Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

The Meaning of Makar in the Qur’an: A Comparative Study of Hamka’s Interpretation in Tafsir al-Azhar and Sayyid Qutb in Tafsir fi Zhilal al-Qur'an Rozan Nabil, Fatih; Firdausi Nur Romadlon, Arif; Wirastho, Edy
Al-Shamela : Journal of Quranic and Hadith Studies Vol. 2 No. 2 (2024): Al-Shamela : Journal of Quranic and Hadith Studies
Publisher : CV. Doki Course and Training

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61994/alshamela.v2i2.656

Abstract

Crime and violence are frequently and easily encountered in the news and everyday life. The Qur'an itself strictly regulates the punishment for people who commit crimes, but it is still difficult to prevent crime as a whole. This study aims to find out clearly the nature of treason and how to overcome it according to Tafsir al-Azhar and Tafsir fi Zhilal al-Qur'an. The formulation of this research problem is how the interpretation of treason verses, forms of treason, and how to overcome it in the perspective of Tafsir al-Azhar and Tafsir fi Zhilal al-Qur'an? This research uses qualitative methods, library research and data analysis techniques in the form of descriptive-analytical with muqarrin (comparative) interpretation approach. Thus, this study concludes that the interpretation of the treason verses has some similarities and differences according to Tafsir al-Azhar and Tafsir fi Zhilal al-Qur'an. Both agree that treason is a form of typology. Both agree that treason is a form of deceit or strategy carried out by humans and contrary to the teachings or will of Allah. While the difference, Tafsir al-Azhar focuses on the treason committed after the disaster befalls, without mentioning the specific form of the deception. While Tafsir fi Zhilal al-Qur'an views treason as an attempt to oppose and obstruct the spread of Islamic teachings, by mentioning specific forms such as propaganda and lies.
Penafsiran Ayat Tentang Bullying Dalam Al-Qur’an: (Studi Komparasi Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Misbah) Murtadho, Azam Jabir; Arif Firdausi N.R; Wirastho, Edy
El-Wasathy: Journal of Islamic Studies Vol 2 No 1 (2024): El-Wasathy: Journal of Islamic Studies
Publisher : Lembaga Swadaya Masyarakat Asosiasi Masyarakat Madani Indonesia (AMMI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61693/elwasathy.vol21.2024.182-196

Abstract

Manusia sebagai makhluk sosial sering terlibat dalam interaksi yang berpotensi pada perilaku buruk seperti bullying, yang merupakan penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan terhadap individu atau kelompok lain. Meskipun istilah bullying tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an, berbagai bentuknya tercermin dalam istilah-istilah seperti istihza’, sukhriyyah, lamz, az-zulm, dan at-tanabuz. Penelitian ini membahas perbandingan penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an terkait bullying dalam Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka dan Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bersifat kepustakaan (Library research), dengan metode muqarin (komparatif). Penelitian ini fokus pada penafsiran QS. Al-Hujurat: 11, Al-Humazah: 1, Al-Anbiya’: 41, dan At-Taubah: 38 dalam kedua tafsir tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik Tafsir Al-Azhar maupun Tafsir Al-Misbah sepakat sepakat bahwa tindakan bullying dalam bentuk apapun adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah. Namun, terdapat perbedaan utama terletak pada penafsiran kata lumazah di QS. Al-Humazah: 1, dimana Buya Hamka menafsirkannya sebagai tindakan mencela perbuatan baik orang lain tanpa memperhatikan kekurangan diri sendiri, sementara Quraish Shihab menafsirkannya sebagai ejekan yang mengundang tawa dengan isyarat mata atau tangan disertai bisikan, baik di depan maupun di belakang orang yang diejek.
Perilaku Homoseksual dalam Perspektif Tafsir Al-Azhar: Studi Analisis Kisah Nabi Luth Wirastho, Edy; Mukaromah, Robiatul
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 3 No. 2 (2019): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v3i2.70

