Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PHYSICAL CHARACTERISTICS OF COATING FILM COMBINATION OF CORN STARCH-CHITOSAN AND THE DETERMINATION OF VITAMIN C LEVELS IN FRUIT AND VEGETABLE I Kadek Bagiana; Bekti Nugraheni; Dyan Wigati
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 6 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v6i1.3069

Abstract

Coating films is an effort to improve quality and extend the shelf life of a food ingredient. Coating film functions to coat food as well as can be consumed. The study aims to determine the best physical characteristics of the combination of corn starch-chitosan and find out the smallest % decrease in vitamin C levels from chili, tomatoes, and strawberries coated with the coating film. The materials used in this study were a combination of corn starch and chitosan 0.25%; 0.50% and 0.75%. The results showed that the coating film of 0.75% corn starch -chitosan combination has the best physical characteristics. The smallest percent decrease in vitamin C levels in chili, tomatoes, and strawberries that are dipped in coating film on a combination of corn starch-chitosan at a level of 0.75%.
OPTIMASI NA-ALGINAT DAN CA-KLORIDA PADA NANOPARTIKEL EKSTRAK TERPURIFIKASI FUKOIDAN DARI RUMPUT LAUT COKELAT (Sargassum Polycystum) Putri Maharani; Endah Ikasari; Ungsari Purwanto; I Bagiana
Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pmj.v5i2.45100

Abstract

Rumput laut cokelat (Sargassum polycystum) mengandung senyawa fukoidan yang memiliki manfaat sebagai antikanker. Fukoidan memiliki kemampuan permeasi ke dalam sel yang buruk apabila diberikan melalui rute peroral sehingga bioavaibilitasnya buruk. Modifikasi sistem penghantaran obat untuk meningkatkan bioavaibilitas fukoidan di dalam tubuh perlu dilakukan, salah satunya dengan sistem penghantaran obat nanopartikel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh natrium alginat dan kalsium klorida sebagai agen sambung silang pada karakteristik fisik nanopartikel ekstrak terpurifikasi fukoidan dari rumput laut cokelat (Sargassum polycystum), serta untuk mengetahui perbandingan optimum natrium alginat dan kalsium klorida yang dapat menghasilkan nanopartikel ekstrak terpurifikasi fukoidan dari rumput laut cokelat (Sargassum polycystum). Nanopartikel ekstrak fukoidan dibuat dengan metode gelasi ionik dengan perbandingan penggunaan natrium alginat 0,1% dan kalsium klorida 0,01% 2:8; 3,5:6,5; 5:5; 6,5:3,5 dan 8:2. Evaluasi sediaan meliputi uji pH, transmitan, efisiensi penjerapan sebagai parameter optimasi, uji ukuran partikel, distribusi ukuran partikel, uji indeks polidispersitas dan zeta potensial dilakukan padaformula optimal. Serta uji validitas dengan menggunakan T-Test untuk validasi persamaan hasil optimasi. Hasil Design Expert 10.0.1 menunjukkan bahwa formula optimum dengan perbandingan penggunaan natrium alginat 0,1% dan kalsium klorida (CaCl2) 0,01% 6,577:3,423. Hasil prediksi yang didapatkan pH 6,531, transmitan 99,026%, efisiensi penjerapan 99,176% dengan nilai desirability 0,812. Hasil uji one sample T-test untuk respon pH p=0,289, transmitan p=0,660 dan efisiensi penjerapan p=0,488, menunjukkan bahwa hasil prediksi Design Expert berbeda tidak signifikan (p>0,05) dengan hasil penelitian. Berdasarkan hasil uji one sampleT-test tersebut menunjukkan bahwa persamaan masing-masing parameter optimasi adalah valid. Formula optimal mempunyai ukuran nanopartikel 82,12 nm sebesar 98,1%, 447,7 nm sebesar 1,9% dan rata-rata ukuran partikel 357,5 nm, indeks polidispersitas 0,428, dan zeta potensial -40,5 mV.
Potensi Mikroenkapsulasi Ekstrak Daun Stevia Rebaudiana Terhadap Kadar Trigliserida Tikus Putih Jantan Galur Wistar Hiperlipidemia Mutmainah Mutmainah; I Kadek Bagiana; Ika Puspitaningrum; Lia Kusmita; Yani Kresnawati
Journal of Pharmaceutical and Health Research Vol 4 No 1 (2023): February 2023
Publisher : Forum Kerjasama Pendidikan Tinggi (FKPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47065/jharma.v4i1.3297

