Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Respon Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L) Terhadap Pemupukan Pupuk Kandang Dan Pupuk Hijau Ngara, Ardan Panda; Killa, Yonce Melyanus; Kapoe, Suryani K.K.L
Sandalwood Journal Of Agribusiness And Agrotechnology Vol. 1 No. 2 (2023): Edisi November 2023 (SJAA)
Publisher : Prodi Agroteknologi dan Agribisnis - Universitas Kristen Wira Wacana Sumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58300/sjaa.v1i2.682

Abstract

Tanaman Jagung (Zea Mays L.) yaitu tanaman alternatif pangan pengganti padi yang mempunyai kandungan gizi dan karbohidrat yang tinggi. Jagung manis dalam peningkatan membutuhkan pupuk untuk memenuhi kebutuhan akan unsur haranya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk hijau terhadap pertumbuhan tanaman jagung manis. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 7 perlakuan dan 3 ulangan. P0 : Kontrol (Tanpa perlakuan); P1 : pupuk kandang 2,5 ton/ha (22,68 g/polibag); P2 : pupuk kandang 5 ton/ha (45,37 g/polibag); P3 : pupuk kandang 7,5 ton/ha (68,6 g/polibag); P4 : pupuk hijau 2,5 ton/ha (22,68 g/polibag); P5 : pupuk hijau 5 ton/ha (45,37 g/polibag); P6 : pupuk hijau 7,5 Ton/ha (68,6 g/polibag). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk terbaik yang mempengaruhi tinggi tanaman dan jumlah daun yaitu P6 (pupuk Hijau kerinyuh 7.5 Ton/ha) sedangkan pemberian pupuk yang menghasilkan diameter tongkol, panjang tongkol dan berat tongkol jagung terbaik yaitu P3 (pupuk kandang sapi 7.5 Ton/ha).
Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sorgum Lokal Watar Hammu Miting Walla: PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SORGUM LOKAL WATAR HAMMU MITING WALLA Yina, Aryo Umbu Lapu Rongga; Lewu, Lusia Danga; Kapoe, Suryani K.K.L
Sandalwood Journal Of Agribusiness And Agrotechnology Vol. 1 No. 2 (2023): Edisi November 2023 (SJAA)
Publisher : Prodi Agroteknologi dan Agribisnis - Universitas Kristen Wira Wacana Sumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58300/sjaa.v1i2.720

Abstract

Sorgum merupakan tanaman serelia penting selain jagung yang sampai saat ini masih diusahakan secara terbatas. Sumba Timur merupakan salah satu yang memiliki sorgum lokal, salah satunya watar hammu miting walla. Namun dalam praktek budidayanya, petani belum memperhatikan jarak tanam yang tepat sehingga sorgum lokal ini belum memberikan hasil yang optimal. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan pengaturan jarak tanam. Hasil penelitian diperoleh jarak tanam 25 cm x 25 cm memberikan hasil terbaik pada tinggi tanaman hingga pengukuran 8 MST dengan nilai 135,88, panjang daun daun 60,75. Pada diameter batang (14,81cm), berat biji /tanaman (31,25) diperoleh pada perlakuan 70cm x 50cm. Sedangkan untuk jumlah daun 9,50, berat/1000 biji 22,38 dan jumlah biji/malai 1.150,13 diperoleh pada perlakuan jarak tanam 50 cm x 25cm.
Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sorgum Lokal Watar Hammu Rara Tadda Nangkewa, Fredi Jamu; Lewu, Lusia Danga; Kapoe, Suryani K.K.L
Sandalwood Journal Of Agribusiness And Agrotechnology Vol. 1 No. 2 (2023): Edisi November 2023 (SJAA)
Publisher : Prodi Agroteknologi dan Agribisnis - Universitas Kristen Wira Wacana Sumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58300/sjaa.v1i2.723

