Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Inventarisasi dan Penanaman Bibit Tanaman Obat Bagi Masyarakat di Kelurahan Mangolo, Kabupaten Kolaka Carla Sabandar; Muh. Syahruddin; Rina Rembah; Harni Sartika Kamaruddin; Retno Wahyuningrum; Evodius Nasus; Abdul Gani Baeda; Rizki Kumalasari; Megawati Megawati; Muhamad Jalil Baari; Ica Aprilia Seleng; Khafidzah Yusuf; Muh. Ansar Azali; Muhammad Rayzhal Faturahman; Nun Ainun Arap; Nur Afifa; Nurliana Nurliana; Rezkiya Nur Insani; Rina Hardianti Pratiwi; Sri Gita Handayani; Susianti Susianti; Wahyuni Hakim; Yayang Rahmadani
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Mandala pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1238.09 KB) | DOI: 10.35311/jmpm.v3i2.78

Abstract

Pemanfaatan tanaman obat secara tradisional oleh masyarakat Kolaka telah berlangsung selama turun-temurun. Namun, hingga saat ini upaya pembinaan asuhan mandiri pemanfaatan taman obat keluarga masih belum giat dilakukan. Sebagai langkah awal program pembinaan, pengabdian ini bertujuan untuk melakukan inventarisasi tanaman obat dan penanaman bibit tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat di Kelurahan Mangolo yang secara geografis merupakan wilayah taman wisata alam Kolaka. Kegiatan yang dilakukan meliputi survei potensi wilayah, identifikasi permasalahan, koordinasi dan perizinan, inventarisasi tanaman obat, pelatihan pembuatan pupuk alami, perbanyakan bibit dan pemeliharaan tanaman obat, penanaman bibit secara serentak, monitoring, dan evaluasi kegiatan. Kegiatan pengabdian menghasilkan inventarisasi tanaman obat sebanyak 49 tanaman dan penanaman bibit tanaman obat sebanyak 297 bibit oleh masyarakat Kelurahan Mangolo. Melalui kegiatan ini, masyarakat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan berkelanjutan sebagai wujud kesadaran terhadap kesehatan bagi diri sendiri dan keluarga.
Chemical Constituents and Antioxidant Activity of Melothria scabra Naudin Fruits Harni Sartika Kamaruddin; Megawati Megawati; Nurliana Nurliana; Carla Wulandari Sabandar
Borneo Journal of Pharmacy Vol. 4 No. 4 (2021): Borneo Journal of Pharmacy
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjop.v4i4.2890

Abstract

The fruit of Melothria scabra Naudin is traditionally used by natives of South East Sulawesi and has economic values in the local markets. Nonetheless, little scientific information was gained from this plant to support its development for nutraceutical and pharmaceutical aspects. This study aimed to investigate the phytochemicals contained in the ethanol extract and organic fractions (methanol, ethyl acetate, and hexane) of the fruits using specific reagents and an LC-MS/MS analysis, as well as to evaluate their total phenolics, total flavonoids, and DPPH radical scavenging activity using a dot-blot staining and spectrophotometric assays. Results showed that the fruits of M. scabra contained alkaloids, tannins, flavonoids, terpenoids, and saponins. Six compounds were successfully identified from the ethanol extract of the fruits for the first time that is D-1-[(3-carboxypropyl)amino]-1-deoxyfructose (1), fructose-C3H5NO (2), valine (3), 1β, 3α, 9β-trihydroxyeudesma-5,11(13)-dien-12-oic acid (4), Cucurbitacin B-2-O-α-L-rhamnopyranosyl-β-D-glucopyranoside (5), and 2-heptyl-3-hydroxy-4(H)-quinolone (6). Total phenolics in the extract and organic fractions were in the range of 54.2 ± 2.4 to 259.1 ± 8.4 mg GAE/g, while total flavonoids were in the range of 1.6 ± 0.2 to 22.4 ± 0.2 mg QE/g. The ethanol extract and its organic fractions (methanol and ethyl acetate) were potent radical scavengers with SC50 values ranging from 20.7 to 37.5 µg/mL when compared with ascorbic acid, gallic acid, and quercetin (SC50 of 2.8 to 9.4 µg/mL). This study concludes that M. scabra fruits could be developed as a source of natural antioxidant agents for nutraceuticals and pharmaceuticals purposes.
Tentative Identification of Compounds, Antioxidant, and Antimicrobial Activity of the Edible Part of Benincasa hispida L. fruit (Cucurbitaceae) Carla Wulandari Sabandar; Harni Sartika Kamaruddin; Reskiya Nur Insani; Rana Triana Amin; Zulkifli Zulkifli; Tien Tien
Borneo Journal of Pharmacy Vol. 6 No. 2 (2023): Borneo Journal of Pharmacy
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjop.v6i2.4350

