Ferre, Godfried San
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Mendesak Peran Aktif Gereja Merawat Ekosistem Laut: Sebuah Pelajaran Penting Dari Masyarakat Marao Biak Ferre, Godfried San; Rumansara, Jois Yohanes
DIEGESIS: Jurnal Teologi Kharismatika Vol 6, No 2: Desember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53547/diegesis.v6i2.443

Abstract

The Marao community in Biak Numfor Regency, Papua, faces severe challenges in managing marine ecosystems. The community's lack of knowledge about marine ecosystem management means that human activities in the sea that violate environmental ethics worsen conditions, threatening marine ecosystems and the quality of the coastal environment. This research examines the church's active role in caring for aquatic ecosystems in Marao village, Biak. A qualitative method with a case study approach was used to analyse the church's active role in protecting the marine environment. The results showed that community-based marine resource management involves active community participation in ecosystem protection. In Marao, the community applies the Sasi tradition to regulate the use of natural resources. This practice consists of prohibiting fishing or using destructive fishing gear for a certain period, allowing the marine ecosystem to recover and fish resources to be sustainable. The church plays an active role in introducing environmental ethics to the community, although it has not yet fully integrated the teachings in its programmes. The application of ethical-theological values influences the perception and responsibility of the Marao community in caring for the marine ecosystem, emphasising that nature is the work of God and thus a moral obligation and calling as believers in the God of man in maintaining the balance of the ecosystem.Keywords: active role of the church; marine ecosystem; marao biak communityAbstrakMasyarakat Marao di Kabupaten Biak Numfor, Papua yang menghadapi tantangan serius dalam mengelola ekosistem laut. Pengetahuan masyarakat yang minim tentang pengelolaan ekosistem laut sehingga aktivitas manusia di laut yang melanggar etika lingkungan memperburuk kondisi, mengancam ekosistem laut dan kualitas lingkungan pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran aktif gereja merawat ekosistem laut di kampung Marao, Biak. Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus digunakan untuk menganalisis peran aktif gereja dalam menjaga lingkungan laut. Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan sumber daya laut berbasis masyarakat melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam melindungi ekosistem. Di Marao, masyarakat menerapkan tradisi Sasi untuk mengatur penggunaan sumber daya alam. Praktik ini melibatkan pelarangan penangkapan ikan atau penggunaan alat tangkap merusak selama periode tertentu, memungkinkan ekosistem laut pulih dan sumber daya ikan berkelanjutan. Gereja menjalankan peran secara aktif dalam mengenalkan etika lingkungan kepada masyarakat, meskipun belum sepenuhnya mengintegrasikan ajaran tersebut dalam programnya. Pengaplikasian nilai etis-teologi memengaruhi persepsi dan tanggung jawab masyarakat Marao dalam merawat ekosistem laut yang menekankan bahwa alam adalah karya Tuhan sehingga menjadi tanggung jawab dan panggilan moral sebagai umat yang beriman kepada Tuhan manusia dalam menjaga keseimbangan ekosistem.Kata Kunci: peran aktif gereja; ekosistem laut; masyarakat marao biak
Kajian Sosio-Teologis Tentang Tradisi Napirem dalam Persekutuan Ibadah di Jemaat GKI Filadelpia Abe Pantai Ferre, Godfried San; Hutapea, Melina
REI MAI: Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 2 (2024): REI MAI: Jurnal Ilmu Teologi dan Pendidikan Kristen
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STAKPN Sentani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69748/jrm.v2i2.207

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menggali urgensi nilai tradisi napirem dalam persekutuan ibadah suku Biak di Jemaat GKI Filadelpia Abe Pantai dari sudut pandang sosio-teologis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dalam rangka mengumpulkan data untuk penelitian ini, peneliti melakukan observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Temuan penelitian bahwa nilai-nilai sosio-teologis ini, tradisi napirem masyarakat Biak memainkan peran penting dalam membangun komunitas yang harmonis, saling mendukung, dan menghormati sesama. Melalui ikatan famili yang kuat, masyarakat Biak membangun fondasi sosial dan rohaniah yang memperkuat persaudaraan dan kesatuan di tengah keragaman kehidupan. Perilaku dan sikap ini mengajarkan nilai-nilai keadilan, rasa hormat, dan pelayanan yang bermanfaat bagi perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Kesimpulan penelitiannya tradisi napirem di Jemaat GKI Filadelpia Abe Pantai telah memahami pentingnya berpartisipasi dalam komunitas peribadatan. Mereka menyadari bahwa melalui ibadah, Tuhan dapat berkomunikasi dengan umat-Nya melalui Firman yang menjadi makanan rohani bagi umat yang percaya dan berbakti kepada Tuhan.
Singing Training According to Notation at the Immanuel Kotaraja Evangelical Camp Congregation Ferre, Godfried San; Layan, Santy; Gobai, Mika; Patasik, Serli
Abdi Masyarakat Vol 6, No 2 (2024): Abdi Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/abdi.v6i2.7528

Abstract

overcome the congregation's limitations in reading musical notation, which often hinders the harmony and beauty of music in worship. This training aims to improve the ability of congregations, worship leaders and musicians to understand and apply musical notation correctly. The methods used include demonstrations and questions and answers, which help the congregation be more active in absorbing the theory and practice of ecclesiastical music. As a result, this training has had a significant positive impact on the quality of music services. The congregation is not only more synchronized in singing praise songs, but also better able to appreciate the spiritual meaning of each song sung. In addition, the ability to read notation opens up opportunities for the congregation to explore more creative and varied arrangements, enriching the worship atmosphere musically and spiritually. In conclusion, this training contributed to improving the quality of church music, strengthening congregational togetherness, and deepening their spiritual experience in worship. This initiative also supports higher education institutions' efforts to implement Tri Dharma, especially in the field of community service.   
Liturgical Training and Youth Fellowship Development in Realising Meaningful Worship Banga, Berthin S; Maahury, Yane R.; Roragabar, Yeni I.; Tolanda, Yofsan; Ferre, Godfried San; Bandong, Yohanes; Lantaka, Okrisye; Hutasoit, Resmi; Gobai, Mika; Hutapea, Melina; Irianto, Irianto; Lesirolo, Tresia F; Limbong, Ayulita
Abdi Masyarakat Vol 7, No 2 (2025): Abdi Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/abdi.v7i2.9667

Abstract

This community engagement program responds to the declining participation of young congregants in meaningful worship at GKI Hermon Hollo Him. The activity aimed to strengthen the role of young liturgists and nurture the spiritual formation of the youth fellowship. Using a structured approach, including needs assessment, contextual material design, lectures, demonstrations, guided practice, and reflective discussions, the program equipped participants with theological insight and practical liturgical skills. Evaluation was conducted through questionnaires to measure comprehension and responses toward the training. The results show a marked improvement: most participants gained a deeper understanding of liturgy as a transformative encounter with God and demonstrated increased confidence in leading worship. The program successfully integrated theological learning and liturgical practice, enabling young members to serve with greater awareness, competence, and spiritual maturity. In conclusion, the activity effectively empowered youth as active agents in realizing meaningful and life-giving worship within the congregation.