni, dan yaitu. Kelima kata tersebut memiliki kesamaan makna. Walaupun demikian, tidak ada kata bersinonim yang maknanya sama persis, melainkan akan ada yang membedakannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak bebas libat cakap dengan data yang diambil dari korpus Indonesian Wac Sketch Engine. Data tersebut diambil dan direduksi sesuai dengan kolokat berbentuk kata yang mengikuti masing-masing kopula, bukan berupa tanda baca atau simbol tertentu. Pengurutan data kolokat dilakukan berdasarkan nilai signifikansi antara node dengan kolokatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas penggunaan kopula tersebut secara berurutan adalah adalah, merupakan, yaitu, yakni, dan ialah. Kelimanya merupakan bentuk penghubung atau konektor dalam kalimat yang menghubungkan dua unsur fungsi yang berbeda. Kopula tersebut dapat menghubungkan unsur fungsi subjek dengan predikat nonverbal serta menghubungkan subjek dengan fungsi pelengkap bergantung pada struktur kalimatnya. Kopula adalah dan merupakan berpotensi muncul pada kalimat predicational, spesificational, identificational, dan equational; kopula yaitu berpotensi muncul pada kalimat prediational, spesificational sentences, dan identificational; sementara kopula yakni berpotensi muncul pada kalimat predicational dan specificational. Adapun kopula ialah adalah kopula dengan produktifitas yang cukup rendah dalam bahasa Indonesia yang muncul pada jenis kalimat predicational dan spesificational.