Abstract

The edible part of Benicasa hispida (Thunb.) Cogn. fruit is traditionally used in Southeast Sulawesi to treat high blood pressure, typhoid fever, and body cooling. The present study evaluated the chemical compounds present in the 80% ethanol of the edible part of the plant using phytochemical screening and an LC-MS analysis, antioxidant activity based on assays on total phenolics content (TPC), total flavonoids content (TFC), and DPPH, and antimicrobial activity towards Salmonella typhi, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, and Candida albicans. Phytochemical screening revealed the presence of tannins, flavonoids, terpenoids, steroids, and saponins in the extract. As many as eighteen compounds (1-18) were tentatively identified in the extract, including sugars, a simple phenolic, a tricarboxylic acid, a peptide, flavonoids, quinic acid derivatives, phytosterols, triterpenoids, and saponins. The extract exhibited remarkable antioxidant activity with an SC50 value of 23.4 µg/mL, although its TPC (1.1±0.1 mg GAE/g extract) and TFC (1.0±0.1 mg QE/g extract) values were considered in low amounts. The extract was found inactive to inhibit the microbial growths of all tested microbes. However, raffinose (3) present in the extract might be beneficial as a prebiotic to promote a healthy human gut. The study concludes that the 80% ethanol extract of the edible part of B. hispida fruit could be used to develop natural antioxidant agents and nutraceuticals.
Determination of Polyphenol Content in Sawo Fruit (Manilkara zapota) Based on Geographical Location Harni Sartika Kamaruddin; Angriani Angriani; Carla Wulandari Sabandar
Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry Vol. 5 No. 3 (2021): J. Trop. Pharm. Chem.
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia, 75117, Gedung Administrasi Fakultas Farmasi Jl. Penajam, Kampus UNMUL Gunung Kelua, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jtpc.v5i3.300

Abstract

Background: Sawo fruit (Manilkara zapota (L.) P.Royen) is rich in antioxidant compounds like polyphenols, and has long been used to treat diarrhea and thypoid by natives of Toari and Langori villages of Kolaka district of Southeast Sulawesi Province. Both villages located at different geographical location according to their altitudes from the sea level. The polyphenols content of sawo fruit from these villages that has a correlation with its antioxidant activity has yet investigated and thus need more research. Objective: This study was aimed to determine the content of polyphenols in sawo fruit based on geographical growth difference, that are Toari and Langori villages. Material and Methods: The fruits were collected from two locations of the Kolaka district that are Langori and Toari villages. The polyphenols content in the methanol extract of Sawo fruit was determined qualitatively using FeCl3 and quantitatively using the Folin-Ciocalteu reagent measured by UV-Visible spectrophotometry. Gallic acid was used as the standard polyphenol of the assay. Results: The polyphenols content of sawo fruit from Langori found to be 1.48113 mg/g, while fruits from Toari contained 1.55747 mg/g of polyphenolics. Conclusion: The study showed that there was an influence of the geographical growth on the content of polyphenolics of sawo fruits.
Pemberdayaan Masyarakat melalui Edukasi dan Pendampingan Pembuatan Jamu Herbal di Desa Popalia Kecamatan Tanggetada Harni Sartika Kamaruddin; Carla Wulandari Sabandar; Grace Tedy Tulak; Marwan Marwan; Amira Amira; Muh Manna Salwan; Vicky Amalia; Magfirah Magfirah
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 11 (2024): Volume 7 No 11 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i11.15290

