Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Wanita Sehat Terhindar Dari Kanker Serviks Reproduksi Sehat Dengan Melakukan Pemeriksaan IVA Test Secara Rutin Sidabukke, Ida Ria Royentina; Darwita Juniwati Barus
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 4 No. 2 (2023): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker serviks merupakan jenis kanker kedua yang paling banyak terjadi di Indonesia yakni sebanyak 32.469 kasus atau 9,3% dari total kasus kanker. Fakta ini mendorong masyarakat, khususnya wanita, untuk mengenali penyakit ini lebih dalam agar lebih waspada. Kanker payudara memiliki jumlah kasus baru tertinggi di Indonesia sebesar 65.858 kasus atau 16,6 % dari total 396.914 kasus kanker. Kanker serviks ( leher rahim) menempati urutan kedua dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus kanker (Kementerian Kesehatan, R.I., 2022). Deteksi dini kanker leher Rahim dan payudara memiliki empat kategori hasil, yaitu IVA Positif, Benjolan, Curiga Kanker Leher Rahim, dan Curiga Kanker Payudara. Masalahnya, vaksin untuk melindungi diri kita dari virus HPV penyebab kanker serviks itu harganya mahal, sehingga tidak terjangkau semua lapisan masyarakat. Untuk itu, pemeriksaan kesehatan dengan tes IVA (Inspeksi Visual Dengan Aplikasi Asam Asetat) perlu dilakukan secara rutin sebagai deteksi dini kanker serviks. Layanan Pengabdian Masyarakat merupakan cara untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kanker serviks dan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan IVA Test sebagai skrining. Metode yang digunakan untuk mewujudkan tujuan adalah dengan mengkaji tindak partisipatif antara lain melalui Forum Group Discusion (FGD) antara Universitas Sari Mutiara Indonesia, Klinik Rawat Inap Pratama Mars dan Mitra. Setelah dilakukan skrinning dari jumlah 41 orang yang dilakukan skrinning terdapat 40 orang yang masuk dalam klasifikasi pemeriksaan. Dan 4 orang lainnya tidak masuk dalam klasifikasi pemeriksaan dikarenakan sedang haid. Setelah dilakukan skrinning maka 40 orang yang masuk dalam klasifikasi pemeriksaan IVA Test. Hasil pemeriksaan dari seluruh peserta normal tidak ditemukan adanya perubahan warna. Pemeriksaan IVA test setiap enam (6) bulan atau pemeriksaan Papsmear setiap tahun.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TUMBUHAN SIRIH CINA (Peperomia pellucida L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococus aureus Marbun, Eva Diansari; Darwita Juniwati Barus; Rosina Sitohang
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 1 No. 1 (2019): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit infeksi masih merupakan jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di negara berkembang, termasuk Indonesia.Kemampuan yang dimiliki oleh tanaman sirih cina (Peperomia pellucida L. Kunth) dalam menghambat bakteri tersebut disebabkan karena tanaman ini mengandung senyawa-senyawa kimia yang berfungsi sebagai antibakteri. Tumbuhan sirih cina dapat menghambat pertumbuhan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus . Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Pengujian Aktivitas Antibakteri dilkukan dengan metode difusi agar dengan teknik pencadang kertas. Ekstrak Tumbuhan sirih cina diperoleh dengan cara maserasi. Konsentrasi larutan uji yang digunakan kontrol negatif (DMSO 10%), kontrol positif Kloramfenikol, dan bakteri uji Staphylococcus aureus. Hasil karakterisasi serbuk simplisia Tumbuhan sirih cina menunjukkan kadar air 28,38%, kadar sari larut dalam air 34,3%, kadar sari larut dalam etanol 11,22%, kadar abu total 13,16%, dan kadar abu tidak larut asam 5,52%. Hasil skrining menunjukkan adanya senyawa alkaloid, flavonoid, tanin dan steroid/triterpenoid. Hasil pengujian aktivitas antibakteri yang diperoleh pada bakteri Staphlococcus aureus yaitu 16,6 mm, 17,11 mm dan 17,61 mm , serta untuk kontrol positif diperoleh 18,54 mm. Ekstrak Tumbuhan sirih cina dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus , karna disekitar kertas cakram terdapat zona bening yang menandakan tidak adanya pertumbuhan bakteri.