Abstract

Pada saat ini telah terjadi maraknya perilaku homoseksual di masyarakat. Beberapa kalangan telah mengaitkan perbuatan tersebut dengan perbuatan kaum Nabi Luth. Salah satu penyebab maraknya perkembangan kaum homoseksual di masyarakat adalah ketidakpedulian masyarakat terhadap perilaku ini. Secara umum Islam melarang perbuatan tersebut. Namun, dalam empat tahun terakhir, muncul beberapa penelitian yang menganggap bahwa homoseksual adalah kodrati, sesuatu yang sifatnya “given” atau dalam bahasa fikih disebut sunnatullah, yang mana tidak ada hubungannya dengan Nabi Luth. Penelitian ini fokus pada telaah ayat-ayat tentang kisah Nabi Luth dalam tafsir Al-Azhar, karya seorang ulama nusantara, Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan nama Hamka, dan perilaku homoseksual dalam penafsiran ayat-ayat tersebut. Kajian ini merupakan kajian kepustakaan, dengan metode penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ajaran Nabi Luth sebagaimana tersampaikan dalam Al-Qur`an terkait dengan Tauhid dan Syari’at. Kaum Nabi Luth menentang ajaran Tauhid yang ia ajarkan. Homoseksual merupakan salah satu dari penyimpangan dan pengingkaran kaum Sodom terhadap risalah yang dibawa Nabi Luth. Homoseksual merupakan penyimpangan seksual yang paling menonjol. Kisah Nabi Luth yang disebutkan di dalam Al-Qur’an dapat disimpulkan, meskipun tidak dijelaskan secara rinci isi ajarannya.
Implementasi Jilbab dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab Ayat 59: Studi Komparatif Kitab Tafsir Fi Zhilalil Qur'an dan Kitab Tafsir Al-Misbah Wirastho, Edy; An-Nabilah, Amatullah
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 5 No. 1 (2021): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v5i1.52

Abstract

Seiring dengan perkembangan zaman, pemahaman terhadap Al-Qur’an pun semakin berkembang diantaranya pemahaman tentang jilbab yang sempat menjadi perdebatan yang sangat kuat sehingga menimbulkan kerancuan pemahaman di antara masyarakat khususnya di Indonesia dengan munculnya pernyataan dari salah satu mufasir Indonesia, yaitu Muhammad Quraish Shihab bahwa kewajiban jilbab bagi wanita muslim merupakan ranah ikhtilaf, yang secara tersirat menyatakan bahwa jilbab bagi wanita muslimah tidaklah wajib. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna serta perbedaan dan persamaan penafsiran implementasi jilbab dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 59 berdasarkan Tafsir Fi Dzilalil Qur’an dan Tafsir Al-Mishbah. Jenis penelitian ini adalah kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur, baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu. Sumber primer yang digunakan ialah Tafsir Fi Dzilalil Qur’an karya Sayyid Quthb dan Tafsir Al-Mishbah karya M. Quraish Shihab. Metode yang digunakan ialah Deskriptif Analisis, yakni penelitian yang mengutamakan pengamatan suatu gejala, peristiwa, dan kondisi aktual di masa sekarang untuk kemudian hasil penelitian akan diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan menggunakan metode muqarin (perbandingan), yaitu menafsirkan teks-teks ayat Al-Qur’an atau surat tertentu dengan cara membandingkan ayat dengan ayat, ayat dengan hadits, atau ayat dengan pendapat para ulama tafsir dari segi perbedaan dan persamaan. Jilbab dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 59 adalah bentuk perintah Allah Swt. melalui Nabinya agar supaya istri-istri beliau, anak-anak beliau, serta wanita-wanita mukminin agar menutupi tubuhnya, kepalanya, dan belahan baju yang terletak di dadanya, dengan jilbab yang menyelimutinya agar supaya terhindar dari sebab-sebab pelecehan dan sebagai pengukuhan penghormatan atas wanita muslimah. Dan anggota tubuh yang harus ditutupi ialah seputar kepala hingga tubuh wanita muslimah dengan membiarkannya menjulur sehingga menutupi wajah dan dadanya pula
Israiliyyat dalam Penafsiran Surat Shad: Kajian Kitab Tafsir Al-Azhar Karya Buya Hamka Wirastho, Edy; Syaputra, Shofly Hamka
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 6 No. 2 (2022): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v6i2.132