Abstract

ABSTRAK Kegiatan edukasi dan pendampingan pembuatan jamu herbal melibatkan 38 peserta yang diikuti mayoritas kaum ibu dan kalangan remaja yang dilaksanakan di Desa Popalia Kecamatan Tanggetada. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan masyarakat Desa Popalia agar dapat memproduksi jamu herbal secara mandiri dan inovatif. Jamu herbal yang diproduksi dapat dinikmati di kalangan keluarga dan dipasarkan di masyarakat luas. Luaran kegiatan edukasi dan pendampingan pembuatan jamu yaitu memberikan solusi pengetahuan pembuatan jamu dengan memanfaatkan tanaman rempah lokal dan keterampilan dalam pembuatan produk jamu herbal sehingga menjadi lapangan pekerjaan untuk peningkatan pendapatan masyarakat. Selain itu, masyarakat diharapkan memahami khasiat dan manfaat yang terkandung dalam jamu herbal dalam menjaga kesehatan dan peningkatan daya tahan tubuh. Kegiatan edukasi dan pendampingan pembuatan jamu dilaksanakan dengan metode ceramah dan diskusi, sementara itu kegiatan pendampingan pembuatan jamu dilakukan dengan metode praktik langsung. Melalui kegiatan pengabdian ini, masyarakat Desa Popalia memperoleh pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam pengolahan dan pembuatan jamu sebagai upaya pemanfaatan tanaman rempah lokal. Kata Kunci: Edukasi, Pemberdayaan Masyarakat, Rempah, Jamu  ABSTRACT Educational activitity and assistance of the making of herbal jamu which is involved 38 participants of mothers and adolescents was held in Popalia Village of Tanggetada District. The purpose of this activity was to increase the knowledge, abilities, and skills of the people of Popalia Village so that they can produce herbal jamu independently and innovatively. So that the herbal medicine produced can be enjoyed among families and marketed in the wider community. The output of educational activities and assistance in making herbal medicine is to provide solutions for the knowledge of making herbal medicine by utilizing local spices and skills in the manufacture of herbal medicinal products so that they become jobs to increase people's income. Besides, the public is expected to understand the properties and benefits contained in herbal medicine in maintaining health and increasing endurance. Educational activities and assistance in making herbal medicine are carried out using the lecture and discussion method, while the accompanying activities for making herbal medicine are carried out using the direct practice method. The result of this service activity is the knowledge, ability, and skills in processing and making herbal medicine by the people of Popalia Village. Keywords: Education, Community Empowerment, Spices, Jamu
Sosialisasi DAGUSIBU Obat Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan Masyarakat di Kecamatan Kolaka, Kabupaten Kolaka : Socialization of DAGUSIBU Medicine as an Effort to Increase Community Knowledge in Kolaka Sub-district, Kolaka Regency Kamaruddin, Harni Sartika; Pratiwi, Ines Septiani; Azis, Muhammad Israwan; Sabandar, Carla Wulandari; Wahyuningrum, Retno; Dwidayati, Ari; Feriadi, Eva; Yunita, Alfiranty; Syahruddin, Muh.
Jurnal Abdi dan Dedikasi kepada Masyarakat Indonesia Vol. 3 No. 1 (2025): NADIKAMI: Januari 2025
Publisher : POLITEKNIK BINA HUSADA KENDARI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan obat yang tidak rasional merupakan salah satu masalah dalam dunia kesehatan yang terus menerus meningkat setiap tahunnya. Penggunaan obat yang tidak rasional tidak hanya akan mengakibatkan permasalahan kesehatan bagi individu pengguna tetapi juga permasalahan ekonomi. Banyaknya masalah dalam penggunaan obat di masyarakat membuat Ikatan Apoteker Indonesia untuk memprakarsai Gerakan Keluarga Sadar Obat, dimana salah satu programnya adalah DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang) obat dengan baik dan benar. Program ini diharapkan mampu menyentuh hingga ke lapisan masyarakat terkecil, dalam hal ini rumah tangga. Anggota utama rumah tangga yang sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas kesehatan adalah ibu, karena secara tidak langsung seorang ibu juga akan turut mengelola obat di dalam rumah tangganya. Organisasi masyarakat yang biasanya diikuti oleh para ibu khususnya para istri PNS adalah organisasi Dharma Wanita Persatuan (DWP), dimana organisasi ini tidak hanya melindungi dan memberdayakan, tetapi juga turut serta dalam memberikan solusi permasalahan yang dihadapi oleh anggotanya. Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi berupa pemberian materi dan leaflet mengenai DAGUSIBU kepada ibu-ibu anggota DWP Universitas Sembilanbelas November Kolaka guna meningkatkan pemahaman mengenai penggunaan obat yang rasional dan mencegah terjadinya drug related problem.
Edukasi Dagusibu (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang Obat) Golongan Antibiotik di Desa Konaweha, Kecamatan Samaturu, Kabupaten Kolaka Kamaruddin, Harni Sartika; Isnaeni, Isnaeni; Basyaruddin, Muh; Fitri, Andi Fitri; Debi Yustisia, Wa Ode; Firna, Firna; Zaskya Wati, Wa Ode; Adillah, Rifda; Lisdayanti, Nur; Wahyudi, Muh.Diki; Hendrawan, Hendrawan
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 3 (2025): Volume 8 No 3 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i3.18063