FORMULASI SEDIAAN SHAMPO ANTIKETOMBE EKSTRAK ETANOL DAUN KETEPENG CINA (Cassia alata L.) DAN UJI AKTIVITASNYA TERHADAP JAMUR (Pityrosporum ovale) Taruli Rohana Sinaga*; Evawani Martalena Silitonga; Darwita Juniwati Barus
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 2 No. 1 (2020): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Shampo merupakan bahan pembersih yang sesuai untuk mencuci rambut, menghilangkan kotoran dari rambut dan kulit kepala, membuat rambut mudah ditata dan tampak sehat, dikemas dalam bentuk sediaan yan nyaman untuk digunakan. Daun ketepeng cina (Cassia alata L.) adalah satu tanaman yang dapat digunakan untuk menghilangkan ketombe. Ekstrak etanol ketepeng cina diformulasikan dengan konsentrasi 5%, 7% dan 9%. Tujuan Untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol daun ketepeng cina (Cassia alata L.) terhadap jamur Pityrosporum ovale , untuk mengetahui apakah daun ketepeng cina (Cassia alata L.) dapat diformulasikan menjadi shampo dan memiliki aktivitas terhadap jamur Pityrosporum ovale. Jenis penelitian eksperimental. prosedur kerja terdiri dari persiapan bahan dan cara pembuatan shampo; evaluasi sediaan shampo berupa homogenitas, pH, organoleptik, tinggi busa, viskositas, iritasi; dan aktivitas terhadap jamur. Hasil yang diperoleh kemudian diuji statistik dengan metode ANOVA tipe one way. Hasil penelitian menunjukkan evaluasi sediaan untuk uji homogenitas keempat sediaan shampo yaitu homogen; uji pH rata-rata yang paling tinggi terdapat pada F0 7,33. uji organoleptis F0 berwarna bening kental, F1,F2 dan F3 bewarna coklat kehitaman, tinggi busa tertinggi terdapat pada F2 7,5 cm, viskositas tertinggi pada F3 2820 cPs, uji iritasi dari keempat formula tidak terjadi iritasi. Untuk uji aktivitas antijamur ekstrak diperoleh nilai rata-rata control positif 11 mm, konsentrasi 5% (17 mm), 7% (23,3 mm) dan 9% (11,6 mm). untuk aktivitas antijamur shampo diperoleh nilai rata-rata control positif 17 mm, F0 tidak ada zona hambat, F1 11 mm, F2 11,66 mm dan F3 13 mm. Dari penelitian diperoleh ekstrak etanol daun ketepeng cina dapat diformulasikan sebagai sediaan shampo yang memenuhi syarat uji mutu shampo dan memiliki aktivitas terhadap jamur Pityrosporum ovale.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PORANG (Amorphophallus oncophyllus Prain.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN BAKTERI Salmonella typhi Marpaung, Jon Kenedy; Suharyanisa; Darwita Juniwati Barus; Putri
JURNAL TEKNOLOGI KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS) Vol. 3 No. 2 (2021): JURNAL TEKNOLOGI, KESEHATAN DAN ILMU SOSIAL (TEKESNOS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Escherichia coli and Salmonella typhi are included in the pathogenic bacteria. These bacteria can cause infectious diarrheal diseases. Porang (Amorphophallus oncophyllus Prain.) leaves contain antibacterial compounds that are effective against bacterial growth. This study aims to determine the antibacterial activity of Porang leaf extract against Escherichia coli and Salmonella typhi bacteria and to determine the difference in antibacterial activity with the use of various concentrations of extracts on bacterial growth. Porang leaf extract was obtained by maceration method using 96% solvent. This test used the paper disc agar diffusion method with concentrations of 10%, 15%, 20%, and 25% against Escherichia coli and Salmonella typhi bacteria, positive control used chloramphenicol, and negative control DMSO, then tested using statistics using the ANOVA method. The results of the study on Escherichia coli bacteria obtained that the concentration and diameter of the inhibition zone with an average of three repetitions were 10% (9.41mm), 15% (11.4 mm), 20% (12.4 mm), 25% (13 .3 mm) and for Salmonella typhi, 10% (12.8 mm), 15% (13.6 mm), 20% (15.5 mm), and 20% (17.5 mm). In the positive control of chloramphenicol, the diameter of the inhibition zone was obtained with an average of three repetitions for each bacterium, namely Escherichia coli (27.5 mm) and Salmonella typhi (29.4 mm) while the DMSO negative control did not show any inhibition. The conclusion of this study showed that Porang leaf extract had activity against Escherichia coli and Salmonella typhi bacteria with strong criteria, seen from the increase in the concentration of the test solution had an increase in the diameter of the growth inhibition zone on bacteria,