Abstract

Al-Qur'an menyampaikan kisah-kisah sejarah umat manusia yang di dalamnya mengandung nasehat serta pelajaran. Kajian atas kisah dalam Al-Qur`an telah dilakukan dari masa salaf hingga saat ini. Dalam perkembangannya kajian terhadap kisah di dalam Al-Qur`an seringkali dikaitkan dengan kisah-kisah yang ada dalam Taurat dan Injil. Kajian ini dikenal dengan istilah israiliyyat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kisah Israiliyat yang ada dalam Tafsir al-Azhar karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka), khususnya pada Surat Shad serta mengetahui tanggapan Hamka terhadap kisah-kisah tersebut serta memahami ibrah yang dapat dipetik dari kisah-kisah yang dibahas di dalamnya. Penelitian ini merupakan studi pustaka (library research) dengan pendekatan kajian tematik (maudhu`i). Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa dalam penafsiran surat Shad pada kitab Tafsir Al-Azhar terdapat kisah israiliyyat seperti kisah datangnya dua malaikat untuk memberi peringatan kepada Dawud karena ingin mengambil istri prajuritnya. Sujudnya Dawud selama 40 tahun sambil menangis karena penyesalan. Ada juga kisah Sulaiman yang lalai beribadah karena asik dengan kuda-kudanya. Sulaiman yang memerintahkan matahari untuk kembali sore. Diambil alihnya kerajaan Sulaiman oleh setan yang menyerupai Sulaiman. Kemudian tentang iblis yang turun dari langit ke tujuh untuk menggoda Ayyub. Serta negosiasi antara iblis yang menyamar menjadi tuhan dengan istri Ayyub. Pada penafsiran tersebut telah dibantah oleh Hamka, baik dengan pendapatnya sendiri maupun menukil pendapat ahli tafsir lainnya. Dari kisah-kisah tersebut dapat kita ambil beberapa ibrah seperti pelajaran tentang kepemimpinan Nabi Dawud, wujud Syukurnya Nabi Sulaiman serta kesabaran Nabi Ayyub yang bisa kita jadikan tauladan untuk kehidupan kita saat ini.
Konsep Kemanusiaan dalam Pandangan Islam Wirastho, Edy
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 1 No. 1 (2017): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v1i1.50

Abstract

Kemanusiaan adalah salah satu isu penting di dalam pembahasan masalah kehidupan kontemporer. Prinsip persamaan dan kemerdekaan sebagai manusia dijadikan alasan pembenaran bahwa semua manusia mempunyai kedudukan yang sama sehingga bebas menentukan sikap dan pilihan hidupnya. Makalah ini berusaha untuk mengetahui pandangan Islam terhadap kemanusiaan dan konsep kemanusiaan yang diusung dalam piagam hak asasi manusia (universal Declaration of human right). Metode yang digunakan dengan pendekatan kualitatif, tepatnya library research. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada konsep kemanusiaan yang diusung barat berbeda dengan pandangan hidup Islam yang cenderung semaunya sendiri. Sedangkan konsep Islam yang dilandasi dibatasi dan diatur oleh wahyu.
Penafsiran Ayat-ayat Pluralisme Agama: Studi Komparasi Adian Husaini dan Gamal Al-Banna Wirastho, Edy; Mas, Anya Khairunnisa
Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Vol. 6 No. 1 (2022): Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Isy Karima Karanganyar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58438/alkarima.v6i1.114

Abstract

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keberagaman. Keberagaman yang ada bisa memunculkan toleransi yang baik, tetapi bisa juga menimbulkan permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep pemikiran Adian dan Gamal terhadap ayat-ayat pluralisme, serta perbedaan dan persamaan pemaknaan kedua tokoh terhadap pluralitas agama. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan pendekatan deskriptif komparatif. Sumber data primernya adalah ayat-ayat bertema pluralisme agama, buku karya Adian Husaini yang berjudul Islam Liberal, Pluralisme Agama, & Diabolisme Intelektual dan buku karya Gamal al-Banna dengan judul Pluralitas dalam Masyarakat. Hasil analisa pemikiran kedua tokoh dilakukan dengan menganalisa sumber-sumber keaslian penafsiran
Concepts and Methods of Story telling Al-Qur'an Stories for Early Childhood: A Study of the Book of Kisah Kota-Kota Dalam al-Qur’an by Rani Yulianty Teza, Ahmad; Sulthoni, Akhmad; Wirastho, Edy
JIA (Jurnal Ilmu Agama) Vol 25 No 2 (2024): Jurnal Ilmu Agama : Mengkaji Doktrin, Pemikiran, dan Fenomena Agama
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/jia.v25i2.24309

