Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Ruruhi (Syzygium polycephalum Merr.) : Tinjauan Biologi, Fitokimia dan Aktivitas Farmakologi Feriadi, Eva; Pratiwi, Ines Septiani; Azis, Muhammad Israwan
Lansau: Jurnal Ilmu Kefarmasian Vol. 2 No. 1 (2024): Lansau: Edisi April 2024
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/lansau.v2i1.24

Abstract

Ruruhi (Syzygium polycephalum) merupakan tumbuhan asli wilayah malesia barat dan tengah, termasuk Indonesia. S. polycephalum banyak dijumpai di beberapa wilayah seperti Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, digunakan secara turun temurun sebagai pengobatan tradisional beberapa penyakit seperti disentri, hipertensi, antikolesterol, luka dan gatal pada kulit. Artikel review ini bertujuan membahas secara menyeluruh mengenai tumbuhan S. polycephalum meliputi kajian biologi (taksonomi, habitat, penyebaran, morfologi), penggunaan tradisional, kandungan fitokimia hingga aktivitas farmakologinya berdasarkan hasil studi literatur dari beberapa hasil penelitian. Berdasarkan kajian yang dilakukan pada tumbuhan S. polycephalum menunjukkan keberadaan golongan metabolit sekunder dan berbagai senyawa yang telah berhasil teridentifikasi pada beberapa bagian tumbuhan S. polycephalum seperti pada daunnya mengandung senyawa β-sitosterol, asam oleanolat, asam ursolat, skualen, metil 3-etilpropanoat dan asam heksadekanoat metil ester yang berperan dalam menghambat pertumbuhan sel kanker, antibakteri dan antijamur. Pada kulit batangnya teridentifikasi senyawa asam 3,4,3’-tri-O-metilelagat dan asam galat yang berperan sebagai antioksidan. Bagian buah S. polycephalum  mengandung senyawa 1,5-dimethylcitrate dan trimethyl citrate, sedangkan pada bijinya terdapat senyawa methyl ester gallic acid. Berdasarkan hasil temuan tersebut, tumbuhan S. polycephalum mengandung senyawa-senyawa dominan yang berperan penting dalam beberapa aktivitas farmakologi sehingga sangat berpotensi untuk terus ditelusuri dan dikembangkan menjadi salah satu kandidat pilihan pengobatan berbasis bahan alam di masa mendatang.
Sosialisasi DAGUSIBU Obat Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan Masyarakat di Kecamatan Kolaka, Kabupaten Kolaka : Socialization of DAGUSIBU Medicine as an Effort to Increase Community Knowledge in Kolaka Sub-district, Kolaka Regency Kamaruddin, Harni Sartika; Pratiwi, Ines Septiani; Azis, Muhammad Israwan; Sabandar, Carla Wulandari; Wahyuningrum, Retno; Dwidayati, Ari; Feriadi, Eva; Yunita, Alfiranty; Syahruddin, Muh.
Jurnal Abdi dan Dedikasi kepada Masyarakat Indonesia Vol. 3 No. 1 (2025): NADIKAMI: Januari 2025
Publisher : POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan obat yang tidak rasional merupakan salah satu masalah dalam dunia kesehatan yang terus menerus meningkat setiap tahunnya. Penggunaan obat yang tidak rasional tidak hanya akan mengakibatkan permasalahan kesehatan bagi individu pengguna tetapi juga permasalahan ekonomi. Banyaknya masalah dalam penggunaan obat di masyarakat membuat Ikatan Apoteker Indonesia untuk memprakarsai Gerakan Keluarga Sadar Obat, dimana salah satu programnya adalah DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang) obat dengan baik dan benar. Program ini diharapkan mampu menyentuh hingga ke lapisan masyarakat terkecil, dalam hal ini rumah tangga. Anggota utama rumah tangga yang sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas kesehatan adalah ibu, karena secara tidak langsung seorang ibu juga akan turut mengelola obat di dalam rumah tangganya. Organisasi masyarakat yang biasanya diikuti oleh para ibu khususnya para istri PNS adalah organisasi Dharma Wanita Persatuan (DWP), dimana organisasi ini tidak hanya melindungi dan memberdayakan, tetapi juga turut serta dalam memberikan solusi permasalahan yang dihadapi oleh anggotanya. Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi berupa pemberian materi dan leaflet mengenai DAGUSIBU kepada ibu-ibu anggota DWP Universitas Sembilanbelas November Kolaka guna meningkatkan pemahaman mengenai penggunaan obat yang rasional dan mencegah terjadinya drug related problem.
FORMULASI SIRUP DEKOKTA KERANG TUDE BOMBANG (Atactodea striata) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR ALAMI Ashar, Muhammad; Pratiwi, Ines Septiani; Pratama, Andri Anugrah; Feriadi, Eva
Jurnal Buana Farma Vol. 5 No. 3 (2025): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v5i3.1477

Abstract

The Tude Bombang clam (Atactodea striata) is a potential hepatoprotective agent due to its bioactive protein content and low fat levels, which contribute to liver protection through antioxidant activity, hepatocellular repair, and prevention of lipid accumulation in liver cells. This study aimed to formulate a decoction syrup of Tude Bombang clam and evaluate its hepatoprotective effects against paracetamol-induced hepatotoxicity in mice, as well as assess its organoleptic properties, homogeneity, and pH. The results showed that SGOT and SGPT levels in the normal control group remained stable (SGOT: 17.7–17.2 U/L; SGPT: 7.5–7.2 U/L), whereas the negative control group exhibited persistent elevations (SGOT: 374.7–373 U/L; SGPT: 97.2–95.6 U/L), confirming liver damage. The positive control (curcumin) reduced SGOT to 220.3 U/L and SGPT to 102.4 U/L. The Tude Bombang clam syrup demonstrated dose-dependent hepatoprotective effects, with the 60% concentration producing the most significant reductions in SGOT (350.9 to 288.9 U/L) and SGPT (96 to 73.6 U/L), indicating its ability to stabilize liver enzymes and mitigate hepatocellular injury. Organoleptic evaluation revealed acceptable sensory characteristics, homogeneity testing confirmed uniform dispersion without sedimentation, and the pH values (7.02–7.20) fell within the neutral range recommended for oral syrups. Overall, the Tude Bombang clam syrup exhibited favorable physical properties and hepatoprotective potential through its bioactive protein content and low fat levels, making it a promising candidate for functional hepatoprotective formulations.