Abstract

Coronary heart disease is a cardiovascular disease caused by atherosclerosis. Hyperlipidemia is known as a risk factor for atherosclerosis. The Stevia rebaudiana Bertoni plant is a plant that is efficacious as a hypolipidemic. This study aims to determine the effect of microencapsulated preparations of Stevia rebaudiana Bertoni leaf extract on triglyceride levels in male Wistar rats. One way to improve the formulation is by using the encapsulation process. The encapsulants used are inulin and chitosan. This research was conducted with the aim of making hyperlipidemic rats induced by alloxan at a dose of 150 mg/KgBW rats intraperitoneally. Hyperlipidemic rats were given microencapsulated Stevia rebaudiana Bertoni leaf extract at different dose levels (100, 300, 700, and 1000 mg/kg BW) for 8 weeks; control mice were fed a basal diet during this period. The results of the study concluded that microencapsulation of Stevia rebaudiana Bertoni leaf extract had the potential to reduce triglyceride levels in hyperlipidemic male Wistar rats.
Edukasi Pemanfaatan Kosmetik Herbal Dan Pembuatan Sabun Beras Pada Kader PKK Desa Ungsari Rizki Eka Purwanto; Mutmainah; Siti Munisih; I Kadek Bagiana; Yuvianti Dwi Franyoto; Aries Koes Soendoro; Maria Caecilia Nanny Setiawati H; Sri Haryanti; Lia Kusmita; Ika Puspitaningrum
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 2 No 2 (2023): April
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jipmi.v2i2.100

Abstract

Latar belakang: Desa Dukuh, kecamatan Delanggu merupakan salah satu Desa di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah yang terkenal akan produksi berasnya. Inovasi yang dapat diberikan untuk meningkatkan potensi dan nilai tambah dari beras adalah diformulasikan ke dalam sediaan sabun beras herbal. Tujuan: Memperkenalkan metode pengolahan beras dan tanaman herbal hingga menjadi produk sabun beras herbal yang dapat menciptakan peluang usaha desa. Metode: Kegiatan ini dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahapan pertama tahapan perencanaan dan persiapan kegiatan, tahapan kedua adalah pelaksanaan meliputi sosialisasi dan pelatihan pembuatan sabun beras herbal dan tahap ketiga adalah evaluasi akhir. Hasil: Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat diterima dengan antusias dan seluruh peserta aktif dalam kegiatan sosialisasi mengenai kosmetik herbal dan pelatihan pembuatan sabun beras herbal. Lebih dari 90% peserta memahami sosialisasi dan pelatihan yang diberikan. Kesimpulan: Kegiatan pengabdian masyarakat yang berlangsung sukses dan lancar. Peserta pengabdian juga berharap kelanjutan kegiatan pelatihan kontrol kualitas sediaan sabun dan pelatihan pemasaran produk. Kata Kunci: beras, herbal, Klaten, sabun __________________________________________________________________________________________ Abstract Background: Dukuh Village, Delanggu sub-district is one of the villages in Klaten  Regency, Central Java which is famous for its rice production. An innovation that can be given to increase the potential and added value of rice is to formulate it into herbal rice soap preparations. Objective: To introduce methods of processing rice and herbal plants to become herbal rice soap products that can create village business opportunities. Method: This activity is carried out through three stages, namely the first stage is the planning stage, the second stage is the socialization and training stage for making herbal rice soap and the third stage is the final evaluation. Result: The results of the implementation of community service activities were enthusiastically received and all participants were active in socialization activities regarding herbal cosmetics and training in making herbal rice soap. More than 90% of the participants understood the socialization and training provided. Conclusion: Community service activities that took place successfully and smoothly. The participants also hope to continue the quality control training activities for soap preparations and product marketing training. Keywords: rice, herbs, Klaten, soap
Pembuatan Eco-Enzyme dan Pemanfaatannya untuk Sabun Cair di Kelurahan Plamongansari Semarang Maria Caecilia N Setiawati; Siti Munisih; Aries K Soendoro; Mutmainah Mutmainah; Sri Haryanti; Kadek Bagiana
Madaniya Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.416

