Penyimpanan persediaan farmasi harus mengikuti regulasi yang berlaku untuk menjaga kualitas dan mencegah kerusakan. Tujuannya menjaga kualitas, mencegah penyalahgunaan, dan mengelola persediaan secara efisien. Apotek berperan penting dalam pengelolaan ini, mengingat faktor lokasi dan kondisi geografis seperti suhu dan kelembaban dapat mempengaruhi karakteristik fisik dari sediaan farmasi tersebut. Pengamatan sistem penyimpanan dilakukan secara deskriptif observasional sesuai dengan Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kesesuaian proses penyimpanan obat di apotek dataran rendah dan dataran tinngi dengan pedoman standar, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan mutu sediaan farmasi, menganalisis pengaruh suhu, kelembaban, dan kondisi penyimpanan terhadap stabilitas fisika sediaan farmasi, serta perubahan stabilitas sediaan farmasi pada kondisi dan waktu tertentu di kedua apotek tersebut. Pengujian karakteristik fisik sediaan farmasi untuk mengevaluasi pengaruh sistem penyimpanan sediaan farmasi di dua apotek dengan kondisi geografis berbeda, melibatkan sampel sediaan farmasi padat, semi padat dan cair dengan zat aktif vitamin C. Pengujian karakteristik fisik sediaan farmasi dilakukan pada bulan ke nol sampai bulan ke tiga dengan menganalisis data uji sediaan farmasi SPSS versi 24. Hasil penelitian diperoleh karakteristik fisik sediaan farmasi baik pada sediaan padat, semipadat dan cair yang dilakukan pada apotek dataran rendah dan dataran tinggi memiliki hasil berpengaruh signifikan pada pengujian kerapuhan, kekerasan dan waktu hancur pada sediaan padat. Berpengaruh signifikan pada pengujian daya lekat, daya sebar, uji pH pada sediaan semipadat. Berpengaruh signifikan pada pengujian bobot jenis, uji pH, uji viskositas pada sediaan cair. Berdasarkan hasil tersebut sediaan farmasi yang disimpan pada apotek pada kondisi geografis yang berbeda di apotek mengalami perbedaan karakteristik fisik yang signifikan (p<0.05).