Pebriansyah, Taufik Pajar
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EFFECTIVENESS OF MEDIATION IN OUT-OF-COURT SETTLEMENT OF INHERITANCE DISPUTES Izzati, Nida Rafiqa; Arfa, M Fadhil Azzam; Pebriansyah, Taufik Pajar; Na’im, Arroyan; Asnawi, M. Natsir
ANAYASA : Journal of Legal Studies Vol. 2 No. 1 (2024): ANAYASA
Publisher : PT. Altin Riset Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61397/ays.v2i1.181

Abstract

This research discusses the effectiveness of mediation in settling inheritance disputes outside of the court. The objectives of this study are, firstly, to determine the effectiveness of mediation in resolving inheritance disputes outside of court; secondly, to assess whether conducting mediation outside of court is a viable solution in settling inheritance disputes; thirdly, to identify the factors that contribute to the success of mediation in resolving inheritance disputes outside of court. The research method employed in this discussion is library research, supplemented with analytical descriptive data analysis. Based on the research findings, mediation has proven its effectiveness in settling inheritance disputes outside of court. By expediting the resolution process, reducing costs, and enhancing the satisfaction of the involved parties, mediation presents an attractive alternative worthy of consideration as a solution in settling inheritance disputes through non-litigious means. Another evidence demonstrating the effectiveness of mediation conducted outside of court is its greater impact in maintaining positive relationships, as the outcome is not a win-lose decision, but rather a win-win situation where both parties equally win and willingly accept the agreed-upon settlement, in line with the principles of win-win solutions.
Optimalisasi Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan Kepenghuluan Dalam Meminimalisir Angka Perceraian Kusumo Hadi, Bagus; Tatarisanto, Opia; Putra, Adam Dewantara; Azizah, Asyifa Nur; Pebriansyah, Taufik Pajar
JURNAL USM LAW REVIEW Vol. 7 No. 3 (2024): DECEMBER
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/julr.v7i3.9335

Abstract

The purpose of this writing is to explain the factors that contribute to the ineffectiveness of the leadership of the Marriage Advisory, Development and Preservation Agency or commonly called BP4, by proposing or presenting immediate solutions to disputing married couples. BP4 Penghuluan's mission includes mediation as a means to prevent divorce. However, the effectiveness of its application in various regions in preventing divorce is still limited. This research method uses qualitative research with field research with critical analytical descriptive methods, then this composition uses a normative and empirical approach methodology sourced from direct experience in the field. This study discusses in depth the ways and methods used to deepen the concept of understanding public law to access advocacy services for the community, especially married couples. The results of this research indicate that the effectiveness of BP4 Kepenghuluan as advocacy assistance for married couples in various regions is currently disrupted in carrying out its functions due to various inhibiting factors so that it is not yet optimal. So the proposed settlement requires, among other things, that the regulation of Marriage Law Number 1 of 1974, especially Article 39 concerning Divorce, must be revitalized by Islamic law, namely First, this requirement requires the incorporation of taqshisul qadha, Second, reinterpretation, Third, new policies from the government. Fourth, improvements in supporting various aspects of BP4 in optimizing its role. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap ketidakefektifan kepemimpinan Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan atau biasa disebut BP4, dengan mengusulkan atau menghadirkan solusi segera kepada pihak pasangan suami istri yang bersengketa dan mengkaji serta mengeksplorasi potensi penyelesaian yang dapat meningkatkan efektivitas BP4 dalam kapasitasnya sebagai mediator dalam konteks pencegahan perceraian. Misi BP4 Kepenghuluan mencakup mediasi sebagai sarana untuk mencegah perceraian. Namun efektivitas penerapannya di berbagai daerah dalam mencegah perceraian masih terbatas. Metode penelitian ini dengan menggunakan penelitian kualitatif dengan penelitian lapangan (field research) dengan metode deskriptifanalitis kritis. Kajian ini secara mendalam membahas tentang cara dan metode yang digunakan untuk memperdalam konsep pemahaman hukum publik untuk mengakses layanan advokasi bagi masyarakat khususnya pasangan suami istri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas BP4 Kepenghuluan sebagai bantuan advokasi bagi pasangan suami istri diberbagai daerah saat ini dalam menjalankan fungsinya terganggu karena berbagai faktor penghambat seperti faktor internal seperti kekurangan personel dan mediator bersertifikat, serta faktor eksternal antara lain belum adanya peraturan pemerintah baik berupa undang-undang maupun peraturan, sehingga belum optimal dalam menjalankan tugasnya. Maka usulan penyelesaian tersebut antara lain mengharuskan pengaturan Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, khususnya Pasal 39 tentang Perceraian, harus dilakukan revitalisasi hukum islam yakni Pertama, Persyaratan ini mengharuskan penggabungan taqshisul qadha, Kedua, penafsiran ulang, Ketiga, kebijakan baru dari pemerintah. Keempat, Peningkatan dalam menunjang berbagai aspek di BP4 dalam mengoptimalkan perannya tersebut.
PENYERAHAN SELURUH HARTA KEPADA ANAK ANGKAT MELALUI HIBAH Pebriansyah, Taufik Pajar; Burhasan, Burhasan; Pane, Erina; Zuhraini, Zuhraini
Audi Et AP : Jurnal Penelitian Hukum Vol 4, No 02 (2025): Audi Et AP : Jurnal Penelitian Hukum
Publisher : Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24967/jaeap.v4i02.3947

Abstract

Hibah adalah salah satu di antara aspek hukum perdata yang sering mendapat perhatian di tengah masyarakat Indonesia. Permasalahan hibah masih marak menimbulkan perselisihan di masyarakat, hibah juga menjadi media pendistribusian harta, namun hibah tidak boleh dilakukan terhadap seluruh harta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang memakai metode penelitian bersifat alamiah demi mempelajari objek. Metode penelitian ini memakai sistem wawancara guna menggali dan mengetahui sikap, pemikiran, dan kepribadian seseorang atau segelintir orang. Temuan penelitian ini mengungkapkan bahwa pemberian hibah seluruh harta pada anak angkat dilatarbelakangi karena tidak memiliki ahli waris lain yang ada hak menerima warisan, serta dilihat dari sudut pandang hukum Islam, maka kedudukan hukum hibah seluruh harta kepada anak angkat tidak sinkron dengan norma hukum Islam. Hukum Islam hanya mengakui jumlah maksimal dari harta yang boleh dihibahkan ialah lebih kecil atau sama dengan 1/3 harta. Hal ini sebagaimana ditetapkan dalam hadis riwayat Muslim dari Amir bin Sa'd, bahwa Rasulullah menetapkan wasiat 1/3 harta sudah cukup dan bahkan jumlah tersebut sudah banyak. Menurut hadis ini juga dalam perspektif maslahah mursalah hibah seluruh harta kepada anak angkat dan mengabaikan kewenangan ahli waris belum seutuhnya bermanfaat atau maslahat bagi orang banyak.