Abstract

Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar dikembangkan di Indonesia karena mempunyai daerah adaptasi yang luas. Sorgum cukup toleran terhadap kekeringan, sehingga lahan yang kurang produktif atau lahan yang tidak bisa digarap dapat ditanami sorgum. Dari segi produksi, Indonesia masih tergolong kecil dibandingkan produksi sorgum di Amerikat Serikat, India dan beberapa negara lainnya. Pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi sorgum melalui perluasan lahan. Metode digunakan dalam penelitian ini yaitu rancangan acak lengkap (RAL) perlakukan menggunakan dosis kotoran sapi berbeda. Hasil dari penelitian diperoleh perlakuan 7 kg/petak memberikan hasil terbaik pada tinggi tanaman sampai dengan 8 MST dengan nilai 156,44 cm, perlakuan jumlah daun 10,13 helai, perlakuan berat 1000 biji 27,56 g, dan perlakuan berat per malai 28,75. Pupuk kandang sapi memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman diperoleh diperlakuan P3 25 ton/ha=5 kg/petak hingga pengukuran 8 MST dengan nilai 156,44 cm, pada perlakuan jumlah daun diperoleh perlakuan P3 25 ton/ha=5 kg/petak dan P4 35 ton/ha=7 kg/petak memberikan hasil pada jumlah daun hingga pengukuran 8 MST dengan nilai 10,13 helai, perlakuan berat 1000 biji perlakuan P4 35 ton/ha=7 kg/petak memberikan hasil pada berat 1000 biji dengan nilai 27,56 g dan berat per malai perlakuan P4 35 ton/ha=7 kg/petak memberikan hasil pada berat per malai dengan nilai 28,75 g.
Analisis Status Kesuburan Tanah Pada Lahan Pertanian Di Kelurahan Lambanapu Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur Mila, Sartini; Nganji, Marten Umbu; Lewu, Lusia Danga; Kapoe, Suryani K.K.L; Pari, Aris Umbu Hina; Taranau, Ospensius Kawawu
Sandalwood Journal Of Agribusiness And Agrotechnology Vol. 2 No. 1 (2024): Edisi Mei 2024 (SJAA)
Publisher : Prodi Agroteknologi dan Agribisnis - Universitas Kristen Wira Wacana Sumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58300/sjaa.v2i1.769

Abstract

Lambanapu Village is one of the villages that is a production center for horticultural and food crops. Paddy rice, corn, vegetable horticulture and fruit horticulture are common crops developed in Lambanapu Village. However, crop productivity has decreased due to erratic climatic conditions. In addition, another factor that determines the decline in crop productivity is the occurrence of flash floods and a decrease in soil quality. The availability of nutrients in the soil that are sufficient to support plant growth has a close relationship with the soil fertility of agricultural land. This study aims to determine the status of soil fertility on agricultural land in Lambanapu Village. The method used was survey method of soil sampling based on purposive sampling method. The results obtained on the content of P-available 9.26 - 23.09, K-available 37.34 - 50.17, base saturation 70.05 - 77.63, C-organic 1.65 - 1.94%, Cation Exchange Capacity 27.61 - 33.13. Based on the matching results of laboratory analysis with soil fertility status criteria, two soil fertility statuses were obtained in Lambanapu Village, namely low and medium soil fertility status. Low soil fertility status is at observation points T4,T5,T6,T7,T8,T9,T10, while medium soil fertility status is at observation points T1,T2,T3. Improvement efforts that can be done to improve soil fertility status on the research site is by adding organic matter to the soil in order to maintain and improve soil fertility.
Efektivitas Biopestisida Metarhizium Sp. Dalam Mengendalikan Belalang Kembara (Locusta migratoria minilensis Mayen) Maranda, Adelita Putri; Killa, Yonce Melyanus; Kapoe, Suryani K.K.L
Savana Cendana Vol 9 No 2 (2024): Savana Cendana (SC) - April 2024
Publisher : Fakultas Pertanian, Sains, dan Kesehatan, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/sc.v9i2.2366