Abstract

The world of children is always close to the world of stories. However, it is unfortunate that today the stories that are very close to children are imaginative stories so that children are more familiar with the characters of fictional characters compared to the characters and cities that they should really know. Stories in the Qur'an should always be presented to children in a style and presentation that suits them. One of the efforts that have been made is the book Tales of Cities in the Qur'an by Rani Yulianty. This study was conducted using library research method by taking samples from 12 city stories contained in the book. This research focuses on the method of storytelling in the book and its advantages and disadvantages. This research reveals something new in the delivery of stories for early childhood, especially in terms of the story of the cities in the Qur'an. The results of this study indicate that the method of delivering the story of the Cities in the Qur'an by Rani Yulianty uses visualization, pictures, ornaments, and comic methods. The advantages of this book use light language so that it is easy to understand for children, has good visualization by displaying the location and description of the city and many interesting games for children. This book is lacking in terms of not including important lessons or taking conclusions at the end of each city story presented, the author is more likely to convey it in general on the last page of the book.
Implementation of Al-Qur'an Values on Bees and Honey by Trigona Itama Bee Farmers: A Living Qur'an Study in Palangka Raya Putriani, Harin; Romadlon, Arif Firdausi Nur; Wirastho, Edy; Nisrun Latifah
Jurnal test Vol 4 No 2 (2025): AL-Fahmu: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58363/alfahmu.v4i2.391

Abstract

This study aims to describe the understanding and implementation of the Qur'anic verses about bees and honey, specifically Surah An-Nahl verses 68–69, by Trigona Itama beekeepers in Sei Gohong Village, Palangka Raya. This research employs a qualitative descriptive method, with data collection techniques including direct observation, interviews, and field documentation. The results show that the beekeepers understand and implement the Qur'anic verses about bees and honey as a guide for their beekeeping activities, not merely as religious knowledge. They apply this understanding by constructing beehives, selecting locations that support the ecosystem, providing natural food sources, harvesting honey properly, and sharing knowledge with the community. This study contributes new insights to the field of Living Qur'an studies, particularly on how the Qur'anic verses about nature can be applied in real-life practices. It is hoped that these findings can inspire the development of similar initiatives in other regions and open opportunities for further research on the application of Qur'anic verses in community life.
Konsep Al-Birr Menurut Tafsir An-Nur Karya Hasbi Ash-Shiddieqy Nugraha, Aliffian Cahya; Amrulloh, Muhamad; Wirastho, Edy
Hamalatul Qur'an : Jurnal Ilmu Ilmu Alqur'an Vol. 5 No. 1 (2024): June 2024
Publisher : Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Jogoroto Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/hq.v5i1.106

Abstract

This research examines the concept of al-Birr according to Tafsir An-Nur by Hasbi Ash-Shiddieqy and its implementation in contemporary life. The Qur'an describes humans as creatures created with the best forms and abilities, and in their social interactions, humans are ordered to help each other in virtue and piety as stated in Surah Al-Maidah verse 2. This research uses a descriptive qualitative method with a literature approach, where the main data comes from Tafsir An-Nur and other supporting sources from books, journals, and related documents. The results show that al-Birr in Hasbi Ash-Shiddieqy's view includes two main aspects: aspects of faith and belief, as well as aspects of charity and deeds. The aspect of faith includes belief in Allah, the last day, angels, books, and prophets, while the aspect of charity includes the implementation of worship such as prayer and zakat, as well as social virtues such as providing assistance to the needy and being kind to others. The implementation of the concept of al-Birr in modern life emphasises the consistency of faith, the implementation of worship with solemnity, and sincere intentions in charity. True virtue according to the Qur'an and Hasbi Ash-Shiddieqy's interpretation is done without seeking popularity or human praise. This research reveals that the relevance of al-Birr in today's life is as a practical guide to living a better and meaningful life, and avoiding phenomena that eliminate the values of piety such as riya' and showing off.