Abstract

ABSTRAK Antibiotik merupakan terapi yang memiliki indikasi untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik merupakan golongan obat keras  yang diperoleh harus dengan resep dokter. Namun, saat ini antibiotik mudah didapatkan walaupun tanpa resep dokter. Hal ini menyebabkan penggunaan antibiotik, penyimpanan dan cara buang obat yang tidak tepat. Sehingga masyarakat dapat menjadi resisten terhadap antibiotik. Kegiatan edukasi DAGUSIBU (Dapatkan. Gunakan, Simpan dan Buang) merupakan salah satu cara dalam pengelolaan obat yang baik dan benar. Edukasi ini menjelaskan kepapa masyarakat cara dapatkan, gunakan, simpan dan cara buang obat yang tepat dan benar. Tujuan kegiatan pengabdian ini meningkatkan pengetahuan pada masyarakat Desa Konaweha mengenai cara pengelolaan obat terutama antibiotik. Metode pelaksanaan dalam pengabdian ini dilakukan melalui edukasi ceramah dan diskusi interaktif. Kegiatan edukasi ini telah terlaksana dengan lancar dan baik, hal ini terlihat dari respon serta antusias masyarakat dalam mengikuti edukasi dalam memberi pertanyaan. Dalam hal mendapatkan, menggunakan, menyimpan serta membuang obat yang baik dan benar terutama antibiotik. Sehingga kegiatan edukasi DAGUSIBU perlu diberikan dan rutin dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan tentang DAGUSIBU khususnya antibiotik. Kata Kunci: DAGUSIBU, Antibiotik, Obat, Edukasi  ABSTRACT Antibiotics are a therapy that is indicated for diseases caused by bacteria. Antibiotics are a class of hard drugs that must be obtained with a doctor's prescription. However, nowadays antibiotics are easy to get even without a doctor's prescription. This leads to inappropriate use of antibiotics, storage and disposal of drugs. So people can become resistant to antibiotics. The DAGUSIBU (Get, Use, Save and Dispose) educational activity is one way to manage medicines properly and correctly. This education explains to the public how to obtain, use, store and dispose of medicines correctly and correctly. The aim of this service activity is to increase knowledge among the Konaweha Village community regarding how to manage medicines, especially antibiotics. The implementation method for this service is carried out through educational lectures and interactive discussions. This educational activity was carried out smoothly and well, this can be seen from the response and enthusiasm of the community in participating in the education and asking questions. In terms of obtaining, using, storing and disposing of medicines properly and correctly, especially antibiotics. So DAGUSIBU educational activities need to be provided and carried out routinely to increase knowledge about DAGUSIBU, especially antibiotics. Keywords: DAGUSIBU, Antibotic, Drug, Education
Hubungan Usia, Dosis, dan Cara Minum Obat Amlodipin terhadap Risiko Efek Samping pada penderita Hipertensi: The Correlation between Age, Dosage, and Amlodipin Administration on the Risk of Side Effects on Hypertension Sufferers Kamaruddin, Harni Sartika; Afifa, Nur; Tulak, Grace Tedy; Masdin, Rahmat
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 7 No. 3 (2025): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Amlodipine is an antihypertensive drug that is generally recommended as a first-line therapy option in the treatment of hypertension. Amlodipine therapy as blood pressure control is often reported to cause undesirable effects such as edema, headache, rash, nausea, flushed face, drowsiness, hypotension and dizziness. This study aims to analyze the relationship between age, dose and method of taking amlodipine on the risk of side effects in outpatient hypertension sufferers at one of the hospitals in Kolaka. This research is an observational analytical study using the method Cross sectional. Research sample data was obtained from medical records at the internal medicine outpatient clinic and based on interviews from check. The research subjects who met the research criteria were 86 sufferers. The clinical symptoms experienced were edema, abdominal pain, palpitations, drowsiness, nausea, vomiting, itching, vertigo, insomnia and fatigue. Age, dose and method of drinking did not correlate with complaints of clinical symptoms of side effects in hypertension sufferers [p>0.05]. So it is important to monitor side effects in patients receiving amlodipine therapy Keywords:          hipertensi, amlodipin, side effect   Abstrak Amlodipin merupakan obat antihpertensi yang umumnya direkomendasikan sebagai pilihan terapi lini pertama pada pengobatan hipertensi.Terapi amlodipin sebagai kontrol tekanan darah sering dilaporkan memberikan efek yang tidak diinginkan seperti edema, sakit kepala, ruam, mual, muka memerah, mengantuk, hipotensi dan pusing.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor usia, dosis dan cara minum amlodipin terhadap risiko efek samping pada penderita hipertensi rawat jalan disalah satu rumah sakit di Kolaka.Penelitian merupakan penelitian analitik observasional dengan metode Cross sectional. Data sampel penelitian diperoleh dari rekam medis pada poliklinik rawat jalan penyakit dalam serta wawancara yang didasari from check. Subyek penelitian yang memenuhi kriteria penelitian sejumlah 86 penderita. Keluhan gejala klinis yang dialami yaitu edema, nyeri perut, jantung berdebar, mengantuk, mual, muntah, gatal, vertigo, insomnia dan kelelahan. Usia, dosis dan cara minum tidak berkolerasi terhadap keluhan gejala klinis efek samping pada penderita hipertensi [p>0,05]. Sehingga penting melakukan monitoring efek samping pada pasien yang mendapatkan terapi amlodipin. Kata Kunci:         hipertensi, amlodipin, efek samping
Aktivitas Antioksidan dan Penghambatan Xantin Oksidase Kulit Batang Songi (Dillenia serrata Thunb.): Antioxidant and Xanthine Oxidase Inhibitory Activity of Stem Bark of Songi (Dillenia serrata Thunb.) Sabandar, Carla Wulandari; Jalil, Juriyati; Ahmat, Norizan; Aladdin, Nor-Ashila; Kamaruddin, Harni Sartika; Wahyuningrum, Retno
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) Vol. 6 No. 1 (2020): (March 2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.256 KB) | DOI: 10.22487/j24428744.2020.v6.i1.15008

