Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Usia 35 - 54 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Lokbengkuang Kabupaten Aceh Selatan Lizam, T Cut; Julissasman, Julissasman; Heriyandi, Heriyandi
Indonesian Research Journal on Education Vol. 4 No. 3 (2024): irje 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v4i3.976

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu masalah kesehatan penting di seluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi dan terus meningkat dan hipertensi mengakibatkan kematian dengan jumlah 9,4 juta setiap tahunnya. Hipertensi merupakan kesatuan penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor risiko yaitu genetik, umur, suku/etnik, perkotaan/ pedesaan, geografis, jenis kelamin, diet, obesitas, stress, gaya hidup, dan penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Dalam penelitian ini akan dilakukan untuk pasien yang memiliki usia antara 35 tahun sampai dengan 54 tahun dan bagaimana faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Hipertensi pada pasien dengan usia 35 - 54 tahun tersebut dilihat dari tiga keadaan seperti riwayat keluarga, kebiasaan merokok dan juga aktifitas fisik dari pasien,sehingga dapat disimpulkan hipertensi bisa disebabkan oleh riwayat keluarga, kebiasaan merokok dan juga aktifitas fisik untuk usia tersebut dengan menggunakan teknik analisa data univariate dan teknik analisa data bivariate. Dari hasil yang didapat terbukti bahwa tiga factor riwayat keluarga, kebiasaan merokok dan kebiasaan aktifitas fisik besar hubungannnya dengan kejadian hipertensi yang diderita oleh pasien pada banyak kejadian dan kasus.
Edukasi Pentingnya Self Management Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Samadua Kabupaten Aceh Selatan Sasmita, Yenni; Fathimi, Fathimi; Devi, Desriati; Lizam, T Cut; Yasni, Hilma
JURNAL PENGABDIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (JP3L) Vol 1 No 2 (2024): JURNAL PENGABDIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (JP3L): Volume 1 Nomor 2,
Publisher : LEMBAGA KAJIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (LKPPL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62671/jp3l.v1i2.28

Abstract

Kegiatan Pengabdian ini dilatar belakangi oleh tingginya angka penderita diabetes mellitus di kabupaten Aceh selatan khususnya di wilayah kerja Puskesmas Samadua. Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit yang perlu mendapatkan perhatian. Penyakit diabetes melitus tidak dapat disembuhkan, namun dapat dijaga dengan mengontrol kadar gula darah untuk mencegah komplikasi yang terjadi. Komplikasi tersebut dapat diminimalisir jika penderita memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup mengenai self management diabetes mellitus. Self management diabetes mellitus dalam hal ini meliputi Menejemen glukosa, Kontrol diet, aktivitas fisik, dan perawatan kesehatan. Apabila Self management Diabetes Melitus baik, maka komplikasi dari diabetes mellitus dapat dihindari, masyarakat dapat hidup lebih sehat dan produktif. Namun apabila Self management tidak tidak baik, maka menyebabkan gangguan pada berbagai sistem tubuh manusia bahkan menyebabkan kematian. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung pada pasien diabetes mellitus.
Pendampingan Kader Posyandu Lansia Dalam Penanganan Gizi Pada Masa Pandemi di Wilayah Kerja Puskesmas Samadua Heriyandi, Heriyandi; Yasni, Hilma; Lizam, T Cut
JURNAL PENGABDIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (JP3L) Vol 1 No 2 (2024): JURNAL PENGABDIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (JP3L): Volume 1 Nomor 2,
Publisher : LEMBAGA KAJIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN (LKPPL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62671/qz8jcj62

Abstract

Gizi sangat dibutuhkan bagi usia lanjut untuk mempertahankan kualitas hidupnya. Bagi lanjut usia yang mengalami gangguan gizi diperlukan untuk penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi komplikasi pada penyakit yang dideritanya.Gizi merupakan unsur penting bagi kesehatan tubuh dan gizi yang baik (Darmojo, 2011). Pemenuhan gizi pada usia lanjut sangat penting.Pada usia lanjut menunjukkan bahwaa supan energi pada usia lanjut sangat mempengaruhi ketahanan tubuh. Apabila seseorang berhasil mencapai usia lanjut, maka salah satu upaya utama adalah mempertahankan atau membawa status gizi yang bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas hidup yang bersangkutan lebih baik. Metode yang dilakukan berupa pemberian pretest, pemaparan materi dan post-test. Analisis nilai antara pretest dan post-test terdapat perbedaan signifikan (p<0,05). Kesimpulan kegiatan ini bahwa edukasi meningkatkan pengetahuan kader lansia tentang gizi.
Prevalensi dan Determinan Kejadian Penyakit Tidak Menular di Laboratorium Patologi Klinik RSUD dr. Zainoel Abidin Jumadewi, Asri; Lizam, T Cut; Fathimi, Fathimi
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3325