Abstract

Sampah menjadi problem di kota besar, seperti Semarang. Penuhnya banyak Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Semarang menyebabkan banyaknya usaha untuk mengurangi sampah yang dihasilkan, khususnya dari dapur rumah tangga di kota. Penumpukan sampah semakin mengganggu lingkungan dan masyarakat di perkotaan. Pemanfaatan sampah organik, sudah mulai banyak diupayakan. Salah satuinya adalah dengan cara mengolah sampah organik, menjadi Eco Enzyme (EE). EE merupakan cairan berwarna coklat, hasil fermentasi gula merah, bahan organik dan air (1:3:10), yang didiamkan selama 90 hari. Tujuan Pengabdian masyarakat ini adalah mengajarkan pembuatan EE dan pemanfaatannya dengan membuat sabun cair. Kegiatan pengabdian dilakukan di Kelurahan Plamongansari, kota Semarang. Pelaksanaan pengabdian, dilakukan dengan edukasi tentang EE dan pelatihan membuat sabun cair EE, yang diikuti oleh 20 orang warga kelurahan Plamongansari, yang mayoritas (70%) berada di usia 36-60 th. Edukasi EE dapat dipahami oleh peserta Pengabdian, terbukti dengan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban benar, sesudah pelatihan (post test) dan sebelum pelatihan (pre test), dengan signifikansi p 0,000. Semua peserta menjawab dengan benar soal bahwa Pembuatan EE dapat mengurangi sampah, karena memang saat brainstorming dengan tim kelurahan, peserta akan diminta membawa sampah organik yang belum diolah (sisa potongan sayur dan kulit buah), dari dapur dan rumah masing-masing. Kesimpulan dari pelaksanaan pengabdian masyarakat ini, warga Plamongansari, kota Semarang sudah memahami penjelasan tentang Eco Enzyme dan manfaatnya. Masyarakat peserta pelatihan juga bisa memahami pembuatan sabun Eco Enzyme yang bisa dimanfaatkan sebagai sabun desinfektan. Disarankan perlunya digiatkan pengenalan tentang Eco Enzyme kepada masyarakat secara lebih luas, karena dapat mengurangi penumpukan sampah di TPA.
FUCOIDAN NANOENCAPSULATION FROM BROWN ALGAE (Sargassum polycystum) AS A POTENTIAL MARINE IMMUNOMODULATORY AGENT Purwanto, Ungsari Rizki Eka; Ikasari, Endang Diyah; Bagiana, I Kadek; Kusmita, Lia; Trisnayanthi, Ni Nyoman Ayu Indah; Mudianta, I Wayan; Prasetijo, Rahmadi
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 15, No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Faculty of Mathematic and Natural Science, Garut University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jifb.v15i1.3207

Abstract

The quest for better and more effective treatments has encouraged the search for therapies derived from natural sources to obtain effective immune therapy, considering that several pandemics have arisen caused by viruses. Developing fucoidan from brown algae in drug encapsulation as an immunomodulator could be more promising. This study aimed to produce nanoencapsulation loaded with fucoidan-purified extract from brown algae and to evaluate the influence of nanoencapsulation formulation on the immunomodulatory activity of fucoidan. Fucoidan was obtained from brown algae and extracted by hot aqueous, followed by ethanol purification. Nanoencapsulation of fucoidan purified extract was prepared using the ionic gelation method. The carbon clearance method was carried out for the immunomodulatory activity test of the nanoencapsulation of fucoidan purified extract. Nanoencapsulation of fucoidan purified extract with the optimum composition of maltodextrin 9.9% and S-TPP 0.1% (1:5) resulted in particle size of 715.4 nm, zeta potential -0.1 mV, pH 7.54, transmittance 97.54%+0.08, and entrapment efficiency 89.94%+0.17. The carbon clearance test showed that the nanoencapsulation of fucoidan was a strong immunostimulant with a phagocytosis index of 1.65. The development of nanoencapsulation could increase the phagocytosis index of fucoidan purified extracts from brown algae. Further molecular studies are needed to demonstrate the molecular activity of this preparation as an immunomodulator.
Pelatihan Pembuatan Jamu Saritoga dan Penyuluhan Sistem Imun Pada Ibu PKK: Kusmita, Lia; Dwi Franyoto, Yuvianti; Mutmainah, Mutmainah; Puspitaningrum, Ika; Bagiana, I kadek
JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 3 No 2 (2024): April
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jipmi.v3i2.217