Abstract

Songi (Dillenia serrata) is a tree endemic to Southeast Sulawesi and its stem bark been used in folk medicine. Nonetheless, only a handful scientific knowledge regarding chemistry and biological activities has been investigated on the plant. The present study aimed to investigate the antioxidant and xanthine oxidase (XO) inhibitory activity of the stem bark of the plant. Methanol extract and organic fractions (petroleum ether, ethyl acetate, and methanol) of the dried powdered stem bark of songi were evaluated for phytochemical screening, total phenolic (TPC), total flavonoid contents (TFC), DPPH, FRAP, and XO in vitro assays. Flavonoids, tannins, terpenoids, steroids, and saponins present in the extract. TPC and TFC in extract were 59.2 mg GAE/g and 23.4 mg QE/g. The contents in organic fractions were in solvent-dependent manner (methanol>ethyl acetate>petroleum ether). Extract and fractions scavenged DPPH radicals (48.2–59.7%) at 100 μg/mL compared to ascorbic acid, trolox, and gallic acid (90.3–93.8%). FRAP values varied from 0.8–3.4 μg/μg equivalent trolox amount (quercetin and gallic acid were 25.7 dan 32.4 μg/μg, respectively). They also inhibited xanthine oxidase (15.3–50.3%) at 100 μg/mL (allopurinol, 98.2%). The study concluded the potential of methanol extract and organic fraction of the stem bark of songi, thus highlighted the prospect of songi to be used in herbal and drugs development from nature.
Kajian Profil Senyawa Fitokimia, Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 80% Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Yuniar, Rita; Sabandar, Carla Wulandari; Feriadi, Eva; Kamaruddin, Harni Sartika; Yunita, Alfiranty; Wahyuningrum, Retno; Agusriyadin, Agusriyadin; Azis, Muhammad Israwan; Dwidayati, Ari
SAINTIFIK Vol 11 No 2 (2025): Saintifik: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/saintifik.v11i2.601

Abstract

Salah satu tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat Bombana sebagai obat tradisional adalah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), terutama untuk mengobati penyakit-penyakit yang berkaitan dengan stress oksidatif. Namun, sejauh ini kajian saintifik terhadap tanaman ini masih belum banyak di. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil senyawa fitokimia, aktivitas antioksidan, dan efek toksisitas dari daun A. bilimbi. Pengujian profil fitokimia menggunakan uji pereaksi warna, uji aktivitas antioksidan secara kualitatif menggunakan metode DPPH (dot blot staining) dan secara kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV-Vis, serta pengujian efek toksisitas akut menggunakan metode brine shrimp lethality test (BSLT). Hasil kajian menunjukkan bahwa ekstrak etanol 80% daun A. bilimbi positif mengandung senyawa fitokimia golongan terpenoid, saponin, dan steroid. Ekstrak ini juga menunjukkan aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai SC50 sebesar 15,26 μg/mL. Asam askorbat sebagai kontrol positif memiliki nilai SC50 sebesar 3,9 μg/mL. Ekstrak etanol A. bilimbi tidak beracun (toksik) dengan nilai LC50 sebesar 1144,47 μg/mL, sedangkan kalium dikromat sebagai kontrol positif didapati beracun dengan nilai LC50 sebesar 2,54 μg/mL. Penelitian ini menyimpukan bahwa ekstrak etanol 80% A. bilimbi dapat dikembangkan sebagai sumber antioksidan alami dan juga aman digunakan untuk jangka waktu yang panjang.