Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SD INPRES MUNTONG TENTANG IDENTIFIKASI KARIES DINI DAN UPAYA PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN TEHNIK FISSURE SEALANT Adam, Jeanne d’arc Zafera; Ratuela, Jeineke Ellen; Koch, Novarita M; Sumampouw, Oksfriani Jufri
Science and Technology: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2024): Juni
Publisher : CV. Science Tech Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69930/scitech.v1i2.27

Abstract

Kelompok anak usia 10-14 tahun bermasalah dengan kesehatan gigi dan mulut yaitu 20,6 % pada 2007 menjadi 25,2 % pada 2013. Anak pada kelompok umur ini mengalami masalah kesehatan gigi yaitu mencapai 55,6% dengan kecenderungan DMF-T yaitu 1,8. Hasil Riskesdas (2018) mencatat proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,6% dan yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi hanya sebesar 10.2%. Adapun proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar sebesar 2,8% (target < 1%). Perlu dilakukannya suatu program yang membantu upaya pencapaian tersebut diantaranya melaksanakan program Fit For School yang bertujuan membuat anak-anak bugar untuk sekolah dan merubah sekolah menjadi tempat yang sehat. Di dalam program tersebut membiasakan anak-anak berpilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti kebiasaan mencuci tangan pakai sabun, jajan makanan bersih dan sehat, membuang sampah pada tempatnya dan menggosok gigi teratur dan benar. Bila semua itu tidak dilakukan dengan cara yang baik dan benar akan menjadi pemicu timbulnya gangguan kesehatan seperti cacingan, diare, gigi berlubang (keroposdan pelaksanaan efaluasi dimana telah diperiksa tambalan fissure silen dalam keadaan baik dan selanjutnya akan dilanjutkan dengan pelayanan kesehatan di puskesmas agar keadaan kesehatan gigi tetap sehat dan terjaga.
Efektivitas Berkumur Air Rebusan Kulit Manggis (Garcinia mangostana Linn) Dalam Menurunkan Debris Indeks Pada Remaja Adam, Jeanne d’Arc Zafera; Koch, Novarita M; Tahulending, Anneke A; Karamoy, Youla; Sumampouw, Oksfriani Jufri
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i2.28337

Abstract

The skin of the mangosteen fruit (Garcinia mangostana Linn.) contains higher pharmacological properties than other parts of the mangosteen fruit as antibacterial, anti-inflammatory, antioxidant and anticancer. Some studies show that a decoction of mangosteen peel can lower the debris index. The purpose of the study was to determine the effectiveness of gargling mangosteen peel boiled water on reducing the debris index in adolescents in the city of Manado. This is an experimental research with a one-group pretest-posttest approach. The study was conducted at SMP Negeri 8 Manado in April 2024 on 80 respondents. The instruments of this study are oral diagnostic tools, mangosteen peel boiled water ingredients and debris index assessment format. Analysis results through Wilcoxson statistical tests. The results showed that the positive ranks or difference between pretest and postest effectiveness of gargling mangosteen peel boiled water against the decrease in debris index obtained a negative ranks value of 62, meaning that out of 80 respondents there were 62 respondents who experienced a decrease in index debris with a mean rank of 31.50. In addition, a value of p = 0.000 (p <0.05) was obtained so that it was stated that a significant difference in the debris index value was obtained on the pretest and posttest. It can be concluded that gargling with boiled water of mangosteen peel is effective in reducing the debris index in adolescents in Manado city.
Pengaruh Berkumur Rebusan Daun Salam (Syzygium Polyanthum) Terhadap Indeks Plak Pada Wanita Dewasa Yuliana, Ni Made; Tahulending, Anneke; Walewangko, Aprilia Anastasya A.; Adam, Jeanne d’arc Zafera; Koch, Novarita Mariana; Sumampouw, Oksfriani Jufri; Nelwan, Jeini Ester
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.44681