Abstract

Locust pests are one of the most critical pests in almost every region of Indonesia. This pest phenomenon occurs because biological and environmental factors influence it. The significant use of chemical pesticides can cause environmental damage. One of the alternatives in controlling locust pests is using biopesticides Metharizium sp. This study aimed to determine the effectiveness of Metarhizium sp. biopesticides against locusts. The method used in the study was a complete randomized design (CRD), with four treatments, repeated four times to obtain 16 experimental units M0: Without biopesticide Metarhizium sp.; M1: biopesticide Metarhizium sp. 20 ml + 80 ml distilled water; M2: biopesticide Metarhizium sp. 40 ml + 60 ml distilled water; M3: biopesticide Metarhizium sp. 60 ml + 40 ml distilled water. The study results showed that Metarhizium biopesticide significantly affected mortality and feeding activity at a dose of 60 ml Metarhizium biopesticide liquid + 40 ml distilled water (M3). The observations on day three show that Metarhizium biopesticide can kill the locust pests by slowly beginning to paralyze the power of movement and the power of eating activity, causing the locust pests to experience death. Symptoms on the body of dead pests range from blackish, black hardened, and white spots. This shows that Metarhizium fungus with a dose of 60 ml is the most effective treatment in controlling locust pests.
Analisis Vegetasi Gulma Pada Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) Di Kelurahan Lambanapu Elu, Ambu; Lewu, Lusia Danga; Kapoe, Suryani K.K.L
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 8, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v8i1.10640

Abstract

Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman pangan serelia yang sangat mudah beradaptasi. Tanaman ini lebih tahan kekeringan bila dibandingkan dengan tanaman serelia lainnya serta dapat tumbuh hampir disemua jenis tanah dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit. Oleh karena itu, sorgum memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi salah satu tanaman alternatif guna memenuhi kebutuhan pangan, pakan, dan produk industri. Gulma merupakan salah satu OPT (organisme pengganggu tanaman) yang sering ditemui di lapangan yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui analisis vegetasi pada tanaman sorgum di Kelurahan Lambanapu. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2024. Pengambilan data menggunakan metode purposive sampling sebanyak 15 titik dengan ukuran plot 1x1 meter. Hasil penelitian diperoleh 30 jenis gulma dengan vegetasi gulma yang dinilai berdasarkan nilai penting yaitu gulma dengan nilai tertinggi adalah Digera Muricata L dengan nilai 40,86 dan gulma dengan nilai terendah adalah gulma Plumbago Zeylanica, Manihot Esculenta dan Jatropha Gossypifolia dengan nilai 1,75 sedangkan gulma dengan nilai SDR tertinggi adalah gulma Digera Muricata L dengan nilai 13,62 dan gulma yang paling rendah adalah Plumbago Zeylanica, Manihot Esculenta dan Jatropha Gossypifolia dengan nilai 0,58%
Analisis Vegetasi Gulma Pada Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) Di Kelurahan Lambanapu Elu, Ambu; Lewu, Lusia Danga; Kapoe, Suryani K.K.L
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 8, No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v8i1.11343

Abstract

Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman pangan serelia yang sangat mudah beradaptasi. Tanaman ini lebih tahan kekeringan bila dibandingkan dengan tanaman serelia lainnya serta dapat tumbuh hampir disemua jenis tanah dan relatif tahan terhadap hama dan penyakit. Oleh karena itu, sorgum memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi salah satu tanaman alternatif guna memenuhi kebutuhan pangan, pakan, dan produk industri. Gulma merupakan salah satu OPT (organisme pengganggu tanaman) yang sering ditemui di lapangan yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui analisis vegetasi pada tanaman sorgum di Kelurahan Lambanapu. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2024. Pengambilan data menggunakan metode purposive sampling sebanyak 15 titik dengan ukuran plot 1x1 meter. Hasil penelitian diperoleh 30 jenis gulma dengan vegetasi gulma yang dinilai berdasarkan nilai penting yaitu gulma dengan nilai tertinggi adalah Digera Muricata L dengan nilai 40,86 dan gulma dengan nilai terendah adalah gulma Plumbago Zeylanica, Manihot Esculenta dan  Jatropha Gossypifolia dengan nilai 1,75 sedangkan gulma dengan nilai SDR tertinggi adalah gulma Digera Muricata L dengan nilai 13,62 dan gulma yang paling rendah adalah Plumbago Zeylanica, Manihot Esculenta dan  Jatropha Gossypifolia dengan nilai 0,58%.