Abstract

Latar belakang: Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Jamu dibuat dari bahan alami dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang dan buah. Diperkirakan sekitar 70-80% populasi di negara berkembang memiliki ketergantungan pada obat tradisional. Secara umum jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan efek samping. Khasiat jamu telah teruji oleh waktu, zaman dan sejarah, serta bukti empiris langsung pada manusia selama ratusan tahun. Tanaman obat keluarga atau yang lebih populer sebagai TOGA merupakan tanaman obat yang ditanam di lingkup lingkungan keluarga. Pada masa pandemi, terjadi tren peningkatan penggunaan obat tradisional untuk menjaga daya tahan tubuh. Berbagai pembuktian secara ilmiah tentang manfaat tanaman obat dalam hal menjaga daya tahan tubuh. Tujuan: Meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai TOGA serta manfaatnya, termasuk cara pengolahan dan pembuatan jamu Saritoga.. Metode: Pelaksanaan kegiatan dilakukan secara langsung melalui sosialisasi dan pelatihan langsung kepada kelompok masyarakat sasaran. Hasil: Masyarakat yang awalnya tidak memahami sistem imun jadi lebih paham. Hasil pretest nilai jawaban yang benar adalah 45% setelah dilakukan pelatihan dan penyuluhan nilai jawaban yang benar meningkat menjadi 85%. Kesimpulan: Pelatihan dan penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan perihal system imun dan ketrampilan pembuatan jamu Saritoga pada masyarakat. Kata kunci: pelatihan, penyuluhan, saritoga, sistem imun _____________________________________________________________________________________ Abstract Background: Jamu is the name for traditional medicine from Indonesia. Herbal medicine is made from natural plant ingredients such as rhizomes (roots), leaves, bark, and fruit. It is estimated that around 70-80% of the population in developing countries is dependent on traditional medicine. Herbal medicine is considered non-toxic and does not cause side effects. The efficacy of herbal medicine has been tested by time, time, and history, as well as direct empirical evidence on humans for hundreds of years. Family medicinal plants or TOGA are medicinal plants grown within the family environment. During the pandemic, there has been a trend of increasing the use of traditional medicine to maintain the body's immune system. The benefits of medicinal plants in keeping the body's immune system are scientific evidence. Objective: Increase public insight and knowledge regarding TOGA and its benefits, including how to process and make Saritoga herbal medicine. Method: Activities implementation is directly through direct outreach and training to target community groups. Result: People who initially did not understand the immune system became more understanding. The pretest result of the correct answer value was 45%. After training and counseling, the correct answer value increased to 85%. Conclusion: Training and counseling can increase knowledge about the immune system and skills in making Saratoga herbal medicine in the community. Keywords: training, counseling saritoga, immune system
PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL DAUN AWAR-AWAR (Ficus septic Burm F.) DALAM SEDIAAN GEL PADA KARAKTERISTIK FISIK SEDIAAN DAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR KULIT KELINCI SECARA MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS Irmaneisa, Erlinda; Witjahjo, R. B. Bambang; Bagiana, I Kadek
Media Farmasi Indonesia Vol. 14 No. 1 (2019): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (906.338 KB)

Abstract

Luka bakar merupakan rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas. Daun awar-awar (Ficus septic Burm F.) yang merupakan tanaman liar yang memiliki kandungan flavonoid, saponin dan tanin yang berpotensi untuk pengobatan luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak etanol daun awar-awar dalam sediaan gel pada karakteristik fisik sediaan dan penyembuhan luka bakar secara makroskopis dan mikroskopis. Penelitian ini menggunakan 10 ekor kelinci jantan galur New Zealand yang berumur 4 – 6 bulan dengan berat badan 2 – 3 kg. Kelompok perlakuan meliputi P1, P2, P3 dengan konsentrasi ekstrak berturut-turut 1,5%; 4,5%; dan 7,5%, kontrol negatif (basis gel), dan kontrol positif (ekstrak placenta bovine 10% dan neomisin sulfat 0,5%). Pengamatan makroskopis berupa persen penyembuhan luka bakar setiap harinya dan mikroskopis berupa skoring serbukan sel radang limfosit pada hari ke-4 pasca perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak yang ditambahkan mempengaruhi karakteristik fisik sediaan dan penyembuhan luka bakar kulit kelinci secara makroskopis mikroskopis. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang ditambahkan, maka nilai pH, daya lekat, viskositas, dan daya washable menurun, sedangkan daya sebar semakin meningkat. Selain itu persen penyembuhan luka bakar dan serbukan sel radang limfosit jumlahnya juga semakin meningkat.
PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.) DALAM SEDIAAN SELFNANOEMULSIFYING DRUG DELIVERY SYSTEM (SNEDDS)DANSUSPENSI PADA TIKUS PUTIH JANTAN Hapsari, Retty Diah; Bagiana, I Kadek; Herlyanti, Kyky
Media Farmasi Indonesia Vol. 11 No. 1 (2016): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.153 KB)