Abstract

Penyakit Tidak Menular (PTM) masih menjadi masalah triple burden of diseases dan sebagai the silent killer bagi penderitanya karena, sering ditemukan sudah dalam tahap lanjut dan berakhir dengan kecacatan atau kematian. Kejadian PTM diantaranya adalah penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, ginjal dan hipertensi. Selain disebabkan oleh faktor genetik, juga terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan determinan kejadian PTM di laboratorium kesehatan RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Metode penelitian dengan desain Cross-sectional, menggunakan uji korelasi chi square dan uji statistik regresi logistik berganda. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien PTM dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang yang diambil secara teknik accidental sampling. Sampel dengan kriteria inklusi adalah, pasien yang berkunjung dan memeriksakan diri di laboratorium patologi klinik RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, bersedia menjadi responden dan menderita PTM. Pengumpulan data melalui wawancara secara langsung dengan menggunakan instrumen kuesioner dan data tambahan berupa data sekunder rekam medis. Prevalensi PTM paling tinggi adalah neoplasma ganas (12,6%), penyakit kardiovaskuler (10,3%), penyakit ginjal (8,7%), stroke (6,4%), diabetes mellitus (5,9%) dan hipertensi (3%). Determinan PTM dipengaruhi oleh obesitas 67,7%, aktivitas fisik kategori ringan sebanyak 65,6%, bukan perokok sebanyak 60,4%, riwayat keluarga (63,5%) dan sebanyak 76% mengalami PTM. Penyebab PTM berdasarkan korelasi chi square adalah obesitas dan riwayat keluarga dengan nilai p-value < 0,05. Variabel yang paling dominan memiliki pengaruh paling besar terhadap kejadian PTM adalah obesitas karena memiliki nilai koefisien regresi (B) paling besar yaitu 22,139 dengan nilai Exp B sebesar 41,639. Hal ini menyimpulkan bahwa pasien yang mengalami obesitas akan mengalami kejadian PTM sekitar 42 kali dibandingkan pasien PTM yang berbadan normal. Saran penelitian ini dapat dilanjutkan dengan melakukan perbandingan dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang diperoleh pasien PTM.Kata Kunci: Determinan, Prevalensi, PTM, LaboratoriumNon-Communicable Diseases (NCDs) are still a triple burden of diseases problem and are the silent killer for sufferers because they are often found to be in an advanced stage and end in disability or death. PTM incidents include heart disease, stroke, cancer, diabetes, kidney disease and hypertension. Apart from being caused by genetic factors, it also occurs due to an unhealthy lifestyle. This study aims to determine the prevalence and determinants of NCDs in the health laboratory of RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. The research method is a cross-sectional design, using the chi square correlation test and multiple logistic regression statistical tests. The population of this study was all PTM patients with a total sample of 96 people taken using accidental sampling technique. Samples with inclusion criteria were patients who visited and examined themselves at the clinical pathology laboratory at RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, willing to be a respondent and suffering from PTM. Data were collected through direct interviews using questionnaire instruments and additional data in the form of secondary medical record data. The highest prevalence of NCDs is malignant neoplasms (12.6%), cardiovascular disease (10.3%), kidney disease (8.7%), stroke (6.4%), diabetes mellitus (5.9%) and hypertension. (3%). The determinants of NCDs were influenced by obesity at 67.7%, light physical activity at 65.6%, non-smokers at 60.4%, family history (63.5%) and as many as 76% experienced NCDs. The causes of PTM based on chi square correlation are obesity and family history with a p-value <0.05. The most dominant variable that has the greatest influence on the incidence of PTM is obesity because it has the largest regression coefficient (B) value, namely 22.139 with an Exp B value of 41.639. This concludes that patients who are obese will experience PTM events around 42 times compared to PTM patients who are normal body. This research suggestion can be continued by making a comparison with the results of laboratory examinations obtained by PTM patients.Keywords: Determinants, Prevalence, PTM, Laboratory