Gigi molar pertama permanen (M1) merupakan gigi yang paling rentan terkena karies. Deteksi dini dan intervensi segera sangat krusial, terutama pada anak-anak. Guru, sebagai figur yang dekat dengan siswa, memiliki potensi strategis untuk berperan dalam surveilans kesehatan gigi di lingkungan sekolah, namun mereka memerlukan pelatihan dan pemberdayaan yang memadai. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mendeteksi dini karies pada gigi molar pertama permanen dan melaksanakan tindakan Atraumatic Restorative Treatment (ART) sebagai intervensi awal. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pelatihan partisipatif bagi guru-guru di Desa Basaan. Metode yang digunakan terdiri atas ceramah interaktif, demonstrasi langsung menggunakan model gigi, dan simulasi praktik deteksi karies serta aplikasi teknik ART. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan, serta observasi terhadap keterampilan praktik peserta. Terjadi peningkatan yang signifikan pada nilai rerata pengetahuan peserta, dari 55,2 (pre-test) menjadi 85,6 (post-test). Seluruh peserta (100%) mampu mendemonstrasikan langkah-langkah deteksi karies dan melakukan tindakan ART pada model gigi dengan teknik yang benar. Guru-guru menunjukkan antusiasme tinggi dan komitmen untuk menerapkan ilmu ini dalam pemantauan kesehatan gigi siswa di sekolah. Pelatihan ini terbukti efektif dalam memberdayakan guru sebagai kader kesehatan gigi sekolah. Program pemberdayaan serupa direkomendasikan untuk diterapkan secara berkelanjutan guna mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan karies gigi pada anak usia sekolah di daerah terpencil.