Abstract

SARISidaguri (Sida rhombifolia L.) merupakan tanaman herbal yang telahterbukti memiliki aktivitas antiinflamasi. Penggunaan ekstrak sidaguri padasediaan oral masih terbatas karena kelarutan ekstrak yang rendah dalam airsehingga berakibat pada bioavailabilitas oral yang kurang maksimal,salah satumetode yang dapat membantu kelarutan ekstrak etanol daun sidaguri (EEDS)adalah metode Self-Nanoemulsifying Drug Relivery System (SNEDDS). Penelitianini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daunsidaguri (EEDS) dalam sediaan SNEDDS dan suspensi dilihat dari persentasedaya antiinflamasi (DAI) dan effective dose50 (ED50) antiinflamasi masing-masingsediaan.Metode uji antiinflamasi yang digunakan adalah pembentukan udembuatan dengan induksi karagenin 1% 0,1 ml secara subplantar. Variasi dosiseksrak etanol daun sidaguri dalam SNEDDS maupun suspensi yaitu 75, 150, 300mg/kg BB tikus.Hasil uji statistika nilai AUC lanjutan menunjukkan terdapatperbedaan signifikan (p<0,05) kelompok SNEDDS tanpa ekstrak dengankelompok pemberian ekstrak etanol daun sidaguri dalam sediaan SNEDDSmaupun suspensi. Berdasarkan hasil statistika tersebut membuktikan bahwaekstrak etanol daun sidaguri dalam sediaan SNEDDS maupun suspensi memilikiaktivitas antiinflamasi.Hasil uji statistika persentase DAI menunjukkan terdapatperbedaan antar sediaan SNEDDS dan suspensi EEDS pada dosis 150 dan300mg/kgBB tikus.Perbedaan aktivitas antiinflamasi antar sediaan ditunjukkandari nilai ED50antiinflamasi SNEDDS EEDS sebesar 209, 35 mg/Kg BB dansuspensi EEDS sebesar 348,07 mg/Kg BB tikus.
Pembuatan Eco-Enzyme dan Pemanfaatannya untuk Gel Anti Nyamuk di Desa Ngrawan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Setiawati, Maria Caecilia Nanny; Munisih, Siti; Soendoro, Aries K.; Mutmainah, Mutmainah; Haryanti, Sri; Bagiana, Kadek; Puspitaningrum, Ika; R, Ungsari; F, Yuvianti D
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 6, No 3 (2023): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v6i3.289

Abstract

Sampah organik banyak dihasilkan dari dapur rumah tangga. Penumpukan sampah organik, dapat mengganggu lingkungan dan masyarakat. Pemanfaatan sampah organik, sudah mulai banyak diupayakan. Salah satuinya adalah dengan cara membuat sampah organik, menjadi Eco Enzyme (EE). EE merupakan cairan berwarna coklat, hasil fermentasi gula merah, bahan organik dan air (1:3:10), yang didiamkan selama 90 hari. Tujuan Pengabdian masyarakat ini adalah mengajarkan pembuatan EE dan pemanfaatannya dengan membuat sediaan gel antinyamuk. Kegiatan pengabdian dilakukan di desa Ngrawan, kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Rangkaian kegiatan diawali dengan brain storming pada perangkat desa dan aktivis Karang Taruna, dilanjutkan dengan edukasi tentang EE dan pelatihan membuat gel EE, yang diikuti oleh 20 orang ibu rumah tangga, yang mayoritas (70%) berada di usia produktif 18-35 th. Edukasi EE dapat dipahami oleh peserta Pengabdian, terbukti dengan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil jawaban benar, sesudah pelatihan (post test) dan sebelum pelatihan (pre test), dengan signifikansi p 0,004.   Jawaban pretest yang semuanya benar, adalah pada soal bahwa Pembuatan EE dapat mengurangi sampah, karena peserta sudah diminta membawa sampah organik dari rumah masing-masing. Sedangkan jawaban yang paling banyak salah adalah pada soal Pembuatan EE dapat menggunakan Gula pasir, karena bahan yang tepat adalah Gula merah. .. Kesimpulan dari pelaksanaan pengabdian masyarakat ini, masyarakat Desa Ngrawan, Kabupaten Semarang sudah memahami penjelasan tentang Eco Enzyme dan manfaatnya. Masyarakat peserta pelatihan juga bisa memahami tehnologi sederhana pembuatan sediaan gel Eco Enzyme yang bisa dimanfaatkan sebagai gel antinyamuk. Disarankan perlunya digiatkan pengenalan tentang Eco Enzyme kepada masyarakat secara lebih luas, karena sangat banyak manfaatnya untuk kesehatan alam dan manusia