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut wanita dewasa di Indonesia menghadapi tantangan kompleks, terutama karena pengaruh hormonal dan rendahnya kesadaran terhadap pentingnya perawatan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berkumur rebusan daun salam (S. polyanthum)  terhadap Indeks plak wanita dewasa. Jenis penelitian  penelitian Quasi Experiment Design dengan rancangan pendekatan One Group pre-posttest dilaksanakan di Desa Kalasey Dua Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa. Sebanyak 46 wanita dewasa menjadi responden. Pengukuran plak menggunakan metode Indeks Plak (Plaque Index/PI). Alat yang digunakan yaitu cermin mulut (mouth mirror), eksplorer periodontal, kertas indeks dan pensil/skor sheet. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata indeks plak sebelum berkumur rebusan daun salam sebesar 3,8 dan sesudah berkumur rebusan daun salam sebesar 1,0. Rata-rata indeks plak ini mengalami penurunan sebesar 2,8. Hasil analisis statistik diperoleh nilai penurunan dengan mean rank sebesar 23,50 yang artinya adanya 23 responden yang mengalami penurunan plak indeks. Nilai p diperoleh sebesar 0,000 (p< 0,05), nilai ini menunjukkan bahwa berkumur rebusan daun salam efektif menurunkan plak. Kesimpulan penelitian ini yaitu berkumur rebusan daun salam (S. polyantum) berpengaruh terhadap penurunan indeks plak pada wanita dewasa.
Pengaruh Berkumur Larutan Madu Terhadap Derajat Keasaman Saliva Remaja Berumur 13-15 Tahun Karamoy, Youla; Adam, Jeanne d’arc Zafera; Fione, Vega Roosa; Maramis, Jeana; Ticoalu, Rosalin; Sumampouw, Oksfriani Jufri; Nelwan, Jeini Ester
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.45514

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut merupakan komponen integral dalam menjaga kesehatan umum manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh berkumur dengan larutan madu 15% terhadap perubahan pH saliva pada remaja berumur 13-15 tahun. Metode penelitian ini merupakan studi eksperimen semu (quasi-experimental) dengan desain “one group pretest-posttest” yang dilaksanakan pada bulan Juni 2024. Distribusi responden terdiri dari 50% laki-laki dan 50% perempuan, dengan mayoritas berusia 14 tahun (64,7%). Sebelum intervensi, mayoritas responden (58,8%) memiliki pH saliva dalam kategori asam. Setelah berkumur dengan larutan madu, terjadi peningkatan signifikan pada kategori netral (76,5%), dengan hanya 8,8% yang tetap dalam kategori asam dan 14,7% masuk kategori basa. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai signifikansi p = 0,000 (p < 0,05), mengindikasikan adanya perbedaan yang bermakna antara pH saliva sebelum dan sesudah berkumur. Sebanyak 24 responden menunjukkan peningkatan pH (positive ranks), enam responden tidak mengalami perubahan, dan empat responden mengalami penurunan pH (negative ranks). Kesimpulan penelitian ini yaitu berkumur dengan larutan madu 15% secara signifikan dapat meningkatkan pH saliva dari kondisi asam menuju netral atau basa, yang berdampak positif terhadap pencegahan demineralisasi enamel gigi dan karies. Kandungan fruktosa dan mineral alkali dalam madu berperan dalam meningkatkan sekresi saliva dan menetralkan lingkungan asam di rongga mulut. Oleh karena itu, larutan madu dapat direkomendasikan sebagai salah satu alternatif alami dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Pemberdayaan Guru Dalam Deteksi Dini Karies Gigi Molar dan Tindakan ART pada Anak Adam, Jeanne d’arc Zafera; Harapan, I Ketut; Tahulending, Anneke A.; Sumampouw, Oksfriani Jufri; Nelwan, Jeini Ester
Jurnal Medika: Medika Vol. 4 No. 4 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jtdqtd96

Abstract

Gigi molar pertama permanen (M1) merupakan gigi yang paling rentan terkena karies. Deteksi dini dan intervensi segera sangat krusial, terutama pada anak-anak. Guru, sebagai figur yang dekat dengan siswa, memiliki potensi strategis untuk berperan dalam surveilans kesehatan gigi di lingkungan sekolah, namun mereka memerlukan pelatihan dan pemberdayaan yang memadai. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mendeteksi dini karies pada gigi molar pertama permanen dan melaksanakan tindakan Atraumatic Restorative Treatment (ART) sebagai intervensi awal. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pelatihan partisipatif bagi guru-guru di Desa Basaan. Metode yang digunakan terdiri atas ceramah interaktif, demonstrasi langsung menggunakan model gigi, dan simulasi praktik deteksi karies serta aplikasi teknik ART. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan, serta observasi terhadap keterampilan praktik peserta. Terjadi peningkatan yang signifikan pada nilai rerata pengetahuan peserta, dari 55,2 (pre-test) menjadi 85,6 (post-test). Seluruh peserta (100%) mampu mendemonstrasikan langkah-langkah deteksi karies dan melakukan tindakan ART pada model gigi dengan teknik yang benar. Guru-guru menunjukkan antusiasme tinggi dan komitmen untuk menerapkan ilmu ini dalam pemantauan kesehatan gigi siswa di sekolah. Pelatihan ini terbukti efektif dalam memberdayakan guru sebagai kader kesehatan gigi sekolah. Program pemberdayaan serupa direkomendasikan untuk diterapkan secara berkelanjutan guna mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan karies gigi pada anak usia sekolah di daerah terpencil.